Sebuah kisah hidup...
Aku bertanya berapa lama kebahagiaan akan bertahan? Aku bertanya karena aku tak tahu berapa lama..
Hidup..
Yang begitu banyak cerita..
======
Hatsuko Yamaguchi, seorang gadis yang rajin dan baik hati, saat ini ia berusia 12 t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Aku pulang!”
“Siapa itu??” Tanya Tsu sambil menatap Tsuyoi dengan wajah bingungnya tersebut.
Yoi hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia hanya mengatakan satu kalimat yang membuat Tsu mengangkat kedua alisnya.
“Barangkali ibu kak, atau mungkin kak Aka.. jujur aku tidak bisa menebak.”
Dengan cepat Tsu keluar dan membukakan pintu. seketika terlihat seorang wanita tua membawa begitu banyak barang ditangannya sambil tersenyum menyapa Tsu.
“Ah..ternyata putriku sudah sudah tiba lebih dulu hehe.. maaf ya ibu baru pulang, kau pasti sudah menunggu lama ya..? maaf ya..” Katanya sembari masuk kedalam rumah dengan barang bawaan yang ia bawa.
“Ibu, aku..sebenarnya belum lama pulang, k..karena tadi aku bertemu dengan Kazumi.” Kata Hatsu dengan wajah serius.
Namun Yuki yang masih kerepotan membawa begitu banyak barang hanya masuk dan diam seribu bahasa tanpa mendengarkan apa yang hatsu katakan, satu sampai dua barang yang Yuki bawa pun mulai lepas dari genggamannya sehingga Hatsu berinisiatif mengambil beberapa barang yang hampir jatuh dari tangan ibu nya tersebut.
“Heh..! iya terima kasih ya nak.” Ucap Yuki sembari sesekali menengok anak nya tersebut dan segera menaruh barang-barangnya didapur.
Yoi yang sedari tadi berada didalam kamarnya akhirnya pun keluar, dengan tatapan bingungnya ia pun bertanya.
“Ibu?! sudah pulang, kenapa barangnya banyak sekali bu? ibu habis belanja..?”
“Ya..kebetulan hari ini ibu mendapat tip yang cukup banyak dari para pelanggan, jadi ibu pikir akan lebih baik jika langsung saja membeli apa yang kita butuhkan, terlebih lagi stok makanan dirumah kan sudah habis.” Kata Yuki sembari mengeringkan tangannya setelah selesai mencuci tangan dan tersenyum. tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
“Aih..aih..siapa lagi itu?” Ujar Yoi dengan nada yang terdengar sedikit kesal.
“Jangan-jangan kak Aka, biar aku saja yang buka.” Ucap Hatsu sambil bola-balik menatap Yoi dan ibunya.
“Baiklah..” Kata Yuki pada putrinya sambil tersenyum. Hatsu pun membuka pintu dan melihat seorang laki-laki berdiri sambil tersenyum yang tak lain adalah Akarui, kakaknya yang tertua.
“Euh..sudah kuduga..” Kata Tsu dalam hatinya, namun ia sengaja berpura-pura merasa terkejut pada kakaknya untuk menyembunyikan rasa cemasnya yang berlebihan.
“Eh..!kakak? aku kira siapa.” Kata Hatsu sembari mengusap kening nya.
“Oh kenapa adikku yang cantik..apa kau mengira sedang didatangi seorang lintah darat?” Ujar Aka dan segera memberikan senyuman manisnya dan sedikit kedipan mata.
“Um..tidak.seharusnya aku yang yang bertanya, kemana saja kau hari ini kak, kau sendiri kan yang bilang akan libur dan beristirahat hari ini?” Sambung Hatsu segera sembari menunjukkan wajah sombong dan mengalihkan pembicaraan.
“Nanti aku ceritakan, aku mau bicara sesuatu dulu pada ibu. ibu ada didalam kan? sudahlah Tsu ayo masuk..” Kata Aka sambil masuk dengan gaya berjalannya yang santai. Hatsu yang kecewa dengan jawaban kakaknya tersebut pun memasang wajah cemberutnya, sedangkan Aka sama sekali tidak memerhatikannya dan terus saja berjalan masuk kedalam rumah.
“Ibu aku pulang..! wah..bau nya enak, ibu sedang masak apa?” Ujar Aka sambil mengusap-usap tangannya tanda tidak sabar untuk cepat-cepat makan.
“Kakak! kau bahkan tidak memberikan kata sambutan kepada adikmu yang baru pulang ini!” Kata Yoi dengan nada suaranya yang terdengar sedikit kesal.
“Oh..adikku yang manis sudah pulang, selamat datang kembali, ucu.. cu.. maaf ya sampai lupa menyapa, habisnya aku lapar sekali, kau makin hari makin kelihatan gemuk ya hehe..” Kata Aka mengusap-usap kepala Yoi sambil tertawa, sedangkan Yoi malah semakin kesal dengan perbuatan kakaknya tersebut yang selalu mengejeknya.
“Ah aku mau makan, kelihatannya ibu beli makanan banyak sekali. ibu dapat banyak tip lagi ya dari pelanggan?” Tanya Aka sembari mengambil garpu dan hampir menusuk salah satu daging yang ada dipiring. namun Yuki mencegahnya karena kebiasaan Aka yang selalu lupa mencuci tangannya jika sudah melihat makanan lezat didepan matanya.
“Aka, cuci dulu tanganmu baru boleh makan.” Tegur Yuki
“Huh! baiklah.” Ujar Aka sambil menunjukkan wajah sedihnya. Hatsu tersenyum melihat apa yang ibu dan kakaknya lakukan, sedangkan Yoi hanya diam mematung sambil mengangkat setengah alisnya dan memicingkan mata melihat kelakuan kakak sulungnya tersebut.
***
“Selamat makan!” Ucap Hatsu, Aka, Yoi, dan ibu mereka serempak.
“Wah..kelihatannya begitu lezat, sepertinya aku akan makan banyak!” Ujar Yoi dengan semangat, Hatsu pun tertawa melihat mulut Yoi penuh dengan makanan.
“Pelan-pelan makannya kau bisa tersedak kalau begitu cara makannya Yoi..!” Tegur Aka sambil menahan tawa ketika melihat bagaimana cara adiknya makan.
“Um..” Yoi hanya bisa menganggukkan kepalanya karena tidak mampu bicara dengan mulutnya yang penuh.
Uhuk..uhuk..
“Aduh Yoi benar kan, sudah dibilang pelan-pelan makannya..sekarang kau malah tersedak.” Kata Hatsu sembari menyodorkan segelas air pada adiknya tersebut, sedangkan Yuki hanya menggeleng-gelenggkan kepalanya melihat apa yang yang terjadi pada putranya.
Melihat kesempatan untuk bicara, Hatsu pun memberanikan diri bertanya pada ibunya. ”Huh..ini kesempatanku, aku harus bertanya pada ibu sekarang..!” Katanya dalam hati.
“Um bu..sebelumnya aku minta maaf jika aku tidak sopan, tapi aku rasa aku harus membicarakannya, berhubung disini juga ada kak Aka dan Yoi jadi apa aku boleh bertanya sesuatu?” Kata Hatsu dengan wajah cemasnya sambil menarik nafas dalam-dalam.
“Heh..sejak kapan kau jadi serius sekali seperti ini Tsu? kau....apakah ada sesuatu yang terjadi denganmu nak? memangnya hal apa yang ingin kau tanyakan?” Ujar Yuki sambil tertawa kecil.
Hatsuko meremas tangannya, ia gugup. namun mau tak mau ia harus bertanya, ia tidak mau kehilangan kesempatan lagi, apalagi ini menyangkut keluarganya.
“Eum..apakah ibu yang memaksa kak Musuko untuk mengikuti karantina? dan apakah keluarga kita memiliki seorang musuh, atau seseorang yang tidak menyukai kita bu? apakah benar jika selama ini kak Musuko selalu memarahiku karena disuruh?”
“Hatsuko.. a..apa yang kau katakan..? Maksudnya?”
***
BERSAMBUNG
Ini pertama kalinya saya buat satu chapter penuh karena mengingat sejak chapter ke-4 novel ini kebanyakan hasilnya dari kolab, saya berharap kakak semua menyukai cerita ini, maaf kalau ada banyak kesalahan dalam penulisan. perkenalkan saya author ke-3 novel HJM, sebelumnya saya benar-benar berterima kasih kepada kakak semua yang sudah bersedia membaca cerita ini, sejujurnya saya berharap akan ada yang comment/vote, karena bagi kami hal itu sangatlah berharga & jika ada kritik dan saran, akan benar-benar sangat dihargai. tapi jika semua itu tidak terjadi juga tidak akan jadi masalah bagi kami, sekali lagi terima kasih.