CHAPTER 4 HATI YANG TERLUKA (PART 1)

1.3K 82 2
                                    

"Di mana Orion?"

Sagita sama sekali tidak menanggapi pertanyaan wanita itu, dia tetap berdiri mematung sambil tetap menatap wanita itu. Dia masih tidak percaya melihat wanita itu datang ke tempat yang seharusnya hanya ada Sagita dan Orion. Dari mana wanita ini bisa mengetahui pulau ini?

"Apa kau baik-baik saja? Aku tanya di mana Orion?"

"Akkhh ... maaf ... Orion sedang mandi."

"Boleh aku masuk ...?"

"I ... iya silakan ..."

Wanita itu melangkahkan kakinya memasuki rumah kayu itu, dia berjalan sambil melihat-lihat seisi rumah kayu itu.

"Rumah ini nyaman sekali ..."

Sagita hanya bisa menanggapi perkataan wanita itu dengan sebuah senyuman.

Wanita itu terus masuk hingga dia memasuki kamar Orion dan Sagita. Lalu tanpa meminta izin pada Sagita, wanita itu duduk di tempat tidur. Hal itu tentu saja membuat Sagita sangat kesal.

"Apa semalam kau dan Orion tidur di ranjang ini?"

"Eh ...?"

Sagita sama sekali tidak mengerti kenapa wanita itu menanyakan hal itu. Orion dan Sagita adalah suami istri jadi meskipun tanpa bertanya seharusnya wanita itu tahu bahwa sudah pasti mereka tidur di ranjang itu. Wanita itu masih menatap wajah Sagita yang menandakan dia masih menunggu jawaban Sagita.

"I ... iya ... begitulah ..."

Sagita menyadari ekspresi kekesalan di wajah wanita itu setelah mendengar jawaban Sagita. Sagita semakin penasaran ingin mengetahui hubungan antara wanita itu dengan Orion.

Tak lama setelah itu, Orion yang telah menyelesaikan aktifitas mandinya keluar dari kamar mandi. Untuk sesaat Orion terlihat terkejut melihat kehadiran wanita itu. Wanita itu berjalan menghampiri Orion dan tepat di depan mata Sagita, dia mengecup bibir Orion. Hal itu tentu saja membuat Sagita tercengang sekaligus kesal.

"Aku datang ... apa kau terkejut?"

"Tidak ... aku tahu kau pasti akan datang. Aku senang kau datang, di sini sangat membosankan ..."

Ucapan Orion itu tentu saja telah sukses membuat Sagita terluka. Melihat hal ini, Sagita pun tersadar bahwa Orion dan wanita itu memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman.

"Ayo kita pergi keluar ..."

Wanita itu menganggukkan kepalanya begitu mendengar ajakan Orion. Sambil bergandengan tangan mereka melangkahkan kaki mereka meninggalkan Sagita yang masih berdiri mematung.

"Oh iya ... apa kau bisa memasak?"

Pertanyaan Orion itu telah mengembalikan kesadaran Sagita, Sagita membalik tubuhnya dan menatap ke arah Orion yang masih bergandengan tangan dengan wanita itu.

"Bisa sedikit ..."

"Aku lihat di kulkas banyak makanan, kalau kau lapar, kau makan saja. Aku akan makan di luar. Sampai jumpa ..."

Setelah mengatakan itu, Orion dan wanita itu benar-benar pergi meninggalkan Sagita seorang diri.

Rasa sakit yang Sagita rasakan saat ini sangat besar, hingga membuat air matanya mulai keluar dan berjatuhan membasahi wajahnya.

It's OK, I'm Remember (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang