Seekor naga dewasa berwarna hijau lumut dengan ukurannya yang terbilang cukup besar tengah meraung-raung seperti meminta sesuatu kepada seorang gadis yang sedang tertidur di bawah pohon besar, di tengah gelapnya Dark Forest. Gadis itu, yang memiliki rambut berwarna pirang kemerahan mulai membuka kelopak matanya perlahan. Menunjukkan warna bola matanya yang kecokelatan. Ia merubah posisinya menjadi terduduk sambil mengumpulkan kesadarannya.
Ia menoleh pada naga tersebut yang kini sedang membentur-benturkan hidungnya pada pipinya. Kemudian ia berkata, “Ini masih terlalu pagi untuk sarapan, Drake. Mengapa kau membangunkanku?”
Naga itu, Drake, semakin meraung-raung dengan keras. Diikuti dengan teman-temannya yang jumlahnya sekitar sepuluh ekor. Seketika, gadis itu menjadi terjaga penuh. Raut wajahnya terlihat was-was. Matanya menelusuri setiap sudut-sudut hutan seperti mencari sesuatu yang mengganggu ketenangan para naga.
“Kali ini apa?” tanyanya pada sang naga. “Troll? Atau monster yang berbentuk aneh?”
Drake, si naga yang sepertinya adalah pemimpin mereka kembali meraung-raung seperti memberi jawaban atas pertanyaan gadis itu.
“Sama sepertiku?!” serunya terkejut. “Itu tidak mungkin. Tidak ada seorang pun warga kota yang berani melewati perbatasan. Apalagi ke sini?”
Mendengar jawaban gadis itu, Drake meraung marah. Kemudian diikuti oleh naga-naga lainnya. Sepertinya ia marah karena gadis itu tidak mempercayainya.
“Woa, woa, woa, santailah sedikit,” Katanya mundur beberapa langkah. “Baiklah, ayo kita periksa.”
Gadis itu kemudian menaiki tubuh Drake dengan cekatan. Seperti sudah sangat terbiasa.
“Empat ekor dari kalian ikuti kami. Sisanya tunggu disini. Jika terjadi sesuatu, panggil peri hutan,” perintahnya pada koloni naga itu.
Kemudian ia dan Drake, beserta empat naga lainnya mulai berjalan menyusuri hutan. Sebenarnya mereka bisa saja terbang untuk menuju lokasi lebih cepat, tapi bukan ide yang bagus jika harus terbang di tengah hutan yang dipadati pohon rindang seperti ini. Juga mungkin akan sangat mencolok bagi musuh. Terlebih jika musuhnya adalah makhluk Negeri Fanworld yang memiliki kepintaran juga akal yang tak tertandingi oleh monster-monster penghuni hutan.
Setelah berjalan sekitar lima belas menit, Drake berhenti begitu juga dengan naga lainnya. Tidak ada yang bersuara sedikit pun. Gadis itu mengerti. Mereka telah mencium bau musuh yang berada sangat dekat.
Mereka sedang berusaha mencari musuh itu menggunakan pendengaran mereka.Tiba-tiba anak panah yang dilapisi kabut hitam pekat melesat dan mengenai sayap kiri Drake. Ia meraung keras.
“Drake!” Pekik gadis itu tertahan karena takut terdengar oleh musuh. Bagaimanapun ia tidak boleh terlihat. Para nagalah yang harus berperan. Untungnya posisinya yang saat ini berada diatas punggung Drake, tertutup oleh dedaunan pohon. Sehingga musuh tak melihat keberadaannya.
Sebelum ia berisiko terlihat lagi, dalam sekejap ia mulai mengaktifkan mode tempurnya. Rambutnya telah berubah warna menjadi oranye menyala. Juga bola matanya telah berubah warna senada dengan rambutnya. Tangannya mengepal mengeluarkan api. Kemudian ia menyentuhkan telunjuknya ke kepala Drake. Seketika, Drake yang tadinya berwarna hijau lumut kini pun telah berubah warna menjadi merah kecokelatan. Juga dengan naga-naga lainnya. Mereka telah bertransformasi menjadi naga api.
Drake memimpin mereka mencari asal anak panah itu di lesatkan. Ia menyemburkan api ke sekelilingnya. Dibantu oleh naga lainnya. Dalam sekejap hutan menjadi lautan api sepanjang lima ratus meter.
Anak panah yang sama kembali melesat. Hampir saja mengenai salah satu dari empat naga itu. Jika saja temannya tak menyemburkan api, mungkin anak panah itu akan telak mengenai jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fire Princess [TAMAT]
FantasyFanworld adalah sebuah negeri dimana kau bisa menyaksikan berbagai jenis makhluk bersayap, bertelinga runcing, bertubuh besar atau kecil dan bahkan kau bisa sangat mudah menemukan berbagai jenis monster. Bukan istana megah atau kastil yang akan kau...