Manis, itu hanya satu kata sederhana. Namun, mampu mendefinisikan segala hal dengan sempurna. Apa yang dipikirkan setiap orang ketika mendengar kata manis, lembut, dan kenyal? Otak-otak hampa itu pasti akan bergerilya pada kayalan-kayalan busuk yang mereka simpan. Tapi, bagiku itu adalah sebuah kenikmatan batin yang hakiki.
Aroma feromon yang mirip denganku menguar bersamaan dengan atmosper yang mengitariku, benar-benar membuatku lupa akan segala tuntutan hidup yang begitu rumit. Tubuhnya hangat, putih, dan sedikit montok. Tak ayal membuat tanganku tak ingin berhenti menyentuhnya dengan usapan-usapan lembut yang menyenangkannya.
"Ahahahaha." tawaku menggema, meninggalkan jejak jejak suara bertebaran di udara bersih di kamar Apartmenku. Tawa tertahannya ketika tanganku mengusap area pinggangnya, mengoleskan cairan bening beraroma menyegarkan dan rileks, membuatku semakin jatuh cinta padanya.
Bagi seorang pria sepertiku, memilikinya adalah anugerah, sekaligus kebahagiaan yang tiada tandingannya. Bahkan, tubuh polosnya membuatku tak beralih pada tatapan-tatapan yang ia sematkan juga, di balik iris kecoklatan milikku. Anganku teggelam, tiada berhenti memikirkan masa depan yang begitu bersinar berada di sampingnya.
Aku beranjak sejenak dari ranjangku, mengambil sesuatu dari atas kabinet yag masih bertumpuk dengan barang-barang segar miliknya, meski sudah terhitung dua tiga bulan lamanya. Tapi, benda-benda itu miliknya. Meski nanti ia tak membutuhkannya lagi.
Kembali aku berfokus pada tubuh molek dan sedikit montok yang tergeletak pasrah di sana. Membungkus bagian tubuhnya dengan benda yang tadi sempat kuambil, dan menambahkan sedikit pemanis tambahan pada lehernya.
Kini, tanganku sudah selesai mengelilingi bagian tubuh lembutnya. Kuusap wajahnya perlahan dan mengangkatnya tinggi-tinggi, ”Anak Papa udah wangi, sekarang kita jemput mama.”
--
Bayi kecil itu hanya tertawa, merasakan usapan dan gelitikan sang ayah pada tubuhnya. Acara mandi setiap sore pasti disertai dengan tawa dan juga kegilaan pria itu untuk menghibur putrinya. Ketika sang ibu harus sudah mulai bekerja pasca melahirkan, sang Ayah yang bisa bekerja dari balik pintu Apartmentlah yang bertugas memandikan sang anak.
-TAMAT-
≠≠
Cerita ini ditulis oleh: amarime22, ibu-ibu syariah berpemikiran nauzubillah🤐
Kalian boleh mengutarakan kesan dari setiap cerita yang ada di sini, jangan diam, ntar nggak klimaks😌
Btw, yang mau baca cerita laknat, humu, keparat, dan bangzat, bisa mampir di work dia😂
Jangan lupa kritik dan sarannya. Dan di sini juga diizinkan mengumpat, mengumpatlqh sesuai porsinya, jangan berlebihan; takut dilempar orang.
Bagi yang mau kirim ceritanya juga supaya di-post juga di ”Olahraga Cinta” boleh tanya-tanya ke gua.
Oke, sekian.
Arii Trias, yang pas update lagi kelaparan🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
Olahraga Cinta [KOMEDI MINI]
Short StoryPERINGKAT: 🏅1 - lembut 🏅1 - bohong 🏅1 - universal 🏅1 - jorok 🏅1 - sugesti 🏅1 - ngehe 🏅1 - bayangan 🏅2 - kotor 🏅3 - suka-suka 🏅3 - bayangan 🏅4 - senyum Suka-suka kalian nyebutnya apa, yang jelas ini KOMEDI dari teman-teman author yang ikut...