Distraction 08

7.7K 911 39
                                    

Wajah Daniel terlihat masam ketika siang itu dirinya mengikuti dengan terpaksa ke mana Phineas mengajaknya untuk pergi. Kondisi hatinya sedang tidak baik dan sepertinya begitu pula dengan Phineas. Apalagi setelah santap malam mereka dengan Miss Tatiana Sherington yang berjalan layaknya bencana. Suasana yang seharusnya berjalan dengan hangat seolah menegang dan berjalan layaknya seseorang bisa dihukum mati jika salah mengucapkan sebuah kata. Dan Phineas benar-benar tidak menyukai hal itu.

"Jaga sikapmu untuk kali ini!" tegasnya sebelum dirinya membuka keretanya. Membawanya ke sebuah bangunan klub bernama The Lion. Daniel mengernyit ketika melihat bangunan berwarna abu-abu dengan goresan warna hitam di depannya. Namun tetap menurut dan mengikuti Phineas ketika sang kakak membuka pintu kokoh di depannya dan memperlihatkan pria-pria Inggris yang sedang berbincang dalam kelompok-kelompok kecil.

Sepertinya bangunan ini adalah klub bagi pria Inggris yang ada di Perancis. Ada meja judi di beberapa sudut. Meja kecil biasa dengan beberapa kursi. Hingga meja bar yang mengelilingi seorang bartender dengan wajah Inggris yang tampak berdiri di belakang konter.

Beberapa pria menghisap cerutu dan memunculkan asap pekat yang membuat Daniel mengernyit. Sementara Phineas tetap melenggang seolah dirinya sudah hapal betul seluk beluk ruangan ini.

"Lawson," gumam Phineas yang langsung membuat Daniel tersentak. Dia lalu menatap pria yang sedang menikmati bir dingin di tangannya. Hanya mengerang kesal sebelum gelas bir kembali menyentuh bibirnya.

Mengapa dia ada di sini?

Perkataan rekannya, Samuel Chadwick yang berasumsi bahwa kebutuhan finansial Tatiana disokong oleh Lawson langsung menderu di otaknya. Bisa jadi, Lawson tidaklah bangkrut namun mengikuti Tatiana hingga ke negara ini dan tetap menyokong Tatiana. Jika seperti itu...

Daniel mengepalkan tangannya kesal. Namun pikiran realistisnya kembali membisik di otaknya. Dia masih gadis ketika malam itu terjadi. Kau harus menghapus pikiran gila yang mengatakan bahwa Miss Sherington adalah pemuas Lawson.

"Kau membawanya," gumam Lawson dengan wajah mencebik kesal. Ia menatap Daniel dengan ujung matanya dan tidak memiliki keinginan untuk menyapa Daniel.

"Dia harus bertemu denganmu, kan?" kata Phineas riang. Dia lalu meminta bir yang sama kepada pelayan dan meminta Daniel duduk di sisi lainnya.

"Kau tahu aku tidak akan berhenti membujukmu untuk kembali ke Inggris kan? Ayahku akan kerepotan jika kau benar-benar tinggal selamanya di sini," mulai Phineas.

Lawson mendengkus. "Dan kau juga akan kerepotan kan bocah nakal?"

Phineas mengangguk. Dia tersenyum miring dan terkekeh setelahnya. "Karena ulahmu, ibuku sampai mengirim adikku untuk menyeretku pulang. Bukankah itu sudah melewati batas?"

"Kau yang melewati batasanmu. Kau seharusnya berterima kasih selama ini kepadaku," jawab Lawson dengan kekehan. Sementara Daniel tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya melihat kakaknya terlihat akrab dengan Lawson tua.

"Tetap saja parlemen masih membutuhkan orang sepertimu, Lawson," ujar Phin serius. "Kembalilah sementara aku akan memastikan bahwa dia juga akan kembali ke Inggris."

Lawson mendengkus. "Kau memang tahu kelemahanku, ya?" Lawson menjeda sejenak. Menoleh ke arah Daniel yang masih terdiam dengan telinga yang terpasang penuh. "Kau yakin dia bisa melakukannya?"

Phineas mengangguk sementara Daniel semakin mengernyit. "Mereka sudah bertemu dan hanya perlu sedikit pukulan di kepalanya untuk membuat anak ini berkerja."

Lawson terkekeh. "Kau harus berterima kasih kepadanya karena apa yang dia lakukan selama ini. Berkatnya, hidupmu tampak menyenangkan sementara dia yang bertanggung jawab atas segala hal."

DISTRACTION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang