***
Semilir angin di sore hari membuat kehangatan tersendiri, tumbuhan yang berjejer rapih menjadi pemandangan yang indah dilihat. Dua gadis cantik sedang asyik bergurau menghabiskan waktu sore harinya bersama.“Sel, loe tahu gak ‘kekuatan sebuah impian’, loe percaya itu ‘kan Sel?” senyap.
Tak ada jawaban dari sahabatnya teranehku ini. Kulirik sekilas ke arahnya. Bingung ini kesan pertama kalinya yang kudapati wajahnya. Sungguh, wajah bingungnya sangat konyol!
“Hm. Masih bermimpi menjadi sosok penulis, dokter, perawat, polisi cyber, atau apalah bahkan profesi khayalan loe yang sering loe baca di dalam novel?”
“Hey! Bukan bermimpi tapi impian!” aku menjitak pelan kepalanya membuat dirinya meringis dan menampakan mimik tak suka padaku.
“Awss!” ringis Selra.
“Sakit ya, mangap,” ujar Elpra.
“Hey jangan pukul kepalaku! Sakit tahu! Lagi pula itu ‘kan sama saja?”
“Beda tahu,” ujar Elpra.
“Iya sih, tap—” kulihat ada keraguan di wajah sahabat catikku ini. Kudorong pelan jidatnya membuat dia meringis dan menatap tajam ke arahku lagi.
“Kegagalan bukan akhir dari segalanya, Sel? Proses menjadi sesuatu yang berharga itu tak semudah menyiram wajahmu dengan jus jeruk kan Sel? Aku hanya ingin mencoba menjadi sesuatu yang lebih indah lagi, Sel,” kusandarkan kepalaku di atas bahunya yang lebih tinggi dariku.
“Hmm … try to be something if you’re nothing. Try to be somebody if you’re nobody, but don’t try to be someone else—”
“Just be yourself, iya?” aku tersenyum manis seraya memeluk pinggangnya dengan erat.
“Ayo kita mewujudkan impianmu bersama-sama dengan kekuatan impian yang kita punya!” serunya semangat membuat aku terkekeh geli mendengarnya.“Hmm … juga dengan kekuatan persahabatan kita!” lanjutku pelan yang disetujui olehnya.
“Jangan buat kekuatan persahabatan kita terkikis dengan pengkhianatan, Sel,” decakan pelan terdengar saat aku menirukan gayanya barusan.
“Yang paling penting jangan pernah menyerah dan putus asa!” ku-kecup pipinya singkat lalu berlari setelah menjulurkan lidah ke arah gadis bertubuh ramping itu.
Aku sangat tahu jika dia paling tak suka dikecup.“Iiii geli banget sumpah!Elpra awas kamu yahh!! Mimpi apa ya Aku semalem,dicium oleh spesies kaya sahabatku yang satu ini!”gerutuku sambil mendecak sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajut Impian
FanfictionHidup gak selalu bahagia, tentunya akan ada ribuan rintangan yang menghadang. Hidup layaknya air yang pasang surut tiada henti, bagaikan sebuah roda yang terus menggelinding. Jalani dan hayati perjalan hidup, maka hidup akan bisa kita genggam.