Manekin - End

1K 126 32
                                    

Prequel dari Beret


Mari kujelaskan dahulu. Aku berasal dari sebuah pohon Lignium Vitae berusia mungkin lebih dari seratus tahun. Lignium Vitae memiliki arti kehidupan dan mungkin itu yang menjadi salah satu penjelasan kenapa kisah ini ada.

Sebelum aku menjadi diriku sekarang, dulunya aku tinggal di Amerika Tengah,  kurasa. Di hutan yang tenang dengan suara burung dan tupai yang menari di jemariku. Kadang aku rindu masa itu.

Dan kisah ini bermula saat sekelompok woodcutter merobohkan tubuhku dengan gergaji mereka yang besar, mengirisnya menjadi beberapa bagian dan membawanya ke beberapa tempat yang berbeda. Aku tak tau bagaimana kabar tubuhku yang lain. Yang aku tau, pusat tubuh dimana ada kehidupanku dibawa ke sebuah pondok tua dengan banyak perkakas pada dindingnya.

Seorang pria tua yang aku tau bernama Geppetto, adalah orang yang menciptakanku. Dari tangan rentanya yang mengukirku kemudian mengamplas permukaanku, sebuah patung seorang namja cantik berhasil ia buat. Aku sebenarnya tidak ingin memuji diriku sendiri, tapi itulah kenyataannya. Ya, patung cantik itu adalah aku.

Tunggu-tunggu, aku masih belum secantik yang kalian bayangkan. Geppetto menjualku ke seorang pengrajin patung porselen, dan disana setiap inchi tubuhku dibalut dengan cairan porselen yang mengeras untuk menyembunyikan serat kayuku. Mereka melukis ulang mata hidung dan bibirku dengan warna-warna yang indah. Aku menyukainya.

Sebulan setelahnya, aku hanya teronggok bersama patung-patung manekin lain. Aku cukup sulit dijual disini mengingat tinggiku yang bisa dibilang pendek untuk kalangan orang Amerika. Jadi seseorang disana mengirimku ke Asia.

Saat kotak kayu yang meindungiku selama pengiriman dibuka, aku tau bahwa aku kini berada di Korea. Itu salju pertama yang aku lihat di negri ini.

Aku ada di tempat pelelangan barang mewah. Berbeda dengan Amerika, disini aku merasa dipuja. Beberapa orang yang diduduk di deretan bangku itu berlomba mengangkat nomor ditangan mereka sembari menyebutkan nominal angka yang fantastis. Hingga aku terjual dengan harga 27.900.000 won. Mengesankan bukan?

ㅇㅇㅇ

Kukira aku akan dipajang di sebuah toko baju mewah dan memakai setelan jas mahal atau kemeja kasual keren lainnya. Nyatanya seminggu sejak aku dilelang, tubuhku malah dipajang di ruang tengah rumah mewah ini. Ayolah, aku ini sebuah manekin, setidaknya beri aku baju yang lebih layak dari selembar kain yang membalut tubuhku ini.

Itu, aku berusaha memanggil namja tinggi yang sedang menonton tv disana. Tapi aku lupa bahwa untuk sekedar berkedip pun aku tak bisa.

Dia. Kepemilikanku ada pada orang itu. Aku adalah hadiah atas dibukanya butik baru milik namja disana. Sebenarnya aku dibeli atas nama Goo Seunghyun, lalu diberikan pada anaknya yang menyebalkan bernama Goo Junhoe. Ah, aku masih kesal dengannya saat ia mengatakan aku adalah hadiah yang konyol. Aku tau Junhoe mengharapkan sebuah mobil atau mungkin motor sport baru, tapi tidak perlu kan mengatakan jika aku ini konyol? Apa ia tidak sadar jika ia dan keluarganya lebih dari itu? Lihatlah, ini rumah atau gudang museum?

ASTAGA!

Aku terkejut saat menyadari kini wajah Junhoe berada sangat dekat dengan wajahku. Mata tajamnya menelisik setiap inci mulau dari mata, hidung hingga bibirku. Ia membawa tangannya menyentuh pipi kananku. Aku sedikit merasa... entahlah. Seperti berdesir saat tangan itu mengelus pipiku pelan.

"Kau aneh." Aku merasa terjatuh setelah mendengar Junhoe berucap datar. Kurang ajar, baru saja aku merasa terbang dua meter, ia sudah membuatku kembali menginjak tanah.

Bukankah Junhoe lebih aneh? Dia barusan bicara padaku kan?

ㅇㅇㅇ

"Ini tidak bisa dipercaya. Yak, kenapa kau masih menyimpannya dirumah saja?" itu teriakan dari namja semok yang sedari tadi mengagumiku.

beretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang