Capter 2

36 8 0
                                    

"Menjelang magrib hujan tak redah,anak anak kecil berkelahi dengan waktu,demi satu impian yang kerap ganggu hidupnya. Anak anak kecil yang tak sempat nikmati waktu"-iwan fals

"Va.. bangun Alva,sholat yuk" Rigo membangunkan Alva dengan lembut,saat hendak sholat magrib. Tak tega Rigo membangunkan adik kecilnya itu yang nampak kelelahan seusai membantu ayahnya di kebun siang tadi,namun sholat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan,maka mau tidak mau Alva harus dibangunkan.

Keempat bersaudara bebaris rapi di belakang sang imam,tidak lain adalah Soejono ayah mereka. Dan Kartini berbaris paling belakang dari lima laki-laki kesayangnnya itu. Mereka berenam melaksanakan sholat magrib berjama'ah dengan hikmat,lalu melanjutkannya dengan membaca kitab suci al-qur'an.

Keluarga kecil ini memang nampak miskin dari segi ekonomi,tetapi mereka adalah keluarga yang kaya di mata Allah,kaya akan amal ibadah dan kaya akan budi pekerti yang luhur.

Seusai melaksanakan kewajiban, Rigo,Agung,Aditya dan Alva berbaring dikamar, mereka berempat berada dalam satu kamar yang sama, karena rumah mereka yang sangat sederhana hanya memiliki dua kamar saja,dan satunya lagi kamar ayah dan ibu mereka.
Keempatnya berbincang bincang sebelum terlelap dalam tidur ditemani cahaya redup lampu lentera. Di tahun 1994, Belum ada pasokan listrik didesa ini maka cahaya lampu lentera sudah lebih dari cukup.

"Kak, saya bingung nanti mau jadi apa,saya ingin sekolah sampai setinggi mungkin,tapi apa ayah mampu membiayai itu?" Tanya Alva pada kakak kakanya dengan polos

"Tenang aja dek,kalau ayah gak bisa biayai kamu,kakak yang bakalan gantiin ayah,kaka akan biayai sekolah kamu sampai setinggi mungkin!!"  Ucap Rigo dengan amat bijaksana pada adiknya membuat Alva bangkit dan memeluk dirinya.

"Terimakasih kak" Alva menangis haru di pelukan Rigo

"Aku juga kan kak,bukan cuma Alva aja kan?" Aditya yang merengek ingin di perlakukan Rigo sama seperti Alva

"Kalau kamu kakak yang bantu! Asal jangan nakal lagi kaya kemarin yah.. Sini" Sahut Agung pada Aditya tak mau kalah. Sambil merangkul Aditya

"Siap kak,saya dan Alva berjanji tidak akan nakal lagi,kan alva.."
hormat Aditya patuh pada kakaknya.

Alva hanya mengangguk paham pada Aditya.
Keempatnya berpelukan,lalu tidur bersama sama dengan hati yang tentram.

Soejono dan Kartini meneteskan air mata haru,ketika mendengar percakapan buah hati kesayangan mereka.

Pukul 06.00 waktunya sarapan pagi,sarapan yang mewah, mewah dengan kebersamaan yang hangat pada keluarga ini.
Seusai sarapan,Rigo,Agung,Aditya, dan Alva berangkat ke kebun. Berhubung ini hari minggu, waktunya untuk membantu ayahnya menanam ketela.

"Ibu.. berangkat dulu yah" teriak Alva yang berlari mendekati kartini dan mecium punggung tangan sang ibu tercinta, Rigo,Agung dan Aditya pun tak mau kalah,mereka melakukan hal yang sama pada Kartini.

"Pergi dulu yah Bu" pamit Aditya pada Kartini

" iya, hati hati yah.. jagain adik adik kamu Rigo" perintah Kartini pada Rigo

"Siap" Ucap Rigo mengiyakan.

Sesampainya di kebun empat serangkai itu mengahapiri Ayah mereka, yang terlebih dahulu tiba dikebun, dan telah menyiapkan bibit ketela yang akan di tanam, keempatnya berlomba mengambil bibit ketela. Siapa yang paling sedikit menanamnya maka dia dianggap kala. Itulah prinsip mereka dalam melaksanakan tugas apapun. Lomba menanam ketela dimenangkan oleh Rigo, selain tampan, Rigo juga sangat telaten dalam bekerja.. pria idaman bukan😉

Pukul 12.00 waktunya istirahat dan keempatnya pulang kerumah meninggalkan Soejono yang masih membersihkan rumput diladang.

"Ayah,kami pulang duluan yah.." sahut Agung pamit pada sang Ayah yang masih sibuk bekerja

"Iya nak.  Hati hati" balas Soejono menanggapi perkataan Agung

Mereka berempatpun pulang kerumah bersama sama di tengah teriknya panas matahari..

Pipp.. pipp..

Suara klakson berbunyi dari mobil mewah yang lewat dengan kecepatan tinggi,bertanda bahwa mereka harus menepi saat berjalan. Mobil yang sama persis,yang dilihat Rigo saat menghilangnya Alva dan Aditya.

"Kakak.. nanti saya akan membeli mobil yang sama seperti itu suatu saat nanti" ucap Alva berangan angan.

"Aminn.." sahut Rigo,Agung dan Aditya mengaminkan

"Siapa itu,kayaknya sy sering melihat mobil itu menujuh kearah desa kita!" Agung hapal sekali dengan mobil yang lewat tersebut ,tentu saja karena sangat jarang mobil mewah seperti itu melintasi desa mereka.

"Hanya sekedar lewat mungkin" tanggapn Rigo yang tidak terlalu peduli dengan mobil mewah itu..

Author pof

Siapa yah pemilik mobil itu?
Apa dia ada hubungannya dengan tokoh bernama Raisa?

Nantikan capter berikutnya yahh. Jangn lupa vomennya guys😚😚

Secret 1994Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang