How This Will End 5

829 121 10
                                    

*sebelumnya sorry, Yunhyeong yeoja ya disini..

"Lalu dimana Junan sekarang?!" Itu suara kesal Jinhwan di line seberang.

"Aku menitipkannya pada temanku, Hyung. Aku harus bertemu dosen pembimbingku sekarang. Maafkan aku, ini mendadak. Tidak usah khawatir, dia teman baikku. Aku akan mengirim nomornya padamu agar kau bisa menjemput Junan. Aku tutup dulu. Aku mencintaimu." Salahkan saja dosen Junhoe yang memintanya bimbingan mendadak. Membuat Junhoe harus berlarian di koridor kampus setelah menjemput Junan dan menitipkannya pada Yunhyeong.

.

"Junan!" Panggil Jinhwan saat menemukan anaknya sedang makan di cafe dekat kampus Junhoe bersama seorang gadis cantik yang Jinhwan yakin bernama Yunhyeong.

"APPAAA!" Junan tak kalah berteriak, segera turun dari kursinya dan mendekati sang Appa. Membuat Jinhwan was-was takut Yunhyeong tau hubungan antara Jinhwan dan Junhoe.

Jinhwan menggendong Junan yang berhambur ke pelukannya dan berjalan mendekati Yunhyeong yang tersenyum melihat interaksi itu. Jinhwan bersumpah, jika ia normal, atau mungkin jika ia bertemu Yunhyeong lebih dulu, maka ia dipastikan akan jatuh cinta pada gadis dengan surai coklat yang indah itu.

"Dia memang suka memanggil 'Appa' ke semua orang secara asal." Elak Jinhwan berusaha menyakinkan Yunhyeong.

"Tidak apa. Aku sudah tau jika dia anakmu dan Junhoe, Jinhwan-ssi. Junhoe sering menceritakan kalian padaku." Yunhyeong tersenyum membuat Jinhwan lega karenanya.

"Kau ada waktu sebentar, Jinhwan-ssi?" Yunhyeong terlihat sedikit ragu saat menanyakannya.

Sedang Jinhwan hanya tersenyum mengangguk sebagai jawaban dan duduk di hadapan Yunhyeong sambil sesekali memperhatikan Junan yang masih sibuk dengan cake-nya.

"Sebenarnya aku sungguh tidak pantas bicara hal ini padamu, Jinhwan-ssi. Tapi, kurasa kau harus segera tau." Yunhyeong mengaduk-aduk minumannya berusaha mencari kalimat yang tepat untuk ia sampaikan pada Jinhwan.

"Wae?" Jinhwan mulai terbawa oleh pembicaraan Yunhyeong yang dirasa serius itu.

"Kau tau, rumor Junhoe adalah seorang 'gay' mulai menyebar di kampus. Aku tau itu bukan rumor, tapi, akan lebih baik jika ..., ya kau tau."

Pergerakan Jinhwan yang sedang membersihkan noda di bibir anaknya terhenti mendengar apa yang Yunhyeong ucapkan. Sedangkan yang tadinya berucap hanya menunduk tak berani menatap Jinhwan. Sungguh ia takut untuk bilang hal ini pada Jinhwan. Tapi ia tak bohong jika rumor tentang Junhoe sudah menyebar. Yunhyeong hanya tidak ingin orang-orang memandang remeh pada Junhoe. Itu saja.

"Maaf, tapi kemana arah pembicaraan kita ini?"

"Junhoe berasal dari keluarga yang baik, dan dia juga anak yang dikenal baik, lagi, segera Junhoe akan lulus dan menjadi seorang dokter. Jadi citranya selama ini sudah baik. Aku hanya tidak ingin orang lain memandang remeh Junhoe." Yunhyeong menatap mata Jinhwan, mencoba menyakinkan ucapannya.

"Jika hanya itu, kami pergi. Terimakasih sudah menjaga Junan. Permisi." Jinhwan hendak beranjak menggendong Junan sebelum tangan Yunhyeong mencegahnya.

"Jinhwan-ssi, tolong berhenti egois. Pikirkanlah posisi Junhoe sekali saja. Dia sudah memiliki semuanya. Apa kau akan membiarkan semua itu hilang hanya karna rumor itu? Lagi pula, orang tua Junhoe bahkan belum tau sampai sejauh apa hubungan kalian."

Jinhwan terdiam oleh perkataan Yunhyeong. Ia tak dapat mengelak. Junhoe sudah memiliki semuanya, dan Jinhwan tidak menampik jika hubungannya bisa mengancam Junhoe. Jadi, apa ia akan melepas Junhoe dengan semudah itu? Atau ia akan tetap egois dan melihat bagaimana kedepannya?

"Bagaimanapun, hubungan semacam itu belum pernah berhasil. Jadi aku mohon, tolong pikirkan sekali lagi ucapanku. Aku permisi." Yunhyeong beranjak meninggalkan Jinhwan yang masih terdiam pada tempatnya. Sejujurnya, Yunhyeong bahkan tak tega melihat Jinhwan saat ini. Ia merasa bersalah pada namja mungil itu.

.

.

.

Juni 2015

"Kumohon jangan tinggalkan aku, Hyung." Junhoe masih mencoba membujuk Jinhwan agar tidak menuruti keinginan gilanya..

"Aku hanya pergi sebentar, tidak akan mati, Jun. Jadi berhentilah bertingkah berlebihan." Jinhwan memaksakan senyuman dengan tangan yang masih sibuk membereskan kopernya dan Junan.

"Kalau begitu aku akan ikut saja dengamu." Junhoe bersiap mengeluarkan kopernya juga sebelum tangan Jinhwan memeluk pinggangnya dari belakang. Menyandarkan kepalanya pada punggung Junhoe yang bergetar.

"Selesaikan dulu kuliahmu. Tinggal satu setengah tahun lagi, lalu susul kami ke Amerika. Bukankah kita akan menikah disana?" Jinhwan mencoba menenangkan Junhoe.

"Mengertilah, Hyung. Jika kau pergi, maka aku akan mati." Junhoe menggenggam tangan Jinhwan yang melingkar di pinggangnya.

"Jika kau mati, maka kami hanya akan menunggu sia-sia." Jinhwan melepas pelukannya dan membalik tubuh Junhoe menghadapnya.

"Aku berjanji akan menyusulmu ke Amerika, dan kita akan menikah disana. Lalu hidup bahagia, aku, kau dan Junan." Junhoe menarik tubuh mungil itu ke pelukannya, tak menginginkan Jinhwan melihat air matanya.

"Jangan berjanji, itu hanya akan membebanimu." Jinhwan mengeratkan pelukannya, tentu ia juga tak ingin Junhoe melihatnya menangis.

.

.

.

Seminggu sebelumnya,

Jinhwan menemui Yunhyeong di cafe saat pertama mereka bertemu. Ini sudah satu bulan sejak apa yang Yunhyeong ucapkan saat itu. Dan selama sebulan juga Jinhwan tak pernah bisa tidur nyenyak.

"Aku sudah memikirkan apa yang kau ucapkan satu bulan yang lalu. Dan jujur saja, itu sangat mengusikku." Jinhwan meremas ujung jarinya untuk mengalihkan sedikit rasa sakit di dadanya.

"Mianhae, Jinhwan-ssi. Bukan maksudku unt-"

"Aku tau. Aku tau semua ini demi Junhoe. Kau gadis yang baik, Yunhyeong-ah. Kurasa, aku bisa tenang menitipkan Junhoe padamu. Jagalah dia, hibur dia saat di sedih. Buat dia melupakanku dan hiduplah dengan baik. Aku tau kau mencintainya, dan terimakasih sudah mencintainya. Terimakasih juga untuk selalu menjaganya. Aku pergi." Jinhwan tersenyum, lalu beranjak meninggalkan Yunhyeong yang terisak disana.

Yunhyeong akui ia mencintai Junhoe. Tapi ia bersumpah, bukan ini hal yang dia inginkan. Yunhyeong hanya ingin Junhoe bahagia. Jika Junhoe terus bersama Jinhwan, dunia akan mengucilkan mereka. Itu yang Yunhyeong takutkan.

.

.

.

.

.

TBC-835

beretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang