9. Shadows Of Belonging

7K 539 70
                                    

Hhhhh...
Haii anak-anak... 😘😘😘

Lagi pengen jadi 'emakk' mode on
😅😅😅😅😅

Kangen ngga sama emak...
Hahaha.... 😅😅

You = kangen update an nya,  makk...

😭😭😭😭😭😭😭😭😭

*plaakkk
*plaaakkk
*plaaakkkk
Tepok bokong kalian satu-satu
😤😤😤

Udah ah,  makin ngaco
😊




Sorry for typo 😊






Malam kembali hening membungkam jeritan hati yang kelelahan menghadapi hari. Hujan kembali merintik tipis membalut pelataran yang terpanggang terik. Penghujung musim hujan, hanya tersisa gerimis yang sudah kehilangan kekuatan. Gerimis hanya datang beberapa sesekali. Menyapa hati yang meradang sunyi.

Kembali ke bangsal 507, dimana sekarang Kookie tengah terbaring memejamkan matanya untuk yang kesekian kalinya di bangsal yang sama. Seutas nasal O2 melintang di bawah lubang hidungnya. Selang mungil yang terhubung dari hidung hingga humidifier yang tertancap di panel oksigen central diatas pembaringan. Wajahnya masih terbias pasi seperti tak ada darah yang mengalir di arteri perifernya. Ia baru saja dipindahkan ke bangsal 507 beberapa jam yang lalu.

Operasinya berjalan lancar. Kedua peluru itu tidak terlalu dalam menembus permukaan tubuhnya. Peluru yang bersarang diabdomennya masih bisa dikatakan aman. Karena tidak sampai menembus organ vital. Bersyukurlah ia memiliki otot yang terbangun cukup kuat sebagai defens.

Namun, tetap saja lantaran kedua lubang ditubuhnya itu membuatnya kehilangan darah cukup banyak. Sejauh ini sudah masuk empat kolf darah segar di tubuhnya semenjak pertolongan pertama di UGD. Bisa jadi karena faktor penyakitnya yang membuatnya membutuhkan banyak transfusi.

“Dia akan baik-baik saja, tenangkan hati anda,” Ucap dr. Sanghyun kepada Jieun yang pada saat itu sudah berada di samping anaknya.

“Terimakasih anda sudah menyelamatkan dia,”

“Saya yang seharusnya berterimakasih dengan anda atas kebaikan anda merawat dan membesarkannya selama ini,” Ucap dr. Sanghyun dan otomatis membuat Jieun bingung memahaminya.

“Apa maksud anda..?”

“Dunia memang tidak selebar daun kelor, entah apa yang membuat semua ini bisa berkaitan, tapi satu hal yang baru saja saya ketahui kita masih saling terkait satu sama lain,”

“Bisa anda perjelas tentang apa itu, dokter..?”

“Bayi laki-laki yang anda adopsi di panti asuhan Daegu 10 tahun silam, adalah anak bungsu sahabat dekat saya, Nyonya Jeon…,” Ungkap dr. Sanghyun kepada Jieun yang langsung membuat wanita itu terperanjat dan berdiri seketika. Pada saat yang sama, Kookie pun mulai tersadar dan perlahan-lahan membuka matanya tanpa ada yang menyadari.

“Nama lahirnya Kim Jungkook, dia putra kedua seorang dokter yang terbunuh secara tragis bersama istrinya di kediamannya 15 tahun silam, kedua orang tuanya meninggal sehari sebelum anda dan Tn. Jeon mengadopsinya, pembunuhnya menitipkannya di panti asuhan untuk bisa diambil oleh seseorang yang telah berencana memilikinya,”

“Ya Tuhan….,” Jieun menangkupkan kedua tangannya di wajah. Kedua netranya berkaca-kaca. Hati seorang ibu, tergerak. Membuat rasa empatinya pergejolak.

“Sayangnya Tuhan berkehendak lain, balita tanpa dosa itu telah dijodohkan dengan orang lain yang lebih baik baginya, sekeras apapun seseorang itu berusaha untuk mencapai sesuatu jika memang usahanya berlawanan arus dengan apa yang sudah tersurat oleh takdir hal itu tetap tidak akan berjalan sesuai yang dia inginkan, seperti halnya Jungkook atau sekarang orang memanggilnya Kookie, yang telah jatuh kedalam pelukkan anda terlebih dahulu sebelum orang itu, sedangkan untuk mengambil Kookie, orang itu rela merencanakan sesuatu yang kejam sampai tanpa sengaja telah melayangkan nyawa kedua orang tuanya, aku yakin sekarang dia tengah berada dalam penyesalan yang tak terkira,”

Shadows Out Confusion ( Vkook / Brothership ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang