Jihoon siang itu tampak lesu, menyandarkan kepala pada salah satu pilar besar gedung fakultas kedokteran di kampus nya. Pemuda itu mengigit bibir bawah gelisah.
Dia sedih. Ip nya anjlok semester ini. Pemuda itu mungkin akan segera terduduk dilantai dan merengek jika tidak ingat ada banyak orang disana.
"Park Jihoon?"
Jihoon menegak, menoleh pada siapa yang barusan memanggilnya.
"Kak Seongwoo?" Bibirnya menggumamkan nama si pria tinggi, "ada apa?" Tanya Jihoon
"Apa yang kau lakukan?" Seongwoo sang kakak tingkat balik bertanya membuat Jihoon menghela nafas.
"Meratapi nasib" sahut nya nelangsa
Seongwoo tertawa, mengacak gemas puncak kepala Jihoon dan tanpa persetujuan menarik yang lebih muda berjalan mengikutinya.
"Kita mau kemana?" Pertanyaan Jihoon terdengar seperti rengekan lesu, ck orang ini.
"Ayo makan. Aku traktir." Ajak Seongwoo
Jihoon pasrah saja, kini berjalan pelan mensejajari Seongwoo. Yah dia memang sedikit lapar. Lagi pula dia perlu tenaga nanti untuk menemui....
"Park Jihoon" suara teriakan di belakang, suara familiar yang membuat kedua pemuda tadi berhenti berjalan dan berbalik
........ Oh menemui, Park Woojin. Dan itu dia orangnya. Berlari kecil menghampiri si pemuda manis dengan Daehwi yang merengut kesal ditinggalkan.
Lihat cengiran di wajah tampan itu. Uhh Jihoon ingin sekali mencakar wajah Woojin.
"Ada apa Woojin-a" tanya Seongwoo.
"Eoo, hyung. Aku harus mengambil Jihoon sebentar." Ucap Woojin tanpa melepas senyum lebar dari bibirnya
"Kami akan makan bersama. Kau ikut?" Ucap Seongwoo
"Eummm, aku ada urusan dengan Jihoon. Bagaimana kalau kau makan dengan Daehwi?" Tawar Woojin ketika Daehwi sampai didekat mereka.
Daehwi bergeleng mengasihani Jihoon yang tertunduk pasrah. Tapi akhirnya pergi juga menarik Seongwoo yang melambai, berpamitan pada mereka.
"Ayo"
"Kemana?" Tanya Jihoon was-was
"Tempat yang lebih tenang. Kita perlu bicara berdua."
Jihoon memasang wajah sebal tapi Woojin hanya tersenyum maklum.
●●●
"Artinya ip ku lebih bagus darimu"
"Apanya yang lebih bagus? Kau hanya ada diatas ku 0,4. Sama saja jeleknya !" Protes Jihoon
Woojin tertawa menyentil kening Jihoon gemas, membuat empunya menggeram tidak suka.
"Kau kalah Park Jihoon dan harus mengabulkan satu permintaan ku"
Jihoon menutup telinga dan matanya. Rasanya ngeri mendengar permintaan Woojin yang sudah pasti dia ketahui.
"Jadi pacarku!"
"Aku tidak dengar !!"
Itu saja cukup menjelaskan Jihoon mendengarnya dengan jelas.
Woojin beranjak dari kursi terdepan ruang praktek, duduk disamping Jihoon yang berjarak beberapa kursi di belakang.
"Ini kesepakatan. Dan kau sudah menyetujuinya." Ucap Woojin. Jihoon membuka mata dan melepas tangan dari telinganya. Menoleh sengit pada Woojin
"Cari permintaan lain ! Ini terlalu tidak menguntungkan !"
"Kenapa? Kalau saja kau yang lebih baik dariku, ini juga tidak menguntungkan untuk ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
With Love 2Park✔
AcakOneshoot story about Park Woojin and Park Jihoon. Our lovely otp 💙 Ditulis untuk kesenangan semata. Tbh, ini boy x boy. So, yang kurang berkenan silahkan mundur teratur :) Was #1 in pinksaussage Cover by @keenokid ❤ 2018 ©neoculturetechno