Mas Minhyun kebiasaan deh, Pikir Jennie dalam hati sambil mendudukkan pantatnya di kasur dengan pandangan mata yang tertuju pada layar smartphone miliknya. Sebenarnya tubuhnya sudah sangat lelah karena tadi dia habis mengisi acara pernikahan mewah anak seorang pejabat di Indonesia. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Jennie ingin istirahat. Tapi kemarin Minhyun mengiriminya pesan bahwa dia juga merupakan salah satu kenalan di acara pernikahan itu dan Minhyun ingin mengobrol serius dengan Jennie setelah acara tersebut selesai. Dan Jennie pun menyanggupi hal tersebut.
Mas Minhyun.. Jadi kan?
Pada akhirnya Jennie yang berinisiatif mengirim pesan duluan untuk memastikan. Dan selalu seperti itu. Bahkan dulu saat pertama kali mereka kencan berdua lebih parah daripada ini. Kurang menyebalkan bagaimanasih Minhyun Riady mengirimi Jennie pesan untuk mengajak Jennie pergi berdua dan setelah Jennie menyetujuinya Minhyun tak mengirimi Jennie pesan lagi. Sampai sejam sebelum jadwal mereka janjian pun Minhyun tak mengabari Jennie. Alhasil Jennie yang mengechat Minhyun duluan dan Minhyun membalas bahwa dia sedang on the way.
Dan setelah beberapa waktu mengenal Minhyun, Jennie menyadari bahwa Minhyun Riady akan selalu memegang perkataannya. Dan dia tipikal lelaki yang talk less do more.
Mas Minhyun
Jadi Jen. Saya ini mau kesana
Oke Mas. Saya juga. Sampai ketemu disana :)
Dan jangan harap, emoticon Jennie dan pesan Jennie yang terakhir juga akan dibalas. Karena kenyataannya tidak akan dibalas sama sekali. Dan Jennie pun sudah terbiasa dengan hal itu.
Dengan perasaan gugup, Jennie bangkit dari duduknya. Dia berjalan ke arah cermin untuk mengecek penampilannya sebentar. Kenapa gue jadi gugup sih? Apa karena Mas Minhyun ngajak ngobrol serius? Dia mau ngomongin apa ya? Pikir Jennie dalam hati.
***
" Jen, saya pengen meluruskan beberapa hal sebelum melanjutkan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius." Beritahu Minhyun to the point membuat Jennie yang baru saja duduk di hadapan lelaki itu memandangi Minhyun terkejut bercampur bingung.
Buset dah ini tanpa pembukaan langsung ke inti. Bisa jantungan gue, Pikir Jennie dalam hati.
" M.. maksudnya Mas?" Tanya Jennie tidak paham.
Bukannya langsung menjawab pertanyaan Jennie, Minhyun malah terlihat terdiam memikirkan apa yang akan dirinya katakan. Lelaki itu terlihat menghela nafas panjang sebelum akhirnya memandangi Jennie tepat di bola matanya.
" Saya tahu di umur kamu pasti kamu udah pengen serius dan gak mau gagal lagi seperti hubungan sebelumnya. Saya juga tahu pasti kamu ragu dan takut gagal karena saya sudah menjadi duda. Kamu pasti mikir saya aja udah jadi duda dan gagal di hubungan sebelumnya. Gimana jika saya dengan kamu? Sebenarnya gak salah juga kamu memiliki kekhawatiran seperti itu. Saya juga mengerti kok, Jen." Jelas Minhyun membuat Jennie dalam hati mengiyakan perkataan Minhyun karena sebenarnya pada awalnya Jennie pun berpikir demikian sebelum akhirnya Yeri menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.
" Sebenernya Mas, yang Mas omongin ada benernya. Tapi itu beberapa waktu lalu sebelum Yeri cerita tadi sore." Balas Jennie. Kali ini Minhyun tidak dapat menyembunyikan raut keterkejutannya.
" Saya juga turut berduka Mas." Lanjut Jennie sehingga Minhyun terlihat tersenyum getir.
" Itu memang sudah sangat lama sih Jen. Mamanya Yeri dan Jinyoung alias Irene memang meninggal saat melahirkan Yeri." Cerita Minhyun, " Awalnya saya juga gak mau menikah lagi karena saya segitu sayangnya dengan Irene. Tapi melihat kamu dengan Yeri di acara pernikahan Daniel, kaloboleh jujur rasanya membuat saya hangat." Ungkap Minhyun. Kenyataannya, pengakuan singkat itu nyatanya mampu membuat panas menjalar di pipi Jennie sehingga pipi gadis itu agak sedikit merona. Ya, Jennie salah tingkah. Dan beruntung ini malam hari jadi tidak terlihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Keren feat Minhyun | Jennie
Short StoryBerawal saat Yeri mengenalkan Jennie, bintang layar lebar paling mahal se-Indonesia, pada Papanya.