Chapter 4

354 28 4
                                    

Chapter 4.

Sehun POV.

"Kaii.. Aku harus ke toilet." Kai menghentikan kegiatannya. Ia menatapku sambil tersenyum. Kemudian ia menggendongku ke toilet dalam kamar. Aku sebenarnya masih bingung, mengapa ia menggendongku? Aku bisa jalan sendiri. Entahlah, aku hanya memeluk punggung lebar Kai dari depan tanpa mengatakan apapun.

"Aku akan keluar, panggil aku jika sudah selesai." Kai kembali tersenyum, aku merasa sangat canggung, tapi Kai tidak. Ia malah terlihat menikmati semua kegiatan kami. Ia berjalan keluar kamar mandi.

Aku memandang penampilanku dari cermin wastafel. Pakaianku berantakan dan ada bercak keunguan disekitar leher dan dadaku. Kupikir Kai menghisap terlalu kuat. Bibirku bahkan berdarah karena ciuman tadi. Sebenarnya aku ingin ke toilet bukan karena ingin buang air kecil atau apa, tapi karena aku merasa ada sesuatu yang licin di area kewanitaanku.

"What the hell?!" Ada lendir yang keluar dari dalamku. Jantungku berdetak kencang. Apa yang terjadi? Aku meraba cairan bening itu. Apa ini?

"Apa aku sakit?" ini sedikit menjijikkan, aku segera mengelapnya dengan tisu toilet. Celana dalamku bahkan basah karena cairan ini. Aku adalah mermaid yang tak pernah sakit-sakitan, anehnya lagi aku merasa tidak sakit dibagian manapun. Cairan itu tiba-tiba keluar begitu saja.

"Ahh.. kenapa ini?" ku pakai kembali celana dalamku setelah membersihkan area kewanitaanku. Kai bilang aku harus memanggilnya saat aku selesai? Berjalan sendiri lebih baik. Aku sidikit tertatih karena tidak bisa bertumpu pada kaki kananku. Asalkan pelan-pelan aku akan baik-baik saja. Kubuka pintu toilet itu dan di atas ranjang aku melihat Kai yang sedang memainkan ponselnya.

"Kau sudah selesai?" Aku melihat tongkat jalanku ada di sebelah ranjang. Kai berjalan menghampiriku, aku yakin dia akan menggendongku lagi.

"Aku tadi bilang untuk memanggilkukan? Bagaimana jika kau jatuh?" Kai mengangkat tubuhku dan memindahkanku ke ranjang. Aku tau dia tau bahwa aku merasa canggung, karena itu dia memilih tersenyum dan duduk di sampingku menyandar pada head bed.

"Kai aku pikir aku sakit." Kai menolehkan kepalanya kepadaku.

"Kakimu sakit lagi?" Ia mengusap kaki kananku yang bergips.

"Tidak bukan itu." Aku masih menimbang-nimbang, haruskah aku bercerita kepadanya? tapi ini sangat memalukan. Aku akan terlihat bodoh jika bercerita tentang itu.

"Lalu apa yang membuatmu sakit?" sepertinya dia berusaha membaca ekspresiku.

"Tidak ada." Aku berkata jujur, memang tidak ada yang membuatku kesakitan.

"Berarti kau tidak sakit." Kai mengusak kepalaku.

"Aku sakit, tapi tidak ada rasanya." Aku menampik tangannya dari kepalaku.

"Lalu bagaimana kau tau bahwa kau sakit?" Kai mencampur nada tanyanya dengan sedikit tawaan.

"Sebenarnya ini sedikit memalukan." Kai menaikkan satu alisnya. Aku tidak tau bagaimana aku harus memulai. Jika aku memilih untuk tidak bercerita, bagaimana jika penyakit ini menyebar dan aku bisa mati? Aku harus bertanya pada Kai, mungkin ia tau aku harus bagaimana.

"Kau tidak perlu malu padaku Sehun."

"Jadi aku merasa aneh." Sungguh ini sangat sulit.

"Karena?"

"Ada sesuatu yang muncul dari.."

"Dari apa?"

"Eemm.."

Sea DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang