Hari demi hari pun berlalu keadaan adinda pun berangsur membaik dan telah kembali mengikuti pelajaran kembali
Mereka pun mulai kembali merencanakan untuk kerja kelompok bersama
"Rindu itu asing bagi ku dikala mata itu menatap sebuah keheningan"
Rasa yang aku anggap asing itu hadir dengan perlahan mencekam denyut nya hati ku saat aku didekat mu namun segelintir orang tak sanggup mengerti akan sebuah hal yang di anggap kecil ini namun besar bagi ku angan tak hanya menyajikan sebuah harapan atau keinginan bahkan angan sanggup menjadi seutuhnya rasa cinta yang ku pikir asing namun amat berarti itu untuk ku Selami sedalam yang aku bisa
Dunia berbisik kepada ku bahwa kau lah apa yang selama ini ku cari engkaulah sebuah rasa yang sempat tersendat dalam masa lalu yang tak sempat aku salurkan dan kini kau hadir kembali dengan rasa yang kembali mengalir dalam denyut hati ku kini
***
Adinda telah siap berangkat menuju sekolah desiran angin pun datang menghampiri dirinya dan membuat helaian rambut nya terbang tak terarahTiba tiba datanglah sebuah timpukan yang tepat mengenai kepala adinda dan ia pun terkejut akan hal itu
"Eh lu kenapa harus melempar buah pisang ini ke kepala gue? Lu pikir gue apa hah?" Tanya ketus adinda yang kemudian menghampiri cowo yang tidak lain itu adalah tetangga nya,untung saja mereka beda sekolah jika mereka satu sekolah habis sudah adinda di jahili oleh manusia berkaca itu"Kena Din?" Tanya cowo berkaca mata itu,makanya jangan berdiri di depan rumah gitu udah kaya satpam yang bergaya bagaikan model dadakan kalo kaya gitu. Masih ada satu pisang lagi nih din lu mau gua kasih atau engga?
Cowo itu bernama davan cowo berkaca mata yang setiap pagi sebelum adinda berangkat sekolah selalu menyapa adinda dengan segala keusilan dan tingkah aneh milik nya
Davan pun perlahan melewati adinda dengan menggunakan sepada motor milik nya dengan cengar-cengir dan merasa kemenangan ada pada pihak nya namun tiba tiba terjadi lah hal yang dalam beberapa menit tadi yang sempat adinda rencana kan untuk membalas timpukan davan yaitu dengan menimpuk nya kembali tapi menggunakan sepatu.
Sepatu itu Melayang bebas dan "tukk" suara timpukan adinda tepat mengenai sasaran,sepada motor yang digunakan Davan pun oleng tak terkendali hingga ia pun terjatuh adinda tak hanya membalas dengan hal yang sama namun adinda melakukan nya dengan mendapatkan bonus davan terjatuh ,tawa bahagia akan hal tersebut membuat adinda menghampiri davan dengan memberikan sebuah kertas bertuliskan
"Lu bisa bikin gue kesel pagi ini tapi gue juga bisa bikin lu lebih dari itu"
lalu adinda pun meninggalkan nya"Sepatu ku yang baik terima kasih atas peristiwa hari ini aku sangat bahagia hahaha" ucap adinda kepada sepatu yang kemudian di pakai nya kembali dan kini ia menunggu sebuah angkot dipinggir jalan
Jam pun terus memutar sementara adinda masih saja belum menemukan satu angkot pun lewat dihadapannya,dering handphone dengan lagu Afgan jodoh pasti bertemu menjadi lagu favorit nya sampai saat ini pun berbunyi
"Hallo,ini benar adinda?" Ucapan pertama yang keluar dari handphone tersebut ketika adinda mengangkat telpon itu,adinda tak mengenal nomor itu sama sekali namun ia menjawab pertanyaan itu dengan singkat "iya benar"
"Ini aku Adrian din" ucapan kedua dari handphone itu,adinda langsung menjawab nya dengan cepat namun pertanyaan dalam hati muncul mengapa dia menelpon ku pagi ini? Bagaimana bisa dia mendapatkan nomor ku? Pertanyaan itu buyar entah kemana setelah adrian berkata bahwa dia akan menjemput adinda untuk berangkat bersama ke sekolah dan saat ini adrian sedang menuju rumah adinda tak berselang lama pun adrian melihat adinda yang sedang berdiri di pinggir jalan menunggu angkot tiba
"Hai din,ayo berangkat" sapaan Adrian ketika tepat berhenti di depan adinda,adinda pun tak menolak ajakan tersebut ia mengambil helm yang telah diberikan kepadanya untuk dipakai oleh adinda
Sepeda motor itu pun melaju. untuk menghilangkan keheningan sepanjang perjalanan adrian pun bertanya atau hanya sekedar basa basi sesaat dia menanyakan kabar adinda saat itu,adinda pun menjawab nya dengan baik baik saja dan selesai percakapan itu berhenti tak ada ide lagi untuk memulai percakapan itu namun adinda pun menanyakan kepada adrian "kamu dapat nomor aku dari siapa?" Tanya adinda bingung,Adrian pun bercerita dia berhasil mendapatkan nomor adinda dari cempaka namun ia tak mudah mendapatkan nomor itu ia harus bisa menjawab jutaan bahkan mungkin miliaran pertanyaan yang terlontar dari cempaka,adinda pun bertanya "apa salah satu pertanyaan yang diberikan adinda ke kamu?" Salah satunya adalah untuk apa minta nomor adinda? Itu adalah salah satu pertanyaan dari cempaka,adinda pun bertanya kembali "lalu kamu jawab apa?" Adrian jawab untuk menjemput adinda dan mengantarkan nya ke sekolah.
Mereka pun sampai di sekolah tepat 1 menit sebelum bell berbunyi
Adrian pun mengambil sebuah pulpen dikantong kemeja nya dan mengambil sebuah buku catatan dalam tas nya,ia menuliskan sesuatu dalam goresan tinta pulpen itu
"Hari ini indah sama seperti hati ku disaat semua rasa mencoba memecahkan sebuah keraguan tapi sebuah harapan datang-for you."
Isi dari catatan Adrian untuk pagi ini
"Lagi nulis apa kamu?" Tanya adinda
"Ohh ini,engga itu cuma pengingat biasa aja" ucap Adrian,kemudian menuju kelas lebih dulu dan meninggalkan adinda***
"Malam terasa sepi dingin pun datang tak pernah ku lihat ada tangis dibawah raut wajah itu seakan kebahagiaan datang terus tanpa akhir atau itu sebuah wajah tipuan untuk mengelabuhi hati yang terluka?""Woy keluar yuk,kita ke kantin" ucap vino dengan menepuk pundak adrian
Adrian pun tetap membawa buku catatan nya itu dengan sebuah pulpen yang menyatol di saku baju nya,mereka berdua pun perlahan menuju kantin,lorong demi lorong pun dilewati kelas demi kelas dihampiri hingga sebuah sapaan itu datang perlahan di sebuah pintu kelas
"Haii kak Adrian" ucap gadis itu dengan sebuah senyuman,Adrian pun membalas senyuman itu dan menuju kantinTARRRRA CHAPTER 3 TELAH TERBIT HAVE FUN GUYS AND GOOD NIGHT 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Terakhir
Teen FictionCinta yang dijaga dengan sebuah ketulusan akan menjadi utuh sampai kapan pun,adinda cewe cantik nan pintar yang mampu membuktikan bahwa cinta itu tak hanya sebuah kata tapi juga sebuah perasaan yang tulus Adrian mencari cinta sejati dan ingin membuk...