Namaku Nazaya Silalahi aku sering di panggil Naya. Aku anak dari keturunan Arab-Indo. Ayahku adalah pahlawanku sekaligus cinta pertamaku. Qwais Rekno itulah nama ayahku, dia seorang Arsitektur yang bekerja keluar masuk negara asing, dan ayahku adalah keturunan Indonesia asli. Ratna Fathihah itulah nama ibuku. Ibuku orang keturunan Arab-indo. Ia sekarang bekerja sebagai ketua di kantor milik kakekku, namun karena ketaatannya kepada ayah, ibu rela berhenti bekerja demi mengurusi putri semata wayangnya.
Pindah sekolah menurutku hal yang membosankan, karena aku harus beradaptasi kembali. Itulah yang aku benci. Namun apalah dayaku yang menjadi anak seorang Arsitek yang kerjanya tidak diam disuatu tempat. Mau tidak mau aku harus mengikuti kemana orang tuaku pergi.
"Sekolah baru lebih seru dari yang dibayangkan, kan sayang?" Raut muka Ummah menjelaskan kebahagiaan yang sangat dalam.
Aku tidak tega mengatakan bahwa aku tidak suka dengan sekolah baru, karena aku tidak ingin melihat malaikatku bersedih. Walau pada akhirnya aku sangat tidak menyukai sekolah baru yang penghuninya seakan seperti manusia yang tidak punya etika sopan santun.
"Ehm. Alhamdulillah seru ummah," jawabku membuat Ummah tidak curiga.
Ya Allah maafkan hamba. Hamba tidak bermaksud membohongi Ummah Ya Allah, hanya saja hamba takut membuat Ummah sedih kalau hamba ceritakan yang sebenarnya.
Tampilanku berbeda dari teman-teman yang lainnya, itulah alasan mereka selalu membullyku. Seorang murid baru yang berpakaian serba tertutup itu membuat teman-teman di sekolahku menganggapku aneh. Banyak cacian dan cibiran orang mengenai pakaianku, namun aku biarkan. Sesekali aku menasihatinya namun hasilnya aku juga yang kena batunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOMURA
Roman pour AdolescentsAku datang bukan untuk mencari ketenaran diri, tapi aku datang membawa cahaya hati perubahan. ~As3