Distraction 03

8.5K 872 21
                                    

Tatiana memasuki Dresshing Room. Meminta pelayan yang kebetulan ada di sana untuk memanggilkan Julie, pelayan pribadinya.

Mengedarkan pandangan, Tatiana tidak menemukan satu orang pun di sini. Tentu saja, karena satu set pesta dansa yang biasa terdiri dari empat tarian bahkan belum selesai. Belum waktunya para lady untuk membenarkan gaunnya ataupun memulas wajah mereka.

Tidak bisa lagi menahan rasa sesak di dadanya, Tatiana memukul-mukul dada kirinya. Tempat jantungnya berada dan mulai menangis.

Julie yang dengan cepat datang, sangat terkejut atas apa yang terjadi kepada nona mudanya. Ia lalu melirik panik kepada pelayan dari kediaman Wood yang dengan sopan dan pengertian memilih mengundurkan diri untuk memberikan mereka privasi.

"Ada apa Miss? Mengapa kau menangis?"

Tatiana tersedu. Menghamburkan diri ke dalam pelukan Julie yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri.

Tatiana tidak menjawab. Hanya membiarkan bulir air mata turun ke pipinya sementara Julie menepuk pelan punggungnya. Julie mungkin tidak tahu apa yang terjadi, tetapi hal ini pasti ada sangkut pautnya dengan sang Marquess of Riverdale. Miss Tatiana tidak pernah menangis seperti ini kecuali jika itu mengenai pria itu. Dan apapun yang kali ini terjadi di antara keduanya, Julie hanya bisa melihat sang nona dengan kesakitan yang sama.

Lama Julie memeluk Tatiana, hingga rasanya set pertama dansa hampir berakhir. "Apakah Anda sudah lebih baik, Miss?"

Tatiana mengangguk. Menghapus bekas-bekas air mata di pipinya menggunakan sapu tangan miliknya. Wajah dan ujung hidungnya memerah karena sisa tangisan.

"Apakah Anda ingin kita pulang?"

Tatiana menggeleng kuat. Mencengkam keliman gaunnya erat. "Aku harus melakukannya, Julie."

"Apakah Anda yakin?" tanya Julie lagi dengan nada khawatir yang tidak ditutupi.

Tatiana mengangguk mantap. Menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Melakukan hal itu terus menerus sehingga dirinya, atau bahkan hatinya sudah merasa sedikit lebih baik.

Hal itu dibarengi dengan kemunculan Arabela dan Lady Wilona. Mereka terlihat mencari seseorang dan menghela napas lega begitu menemukan Tatiana di salah satu sofa di Dresshing Room.

"Ada apa, Anakku?" Tanya Wilona khawatir. Ia memmbelai pipi Tatiana dengan lembut. Mengamati wajahnya yang masih menyisakkan bekas air mata di sana.

"Apakah kau sakit?"

"Ya, Your Grace. Miss Tatiana memang sedikit tidak enak badan," terang Julie.

"Aku tidak a-"

Suara serak Tatiana berusaha mengelak. Tetapi sang duchess lebih cepat lagi untuk menyela.

"Menginaplah di sini untuk malam ini. Kau tidak akan kuizinkan pulang hingga keadaanmu baik-baik saja," perintah Wilona tegas. Ia lalu memanggil pelayan yang sebelumnya memergoki ketika Tatiana menangis. Menginstruksikan untuk menyiapkan kamar untuk tempat Tatiana beristirahat.

"Apakah kau bisa berjalan?" Tanya Arabela begitu melihat langkah Tatiana yang sedikit limbung ketika berdiri.

"Aku tidak apa-apa. Hanya sedikit lelah," bisiknya. "Jika boleh, aku ingin pul-"

"Tentu saja tidak boleh!" Seru Arabela dan Wilona bersamaan.

"Kau sedang sakit. Dan itu bisa jadi karena Daniel yang bersikap kejam terhadapmu. Menakjubkan sekali bahwa berdekatan dengannya bisa membuat seorang gadis terhormat sakit," gerutu Arabela yang membuat Tatiana tersenyum sedih. Tatiana tahu bahwa Arabela hanya bercanda mengenai hal itu. Namun melihat apa yang terjadi tadi, memang tidak salah jika Daniel lah yang melukai hati Tatiana.

DISTRACTION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang