"Memang kata tak bisa memberikan solusi, namun ia bisa menamani dikala diri butuh energi."
-Nazaya Silalahi*
**
"Ummah maaf kali ini Naya berbohong. Naya hanya ingin melihat ukiran senyum yang terpancar dari wajah cantik Ummah," seakan pelukan Ummah mengingatkanku untuk berkata terus terang, tapi hatiku lain. Ummah tidak boleh merasakan apa yang aku rasakan."Semoga anak Ummah ini jadi anak yang Sholehah yang selalu berkata jujur pada setiap orang."
Deg!
Perasaanku semakin menjadi-jadi. Aku sayang Ummah, tapi aku juga tidak mau Ummah terluka, cukup aku yang tersiksa.🌸🌸🌸
Kurebahkan tubuhku ke atas ranjang yang dibalut seprai kesukaanku. Tatapanku terfokus pada harapan-harapan yang sengaja ku gantungkan di atap-atap kamar tidur, berharap ada keajaiban datang untuk menjadikan harapanku menjadi nyata.
15 menit bermuhasabah diri, kini aku mencoba mencari secarik kertas dan alat tulis yang sengaja kusimpan di atas meja belajar. Hobi yang tidak di pisahkan yaitu membuat puisi dengan alunan melodi indah.Judul Puisi: Hari Ini
Oleh: Nazaya SilalahiAku
Aku
Aku"Aduh 'aku' apa ya?" Bisa-bisanya aku mentok begini.
Tiba-tiba laki-laki yang menyodorkan kursinya untukku, kini mulai terbesit dalam pikiranku.
"Astagfirullah. Aduh, sadar Naya, Sadar!"
Tapi aku jadi dapat inspirasi untuk melanjutkan puisinya
Judul Puisi: Hari Ini
Oleh: Nazaya SilalahiAku
Aku
Aku
Penguat diriku hanyalah aku
Disaat semua orang menganggapku seperti batu
Diriku lah penguat itu
Aku kuat
Aku bisa hadapi
Meski kadang tak dihargai
Meski sedikit yang menyukai
Aku terus terima
Selagi itu tak membawa agama
Biarkan diriku yang tersiksa
Tuk mempertahankan sebuah kewajibanRelung hati, April 2020
"Alhamdulillah," aku menarik nafas panjang.
Disaat setiap masalah itu muncul, tidak ada satupun yang kuberi tahu kecuali sang Penciptaku dan ku curahkan dalam alunan kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOMURA
Novela JuvenilAku datang bukan untuk mencari ketenaran diri, tapi aku datang membawa cahaya hati perubahan. ~As3