Chapter 1

383 19 5
                                    

Kau harus paham. Bahwa impian adalah hal yang harus dicapai.

******

Setelah kejadian 3 tahun lalu, aku masih disini dengan perasaan dan hati yang sama.

Kepindahanmu ke Amerika membuatku sedih,aku mengerti, mungkin saat itu kau tidak mempunya waktu untuk mengabariku. Mungkin kepindahan itu juga mendadak bagimu.

Hari itu, sahabat ku Gritte menelfon ku pagi-pagi dan menyuruhku untuk kerumahnya. Sesampainya disana, dia tak berkata banyak dan memberikan ini padaku. Surat darimu.

"Hai prilly, maaf aku tak dapat menemui mu, aku ingin mengabarimu dengan telfon atau sms, tapi pulsaku habis haha. Dan orang tua ku tak mengijinkan ku menemuimu. Bukannya ia tak suka padamu, tapi pesawat sudah hampir berangkat, aku harus bergegas. Aku hanya bisa memberi ini pada sahabatmu, gritte yang kebetulan rumahnya tak jauh dari rumahku. Aku menyuruhnya untuk memberi surat ini sehari setelah keberangkatan ku ke Amerika. Aku disini selama 4 tahun, ayahku harus berobat dan aku akan melanjutkan kuliahku disini. Aku janji, orang pertama  yang bakal aku temui saat aku pulang ke indonesia nanti adalah dirimu. Apa kau bisa janji padaku? Untuk tetap menjaga hatimu untukku? Aku akan berjanji untuk menjaga hati ini untukmu. Tunggu lah aku disana, aku mencintaimu sangatt. -Ali-"

Membaca surat dari Ali membuatku kembali menangis. Rasanya tak rela jika harus berpisah denganya tanpa ada pertemuan terakhir. Hanya lewat surat ini Ali pamit padaku.

Malam ini, aku menyendiri dikamar untuk mengingat semua kenangan yang pernah aku dan ali lakukan. Sudah 3 tahun Ali di amerika. Aku selalu mengirim pesan padanya, tapi tak satupun ia balas. Apakah ali sudah tak mencintaiku? Sakit hati ini untuk merasakan itu.

Aku disini selalu menjaga hatiku untuknya, tapi jika saat dia kembali ke indonesia dan tidak mencintaiku lagi? Apa yang harus aku lakukan. Aku berusaha berfikir positif, dan yakin bahwa Ali juga selalu menjaga hatinya untukku disana.

Setiap hari, aku selalu mengecek ponselku, apakah ada balasan dari ali. Tapi nihil tak satupun pesan dari ali masuk ke ponselku. Aku teringat pada pesan ali pertama dan terakhir yang ia kirimkan padaku saat ia sudah sampai di Amerika. "Haii prilly, apakah kau sudah membaca surat dariku yang kititipkan pada gritte? Maaf aku tak sempat menemui atau mengabarimu, jujur aku menyesal. Harusnya diasaat aku akan berangkat ke Amerika, aku dapat memeluk erta tubuhmu. Maafkan aku prilly, aku janji akan selalu menjaga hati ini untukmu, dan kau juga akan melakukan hal yang sama untukku. Aku disini akan sangatmerindukanmu prilly. Hari-hariku hampa tanpa mu. Sekali lagi maafkan aku, aku mencintaimu, NOW and FOREVER. -Ali-"  Aku menangis sambil memeluk tubuhku sendiri. Sejak kejadian itu, aku selalu merasa kesepian walau ditempat ramai sekalipun. Tak ada ali, tak ada yang menemaniku.

*****

Haiiiii haiiiiii :) ini cerita pertama w guyss :D Jangan lupa selalu tinggalin jejak berupa Vote dan Comment :) biar bikin Author semangat nulisnya :)

Can You See MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang