24

2.1K 203 0
                                    

Yoongi sama sekali tak menyangka bahwa reaksi Hyera cukup tenang ketika dokter memberitahunya bahwa ia mengalami kebutaan. Sepertinya itu efek karena matanya terkena pecahan kaca dari mobil yang menghantamnya. Masih ada kemungkinan sembuh namun Hyera mau tak mau harus terbiasa dengan kegelapan untuk sementara waktu.

"Dia bilang bahwa dia akan mengambil salah satu indraku. Aku tak menyangka bahwa itu adalah indra penglihatanku." Hyera berkata sembari menyunggingkan sebuah senyuman kecil.

Yoongi menghela napas kecil, tak mau bertanya lebih jauh tentang siapa orang yang di maksud Hyera dan apa yang di alami gadis itu selama koma---walaupun dia sangat penasaran. Tangannya sibuk mengaduk bubur yang masih mengeluarkan sedikit uap panas lalu menyuapi Hyera secara perlahan.

Saat ini bagi Yoongi, Hyera sadar dari koma itu sudah lebih dari cukup. Ia dan keluarga besarnya bisa mencari donor kornea mata yang cocok untuk Hyera nanti. Perlu uang sebanyak apapun akan Yoongi keluarkan demi adiknya itu.

"Omong-omong kenapa Jungkook tak kunjung datang ya? Kau sudah memberitahu dia bahwa aku sadar kan Kak?"

Tangan Yoongi seketika berhenti mengaduk bubur yang tinggal seperempat di mangkuk yang ia pegang.

"Kak Yoongi?" panggil Hyera karena ia tak mendengar jawaban dari Yoongi.

"Mungkin dia sedang sibuk. Kau tahu sendiri kan bagaimana sibuknya mahasiswa jurusan kedokteran?" jawab Yoongi dengan nada yang dibuat sedatar mungkin agar Hyera tak curiga kalau ia berbohong.

Hyera tertawa kecil, "Benar juga. Ia pasti sangat sibuk. Jimin dan Hana juga pasti sibuk. Ah aku merindukan mereka semua."

"Kau bisa melepas rindumu dengan mereka ketika mereka datang menjengukmu. Ayo, habiskan buburmu dulu." sahut Yoongi yang membuat Hyera tersenyum kecil.

Walau sekarang ia tak bisa melihat apapun, ia bisa membayangkan bagaimana ekspresi datar Yoongi saat ini ketika menyahut ucapannya tadi.

Bicara tentang Jungkook, Hyera berharap Jungkook tak menangis ketika mengetahui keadaannya saat mereka bertemu nanti.

***

"Lihat, sekarang kau yang jadi pusing karena ulahmu sendiri kan?" cecar Hweji setelah mendengar curhatan Yoongi.

"Saat itu aku sangat emosi. Aku tak bisa berpikir jernih jadi aku langsung melampiaskan kemarahanku pada Jungkook." tukas Yoongi.

"Lalu, apa kau merasa lega setelah kau melampiaskan amarahmu pada Jungkook? Tidak kan? Kau malah merasa bersalah. Aku tahu kau ikut memikirkan Jungkook ketika kau memandangi wajah Hyera. Namun karena gengsimu yang tinggi, kau tidak mau meminta maaf kepada Jungkook." sungut Hweji. Gadis itu menyeruput lemon squash nya untuk meredakan tenggorokannya yang mulai terasa sakit.

Pada akhirnya ia tak bisa menahan kekesalannya pada Yoongi. Sedari awal, Hweji memang berusaha untuk tidak ikut campur. Yah, dia hanya orang luar dan memang tak berhak ikut campur sedikit pun.

Ia hanya bisa diam ketika mengetahui Yoongi melarang Jungkook mendekati Hyera lagi. Kemarin pun Hweji masih berusaha menahan kekesalannya dan berusaha bicara baik-baik pada Yoongi tapi Yoongi malah merespon dengan tidak baik.

Yoongi diam membisu, pemuda itu memandang datar americano yang ia pesan beberapa menit lalu. Tak sedikit pun ia menyeruput minuman itu. Rasa hausnya mendadak hilang.

"Yoon, hubungi Jungkook. Buang gengsimu jauh-jauh. Ingat, ini demi Hyera." saran Hweji dengan suara lembut.

Tangannya bergerak menggenggam tangan Yoongi yang berada di atas meja. Terasa olehnya tangan Yoongi cukup dingin.

Perfect Couple [JJK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang