part 12 "Meresahkan"

9.3K 611 1
                                    

"Akhirnya datang juga lo Van," ujar Bastian ketika melihat sahabatnya yang mereka tunggu telah datang

Malam ini Devan, Bastian, Dimas dan Bara, tengah berkumpul dirumah Bastian tepatnya dikamar lelaki itu

"Dari mana aja lo?" tanya Bara

"Ngapelin Farah kan lo," tuduh Bara

"Suudzon banget sih lo Bar, heran gue," kata Dimas sambil menggelengkan kepalanya

"Pantesan jomblo," celutuk Bastian

"Mentang-mentang udah sama Dara, sombong lo sekarang Bar, nggak ingat apa dulu perjuangin kita nyari cewek sama-sama," ucap Bara sangat mendramatis

"Najis lu moncong lele!" sentak Bastian sambil menatap jijik ke arah Bara

Bara hanya melirik sinis Bastian, lalu kembali menatap Devan "Farah mana Van?"

Devan mengeryitkan dahinya bingung, baru saja ia akan membuka suaranya, Bastian sudah mendahuluinya "Ya di apartnya lah."

Bara mengeryitkan alisnya. "Kok lo tau Bas?"

"Karena pacar gue ada disana."

"Lo pacaran sama Farah Bas? Wahh ternyata lo pager makan taneman ya," ucap Bara.

"Heh bego! Yang gue maksud tuh Dara, pacar gue Dara, emang ya kalo dasarnya bego, mau diapain juga tetep aja bego," jawab Bastian penuh emosi.

"Mampus lo dikatain bego kan."

"Ck, jadi nggak sih?" tanya Devan sambil berdecak kesal.

Rencananya tadi mereka akan bermain ps, tetapi malah dihabiskan dengan berdebat, susah memang kalau punya sahabat otaknya bacotan semua.

Karena kesal dengan ketiga manusia yang terus berdebat itu, Devan pun melemparkan stik ps ke arah mereka, lalu lelaki itu beranjak merebahkan dirinya pada tempat tidur bastian.

Devan sempat memejamkan matanya sejenak, namun mata itu kembali membuka kala beberapa notif chat pada ponselnya yang berada pada saku celananya itu berbunyi.

Farah:

Kak Dev

Kak

Ishh kak

Tau ah males

Senyuman tipis terbit pada wajah Devan kala membaca chat dari kekasihnya itu, wajah Farah yang sedang kesal kembali terbayang-bayang dibenaknya.

Devan:

Apa Far?

Besok gue pesenin go car

Belum cukup satu menit, Farah sudah kembali membalas pesan darinya itu.

Farah:

HmJ

Devan:

Gue nganter mama besok

Farah:

IyaiyaL

Belum saja Devan mengetikkan balasannya lagi, suara Dimas sudah memenuhi indera pendengarannya "Emotnya meresahkan ya bund."

"Ngapa lu Dim?" tanya Bastian.

"Noh si Depan lagi ngechat Farah, eh si Farah balesnya pake emot sedih," jelas Dimas.

"Nggak kebayang gue Devan akhirnya pacaran lagi" ujar Bara lalu kemudian bertepuk tangan.

"Lo tuh jomblo mulu Bar," sambar Bastian dengan wajah mengejek.

"Gue doain lo putus sama Dara, Bas!" teriak Bara.

"Eh moncong kuda, lo kira rumah gue hutan apa teriak-teriakan!" Balas Bastian tak kalah nyaring.

"Lo juga teriak goblok!" sentak Dimas

Devan yang jenuh mendengar mereka berdebat pun akhirnya bangkit dari tempat tidur Bastian, mengambil jaket serta kunci motornya lalu berjalan keluar tanpa pamit kepada mereka.

"Ehh mau kemana lo Van?"

"Anjir main kabur aja lo."

"Eh Van balik beneran?"

Sebenarnya lelaki itu masih mendengarkan celotehan teman-temannya, namun rasanya sangat malas untuk menanggapi mereka.

****

"Far jangan tidur dulu dong, sini maskeran dulu," ajak Dara.

Farah memang mengajak Dara dan Mia untuk menemaninya di apartment malam ini, tetapi kedua gadis itu malah ingin bermalam bersamanya.

"Mager gue Ra," jawab Farah.

Dara terus saja memaksa Farah "Buruan sini ishh."

"Elah Ra, lo maskeran aja sendiri, si Farah mah biar nggak maskeran nggak burik," celutuk Mia yang mampu membuat Dara menatapnya sinis.

"Kok kak Bastian mau sama lo ya Ra? Heran gue," lanjut Mia.

"Pasti lo yang maksa kan Ra? Ngaku lo," tuduhnya.

"Mia!!!" pekik Dara kesal, wajah gadis itu seudah terlihat memerah karena menahan emosinya, ingin sekali rasanya ia menjambak rambut sebahu milik sahabat laknatnya itu.

"Jangan teriak-teriak ishh," ucap Farah menahan kesal.

"Mia nihh yang mulai duluan," adu Dara.

"Ehh mulutnya ya," balas Mia masih dengan ekspresi menyebalkannya.

"Lo ya—"

Farah dengan cepat memotong ucapan Dara "Pada mau tidur nggak sih? Besok kalo telat tau rasa lo."

Dara dan Mia hanya terdiam, sambil saling melemparkan tatapan, Dara menatap Mia sinis sedangkan Mia menatap Dara dengan tatapan jahilnya.


FarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang