Suatu pagi di sebuah kelas ...
"Yusuf, Adi." panggil Santoso secara tegas, memerintah. "Baringkan dia!"
"Eh, eh. Gue mau diapain ini?" Mustopa kalap kebingungan, meronta-ronta karena dibaringkan secara paksa.
"Udeh, jangan banyak bacot!" sentak Santoso, "Terima aje nih hukuman. Lip, pegangin kaki kirinya. Usman, kaki kanan."
Lip dan Usman maju lebih dekat, langsung melaksanakan perintah Santoso. Sementara Mustopa semakin meronta mencoba melepaskan diri.
"Oke, angkat."
Lip dan Usman pun mengangkat kedua kaki Mustopa. "Hahahaha ... rasakan kekuatan Santoso yang ganteng ini!!!" seru Santoso keras, mengarahkan kakinya pada selangkangan Mustopa. "Hyyaaaahhhh!!!"
"Anjir! Ahh, ahahhah ... ah ah ah ..." Mustopa menggeliat sambil ketawa, "Woii, stop woiii ... Ahaha ahha ... Apa, titid gue itu ... titid gue ..." Mustopa terus memberontak, mencoba menyentak kakinya, tapi dia mengeluh. "Saya, hahaha ... Hah hah hah, kok ... enak ... sihh! Hahaha ... Anying kalian ...."
"Oke, cukup, selesai." kata Santoso sembari menghentikan aktivitasnya, "Itulah akibatnya kalo lo pelit bagi link." menyeringai menang. "Yuk, cabut!"
Santoso dan kawan-kawan berjalan keluar kelas dengan dada membusung super sombong, mengabaikan pandangan-pandangan dari teman kelasnya yang lain, masih ada yang belum berhenti tertawa.
"Mereka tadi ngapain?" tanya shania menoleh ke samping, penasaran, tidak mengerti dengan apa yang tadi dia lihat.
"Ntahlah, mau nyobain?" jawab Vira, bingung juga karena tidak tau. Emang sok polos ini para cewek kelas.
"Boleh deh. Penasaran aku." Shania mengiyakan, rasa begonya udah kalah sama rasa penasaran.
Vira mendekatkan kepalanya pada Shania, berbisik. "Yaudah, di rumah aku aja, soalnya di sini sudah, kita pake rok."
Shania mengacungkan jempol, mantap. "Oke, sip!"
***
Menjelang sore di rumah Vira ...
"Udah siap?" tanya Vira memastikan. Kakinya, sudah siap di posisi mantap, tapat di selangkangan Shania, dan tangannya digunakan untuk memegang kedua pergelangan kaki milik Shania.
"Udah, mulai." jawab Shania, kepalanya menunduk sambil tiduran, memperhatikan kaki Vira.
Vira kemudian mengencangkan pegangangan pada kedua kaki Shana, memiringkan dan menarik lebar kakinya, kemudian mempraktekkan apa yang tadi di kelas dia lihat. Disentak-sentak.
"Aduh, pelan-pelan dong, Vit." Shania mengeluh, protes.
Vita nyengir, "Hehe, sori, terlalu semangat tadi. Kita ulang ya,"
Shania mengangguk.
"Ak, Ahhh ..." Shania tiba-tiba melengking, Vita bingung tapi melanjutkan. "Hak, ahhh ... ahhh ... shhhh ... ahhh,"
"Eh, eh. Shan, lu gak papa?" tanya Vira gelagapan dan langsung berhenti karena melihat respon Shania.
"Gak mpphh.. phaapphhaa, jangfann ... berhnnthhiii ... phliisss ... ahhhh ..." omong Shania tak jelas, dan Vita cukup mengerti artinya langsung melakukan. "Apa ... enmmpplhhaaakk ... banghet ...."
Shania terus meracau, mukanya memerah, tubuhnya menggeliat.
"Eh eh eh? Lu beneran gak papa Shan?!" Vira yang gelagapan malah mempercepat kakinya.
Berbeda dari Shania yang bukan menjawab, tapi, "Arghhhhh ... ahhh ... ahhh ... trhhuuusss vhirrr ... terusss ahhhhh .... whhhh ... uhhhhh ... shhh ... mphhhh ... ohhhh ... ohhhh ...."
"Ahhhhhhh...." teriakan Shania terakhir kali dibarengi desahan.
"Eh eh eh?" Vira makin gelagapan karena entah merasakan kakinya dialiri hangat dan basah, aktivitasnya pun dihentikannya.
"Eh, ini kenapa?" Alika, yang baru datang sembari membawakan beberapa camilan panik karena mendapati keadaan Shania yang terbujur kaku dan terengah-engah.
"Sumpah, aku gak tau" jawab Vira, mengangkat kedua tangan, menggeleng.
"Emang tadi kalian ngapain?"
"Cuma nyobain yang tadi di kelas," jawab Vira polos.
"Terus?" tanya Alika bingung.
"Eh dia malah keenakan, terus barusan jempol kaki aku basah-basah anget gitu." Vira menunjuk Shania, sewot. "Shania ngompol!"
"Wait," Alika menatap Shania, berfikir, "What?!!!"
-TAMAT-
≠≠
Cerita ini ditulis oleh: ciliyonby thanks bro buat ceritanya😎
Awal gua dikirimin cerita ini, gua itu langsung berasa ngek sama tokoh-tokohnya. Kampret emang, namanya itu lho; Mustopa, Yusuf, Adi, Santoso, Usman🤔 Sangar-sangar bener, kayak mas-mas kuli semua, yang kalo capek bukanya istirahat malah lebih milih ngopi item feat rokok kentek.
Itu kalo ada gitar mungkin mereka bakal nyanyi tuh, ngecengin si Mustopa. "Mustopa Mustopa Ibrahim!!!🎶"
Dan anjainya, apa iya cewek penasaran juga dengan hal sodokan gitu? 😑 Gua nggak kepikiran 😂 sampe pas gua revisi ini cerita juga berasa anjirr, pengen lihat gua cewek beneran peraktek gitu, asik kali ya😅
Oke ... Mampir juga di work dia, ada kumpulan cerita-cerita juga di sana😎 Dan gua mau menegaskan, bahwasanya yang nulis cerita ini adalah cowok😂 Soalnya tadi gua ngiranya dia cewek, dan manusia ini agak protes. Jadi, dia cowok😂
Ah iya, jangan lupa ajak temen-temennya yang lain untuk mampir ke Olahraga Cinta, semoga kalian terpuaskan. Jangan lupa vote, kritik, dan share.
Yang mau ikut ngirim cerita juga bisa chat ke gua. Oke, sekian.
Arii Trias, yang pas update belum mandi😋😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Olahraga Cinta [KOMEDI MINI]
Short StoryPERINGKAT: 🏅1 - lembut 🏅1 - bohong 🏅1 - universal 🏅1 - jorok 🏅1 - sugesti 🏅1 - ngehe 🏅1 - bayangan 🏅2 - kotor 🏅3 - suka-suka 🏅3 - bayangan 🏅4 - senyum Suka-suka kalian nyebutnya apa, yang jelas ini KOMEDI dari teman-teman author yang ikut...