Chapter 6

296 28 5
                                    

Chapter 6

Sehun POV.

Aku kehabisan kata-kata untuk mendiskripsikan manusia. Mereka memang pintar dan sangat inovatif, tetapi mereka memiliki jutaan sifat buruk yang menempel lekat di seluruhu permukaan tubuh mereka. Entahlah mengapa tiap aku memulai berbicara tentang manusia, pasti hanya kata-kata buruk yang muncul. Aku tidak peduli.

Tok.. tok..

"Masuklah Brenda." Firasatku mengatakan bahwa itu Brenda. Paling tidak aku bisa mempercayai manusia satu ini.

"Nona Sehun, tuan Kai meminta anda untuk menemuinya di ruang keja." Mau apa lagi si bajingan hidup itu.

"Ada apa?"

"Saya tidak paham nona." Aku memutar mataku.

"Katakan padanya aku tidak akan datang jika tujuannya tidak jelas begini." Brenda hanya mengangguk dan keluar kamar. Aku tau pasti ia merasa hubunganku dan Kai semakin menjauh. Memikirkan si keparat itu hanya membuat stresku bertambah. Bahkan mendengar atau melihat keberadaannya di rumah ini saja mampu membuat suasana hatiku buruk tiba-tiba. Hebat sekalikan ciptaan tuhan ini?

"Sehun?" Dan suara yang kubenci akhirnya terdengar. Aku malas memberinya jawaban, aku masih sibuk dengan laptopku sambil bersandar di kepala ranjang.

"Kita harus membicarakan tentang terapi kakimu."

"Jika boleh aku ingatkan, aku bukan manusia dan kondisiku terbilang lebih kuat dari mahluk seperti kalian." Aku masih memfokuskan pandanganku pada layar laptop.

"Apa kau baru saja menolak tawaranku?"

"Aku yakin kau tidak terlalu bodoh untuk mengerti arti kalimatku." Aku memasang senyuman mengejek dibibirku.

"Jika kau tidak mau, katakan saja dengan kalimat yang baik. Kau perlu diajari tata krama."

"Aku menggunakan tata krama hanya pada orang yang pantas dihormati."

"Aku sangat benci saat lawan bicaraku tidak menatapku saat sedang berbicara." Suaranya menajam. Dia pikir aku takut?

"Aku tau kita hidup berdampingan, tapi bukan berarti kau bisa mengatur hidupku tuan Kim." Aku mencampur kalimat seriusku dengan tawaan.

"Kau sangat tidak terduga Sehun."

"Keluarlah dari kamarku, aku tidak setuju dengan idemu. Aku akan sembuh segera." Aku menutup laptopku dan meraih ponselku di atas meja.

"Jika kau tidak bersikap baik kepadaku, aku juga tidak akan bersikap baik padamu."

"Lakukan semua yang kau inginkan dan jangan ganggu aku." Aku tersenyum pada akhir kalimatku. Akhir-akhir ini kita lebih sering berargumen. Ia sudah tak pernah menunjukkan basa-basinya untuk memperbaiki hubungan kami. Dan begitu juga aku.

"Turunlah, kita makan malam bersama." Ia menutup pintu kamarku pelan. Makan malam adalah momen dimana aku harus menahan semua rasa muakku demi mendapat makanan. Dan aku melakukannya setiap hari.

.

.

.

.

.

.

Author POV.

Makan malam berjalan seperti biasa. Sehun dan Kai tidak berargumen tentang apapun. Keduanya hanya diam dan menyantap makanan masing-masing. Bukan hanya Sehun dan Kai yang duduk di meja makan, tapi Brenda juga. Rick tidak tinggal bersama mereka, ia akan bekerja hingga pukul 6 sore. Brenda sebagai orang yang sangat mengenal Kai, ia tau ada yang salah dari hubungan Kai dan Sehun. Tapi ia sadar dimana posisinya, ia tidak ingin ikut campur masalah mereka.

Sea DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang