Who is in The Next Room? 2

658 108 12
                                    

ㅍㅍㅍ

"Kau mau mengelak lagi?" Tanya June pada Yunhyeong yang masih terkejut setelah melihat rekaman kejadian semalam. Ya, Junhoe merekamnya untuk menyudutkan Yunhyeong.

Pagi ini, Junhoe kembali mengetuk pintu rumah putih itu. Tujuannya masih sama. Mengetahui siapa sebenarnya makhluk cantik yang tengah terluka di dalam kamar samping itu.

Yunhyeong nampak menghela nafas. Apa ia harus jujur pada namja yang baru dikenalnya beberapa minggu ini? Tapi Junhoe terlanjur tau. Jadi Yunhyeong tak punya pilihan.

Disinilah mereka, di rumah Junhoe. Yunhyeong yang memintanya. Entah karna alasan apa, Junhoe tak diperbolehkan namja manis itu masuk ke rumahnya.

"Kau jujur, atau aku akan melaporkanmu ke polisi atas tuduhan menyekap seorang anak dibawah umur dan menyiksanya." Junhoe mencondongkan tubuhnya berusaha memojokkan Yunhyeong.

Sedangkan Yunhyeong hanya mendecih menanggapi namja yang sok tau di depannya.

"Tuduhan itu tak akan berlaku padaku. Dan orang yang kau sebut anak di bawah umur itu nyatanya lebih tua darimu.  Dia hyungku." Yunhyeong menatap datar Junhoe.

Junhoe mengernyit, meminta Yunhyeong menceritakan lebih mengenai namja yang tenyata lebih tua darinya itu.
Yunhyeong lagi-lagi menghela nafas untuk meringankan sesak di dadanya. Sejujurnya, ia sudah lelah menyimpan semuanya sendiri. Ia perlu tempat berbagi. Apa dia bisa percaya pada seorang Koo Junhoe?

"Namanya Kim Jinhwan. Dia hyungku satu-satunya. Dan dia seperti itu karna aku. Hiks..." Yunhyeong menutup wajahnya, berusaha menyembunyikan tangis yang selama ini ia tahan.

Junhoe semakin bingung, hanya bisa mengusap punggung Yunhyeong mencoba menenangkan namja itu.

"Kau bisa menceritakan padaku, aku harap itu membantu." Junhoe tak lagi menyudutkan Yunhyeong. Mungkin namja manis itu punya alasan sendiri untuk membohonginya waktu itu.

"Hyungku, hidupnya sangat berat. Orang tua Jinhwan hyung bercerai saat ia masih dikandungan. Setelah melahirkan Jinhwan hyung, eomma menikah lagi dengan seorang CEO dan melahirkanku. Dan sejak aku ada, Jinhwan hyung tak pernah mendapat perlakuan baik dari appa, eomma bahkan pada maid di rumah kami. Eomma mengatakan bahwa Jinhwan hyung selalu membuatnya teringat pada mantan suaminya. Eomma bilang bahwa Jinhwan hyung adalah aib bagi keluarga." Yunhyeong memainkan jarinya. Sesekali menyeka air mata yang masih terus keluar.

"Itu bukan kesalahanmu. Jangan menyalahkan dirimu sendiri." Junhoe masih pada posisinya menenangkan punggung yang bergetar itu.

"Sejak kecil, saat aku dapat mainan baru, Jinhwan hyung hanya akan menatapku kemudian masuk kembali ke kamarnya. Saat aku terjatuh dan terluka saat bermain, para maid mengadukan pada orang tua kami bahwa itu kesalahan Jinhwan hyung. Dan setelah itu Jinhwan hyung akan dikurung di gudang yang gelap dan mendapat banyak pukulan dari eomma dan appa. Sedangkan aku dengan bodohnya hanya bisa diam. Hiks..." Yunhyeong kembali menyesal atas kebodohannya dulu.

"Apa itu alasan kenapa Jinhwan jadi seperti sekarang?" Junhoe berucap, menatap namja yang tengah sesegukan itu untuk menyakinkan bahwa ia dapat dipercaya.

"Bukan. Semua yang kuceritakan tadi bukanlah apa-apa. Jinhwan hyung tak pernah marah ataupun iri padaku atas perlakuan orang tua kami. Hingga setahun yang lalu, eomma menyuruh beberapa orang mencoba membunuh Jinhwan hyung karna berita Jinhwan hyung adalah anak haram mulai menyebar di kolega dan mencoreng nama baik keluarga. Aku tak tau jika aku berada di posisi Jinhwan hyung. Bagaimana perasaannya jika orang yang ia cintai ingin membunuhnya? Hiks... Itulah kenapa aku membawa Jinhwan hyung pergi. Aku tak ingin hyungku terluka lagi." Yunhyeong mengakhiri kisah pilu Kim Jinhwan.

beretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang