Bab 2 ~ Peri Tampan

24.4K 1.3K 41
                                    

Di sebuah rumah bulat berwarna biru dengan ukiran garis-garis zig-zag seperti lambang petir berwarna biru tua, terlihat seorang pemuda Peri dengan sayap pipih berwarna biru transparan yang sedang menulis sesuatu pada selembar daun kering.
Setelah selesai dengan tulisannya itu, ia segera menyelimuti daun tersebut dengan cahaya berwarna biru. Lalu dalam sekejap daun kering berisi tulisan yang entah apa itu menghilang diikuti dengan pendar biru bercahaya. Jangan heran dengan apa yang dilakukannya. Jika kau bertanya apa kaum Peri sepertinya bisa melakukan hal yang seperti itu, jawabannya tentu saja tidak. Daun kering tersebut sudah di mantrai oleh seorang gadis penyihir yang memang ahli melakukan itu. Gunanya, tentu saja untuk mengirim pesan rahasia dari jarak jauh.

Pemuda dengan rambut pirang pasir dan bertubuh tegap berisi itu kemudian terbang menuju pintu dan memutuskan untuk keluar rumah. Ia mengendalikan sayapnya untuk terbang ke sisi barat menuju Desa elf. Tidak perlu kaget, setiap makhluk di Negeri Fanworld memang hidup berdampingan. Bahkan banyak dari mereka yang menikah dengan gen yang berbeda. Itu tak akan merusak gen selanjutnya. Keturunan mereka akan terlahir sebagai salah satu dari jenis gen mereka. Bahkan kekuatan pun begitu. Terkadang memang mereka akan terlahir dengan kekuatan yang dihasilkan dari perpaduan elemen ayah dan ibunya, lalu menimbulkan kekuatan baru. Tapi itu jarang sekali terjadi.

Sayangnya, hal itu terjadi pada pemuda Peri yang sepanjang jalan menjadi pusat perhatian ini. Ia tercipta dari gen ibunya yang seorang Penyihir berelemen cahaya dan ayahnya yang seorang Peri berelemen udara. Ia dilahirkan dengan gen Peri seperti ayahnya tapi dengan kekuatan yang tercipta dari perpaduan antara elemen ayah dan ibunya. Petir, itulah elemen yang dikuasainya.

Menakjubkan memang tapi ketahuilah, kekuatannya itu hampir membuatnya disingkirkan dari Negeri Fanworld karena dianggap berbahaya oleh rakyat kota. Untung saja saat itu ada Raja Edward yang kebetulan sedang mengunjungi kota dan melihat keributan yang telah terjadi di kota. Ia segera menengahi keadaan buruk yang terjadi diantara rakyatnya.

"Tenang, rakyatku," Katanya dengan penuh wibawa. "Kekuatannya tidak akan terlalu berbahaya. Aku yang akan turun tangan untuk melatihnya di kemudian hari."

"Tapi Yang Mulia," sergah seorang lelaki Elf. "Kekuatannya mungkin akan merusak keindahan Negeri Fanworld. Bukankah petir sama berbahayanya dengan api?"

"Tidak, jika dikendalikan dengan baik. Api dan petir adalah dua kekuatan dahsyat memang. Tapi petir tidak seberbahaya api. Lagi pula, bukankan kalian tahu bahwa kekuatanku adalah petir? Jika kalian bisa menerimaku mengapa tidak dengan anak ini? Apakah karena aku adalah pangeran? Atau keturunan kerajaan? Ayahku pernah mengajarkan untuk tidak membeda-bedakan kasta setiap orang. Baik itu pangeran atau gelandangan sekalipun, setiap orang harus diperlakukan secara adil. Termasuk anak ini. Jika kalian pernah menerima kekuatanku, maka kalian juga harus melakukan hal yang sama pada anak ini. Aku yang akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada alam yang kalian cintai ini," tutur Raja Edward panjang dengan penuh wibawa.

Seketika semua warga tersadar akan kebenaran dari ucapan Raja Edward. Mereka akhirnya memutuskan untuk memberi kesempatan pada anak itu. Jika saja tidak ada Raja Edward yang datang, mungkin pemuda Peri yang memiliki paras rupawan ini tidak akan tumbuh hingga sebesar ini. Ia dan keluarga tentu berhutang budi dengan Raja Edward.

Oh, ya! Kau harus tahu alasan mengapa rakyat Fanworld membenci kekuatan api dan petir. Hal itu karena kedua elemen tersebut bersifat penghancur. Rakyat Fanworld tidak ingin alam yang selama ini dijaga dan diolah dengan susah payah oleh mereka hancur hanya dalam hitungan detik jika terkena api atau petir. Alasan yang tidak efisien memang. Tapi itulah rakyat Fanworld. Mereka sangat mencintai alam.

The Fire Princess [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang