1

10K 586 8
                                    


Buru-buru, Hyera meraih kantong plastik berisi kertas angket penelitian sosialnya dari laci mejanya dan segera berlari ke lantai atas.  Waktunya sudah tak banyak lagi, salahkan tetangganya yang kerap mengganggunya dan kebiasaan nya menunda pekerjaannya.

Hyera menarik napas dalam-dalam ketika kaki jenjangnya menaiki anak-anak tangga. Ia harus menyelesaikan tugasnya hari ini juga jikalau ia tak mau dimarahi Kim ssaem yang menyeramkan itu karena telat mengumpulkan laporan penelitian.

Langkah Hyera berhenti di kelas IPA-2. Ini kelas terakhir yang akan ia minta untuk mengisi angketnya. Hyera melangkah masuk setelah mengumpulkan keberaniannya lalu meminta beberapa siswa yang berdiri di dekat papan tulis untuk mengisi angketnya sambil menyunggingkan sebuah senyuman manis.

Beruntung, beberapa siswa dengan senang hati mau mengisi angketnya. Karena sebelumnya ia cukup kesulitan dengan siswa yang menolak untuk mengisi angketnya. Ditambah ada adik kelas yang mencuri-curi kesempatan ketika ia berbicara dengan mereka.

Menyebalkan, tentu Hyera berpikir seperti itu. Tapi ia membutuhkan waktu mereka jadi ia hanya bisa pasrah.

Di sudut ruangan, Hyera menangkap kehadiran Jeon Jungkook yang sedang tersenyum miring ke arahnya. Hyera memutar bola matanya tak suka, moodnya sedang tidak baik untuk berdebat dengan Jungkook hari ini. Ia juga ingin menyimpan tenaganya berhubung ia harus membuat laporan penelitian.

"Hoi pendek." panggil si pemuda Jeon dengan suara lantang. Teman sekelasnya yang lain tertawa geli. Sudah bukan hal aneh mendengar kalimat itu keluar dari mulut si pemuda Jeon.

Hyera mendecak sebal, tahu pasti kalau si pendek yang dimaksud oleh Jeon Jungkook itu adalah dirinya. Ia mengalihkan pandangannya ke siswa yang masih mengisi angket nya, berpura-pura sibuk dan mengabaikan sahabatnya yang tengik itu.

"Kau tuli ya? Mau ku korek telingamu dengan besi?" Masih tak mau menyerah, Jungkook kembali bersuara. Tentunya dengan nada yang sangat menyebalkan.

Hyera menatap Jungkook yang tertawa puas karena ia langsung menoleh. Didalam hati ia mengutuk laki-laki itu dan mengeluarkan rentetan kata umpatan.

"Temui aku sepulang sekolah nanti."

Hyera memutar bola matanya, lagi.

Mau ngapain lagi dia?

"Kalau kau ingin aku menemanimu mencari kodok untuk penelitianmu, aku menolak." sahut Hyera seraya mengambil angket yang sudah diisi oleh teman sekelas Jungkook.

Jungkook tertawa keras, teringat bagaimana hebohnya gadis itu saat dimintai untuk menemani dirinya mencari kodok-kodok di kolam belakang sekolah. "Bukan. Kau lihat saja nanti."

****

Choi Hyera, ia adalah primadona kelas 12 di Jurusan IPS. Wajah cantik, proporsi tubuh ideal, ramah, cerdas, aktif ikut berbagai organisasi, berbakat di bidang seni dan punya segudang prestasi. Semua siswa laki-laki berlomba-lomba menarik perhatian gadis itu.

Sedangkan Jeon Jungkook, dia primadona jurusan IPA. Wajah tampan, tubuh atletis, olahraga oke, akademik oke, tarian dan nyanyian nya pun sangat oke. Piala dan penghargaan yang ia terima terlalu banyak untuk dihitung.

Semua orang setuju kalau Hyera dan Jungkook adalah pasangan yang cocok. Bahkan setiap kali diadakan kontes kecantikan dan ketampanan di sekolahnya, mereka berdua selalu menjadi juaranya. Tiga tahun berturut-turut mereka menang dengan skor telak.

Namun Hyera tak setuju dengan pemikiran bahwa ia dan Jungkook adalah pasangan yang cocok, ia sudah terlalu muak dengan pemuda itu.

Perfect Couple [JJK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang