Chap 5

250 29 2
                                    


Chapter 5

Sehun POV.

"Great! Sekarang kau membuatku terlihat seperti jalang selingkuhanmu." Aku berusaha tak menampakkan raut marahku di tempat umum.

"Sehun maafkan aku." Ia menarik sebuah tisu dan berjalan ke arahku. Kai berjongkok di depanku untuk mengelap wajahku dengan tisu yang dibawanya.

"Kau dan wanita tadi memiliki kolaborasi yang bagus dalam menghancurkan suasana hati seseorang. Congratulation." Aku mengusap lehernya seduktif lalu berdiri dan tersenyum sambil meraih tongkat jalanku.

Aku berjalan pelan, orang-orang sedang memperhatikan kami. Aku tersenyum pada mereka yang tak sengaja bertemu pandang denganku seolah-olah tidak ada hal berarti yang terjadi. Pakaian dan rambutku basah. Aroma wine tersebar kala aku berjalan. Untung saja gaun ini berwarna gelap, jika saja berwarna terang mungkin akan terlihat jelas.

Bisikan-bisikan sinis itu mengiringi langkahku. Sekali lagi, aku belajar hal baru dari manusia. Manusia terkenal bodoh dalam menghadapi suatu perkara, mereka hanya akan melihat dari satu sisi dan bukan dari sisi lainnya. Dengan kata lain, mereka sangat mudah dihasut dan dibisiki omong kosong. Mahluk rendah yang sok sempurna.

Aku mendengar langkah seseorang yang berlari mengerjarku. Siapa lagi jika bukan Kai. Sial, nafsu makanku hilang begitu saja karena kejadian tadi. Dadaku naik-turun menahan amarah. Kutarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan.

"Sehun aku tak tau harus memulai dari mana, aku sunggguh minta maaf. Hal ini pas-"

"Kita bicara di mobil." Aku berjalan lurus tanpa senyuman basa-basi yang dari tadi aku tunjukan kepadanya. Jika saja pembunuhan di dunia manusia dilegalkan aku pasti sudah melakukannya pada mereka berdua dalam restoran tadi.

Kai membukakan pintu mobil untukku. Aku meraih knop pintu mobil dan menutupnya dengan bantingan keras. Kai pasti tau seberapa marahnya aku.

"Sehun." Entah mengapa sejak kejadian barusan aku semakin muak dengan Kai. Jangankan melihat wajahnya, mendengar suaranya saja membuatku ingin menghancurkan sesuatu. Hebat sekalikan dia.

"Aku sungguh minta maaf akan kejadian tadi. Tak pernah terpikirkan olehku ia akan melakukan hal itu kepadamu. Aku merasa seperti bajingan. Kau tak tau apapun tentang hal ini dan harus ikut terseret ke dalamnya. Aku pikir maaf tak akan menyembuhkan lukamu." Kai mengatakannya sambil memandang ke arahku. Kutatap balik manik coklat Kai. Kebencianku rasanya mengumpul di tenggorokan tinggal menunggu untuk kumuntahkan.

"Pertama, kau memang bajingan. Kedua, wanita itu adalah jalang. Ketiga, aku sangat membenci kalian berdua. Dan keempat, kalian berdua terlihat cocok. Si bajingan dan si jalang." Aku menunjukkan amarahku dengan kalimat-kalimat buruk ini. Kalimatku meluncur lancar dengan nada yang halus.

"Aku menyadarinya Sehun. Sungguh aku sedang mencoba memperbaiki hubungan kita tetapi kejadian tadi membuat ini semakin rumit."

"Tidak ada yang perlu diperbaiki. Jadilah seperti dirimu sebelum kau mengenalku. Dan aku akan menyesuaikan diri dengan keadaan yang kau tentukan."

"Jika aku menjadi diriku yang dulu, kau akan membenciku."

"Tak perlu takut akan hal itu karena aku sudah melakukannya." Perkataan orang yang terbawa emosi pasti tak akan baik didengar bukan?

"Aku pikir minta maaf tak akan mengubah apapun." Kai tersenyum kecut.

"Kau meminta maaf berkali-kali Kai. Dan aku lelah akan hal itu. Jangan meminta maaf lagi, lakukan hal yang menurutmu benar."

Sea DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang