CHAPTER 5 HATI YANG TERLUKA (PART 2)

1.3K 89 3
                                    

Sagita benar-benar tidak menyangka Orion akan menyelamatkannya. Pada awalnya Sagita mengira dia akan mati tenggelam. Memang benar, sambil meronta-ronta dia terus memanggil nama Orion, tapi dia memanggil Orion di dalam hatinya karena suaranya tidak bisa keluar ketika dia nyaris tenggelam tadi. Sagita merasa heran, bagaimana bisa Orion menyadari keberadaannya yang nyaris tenggelam itu, padahal jarak mereka cukup jauh? Mungkinkah panggilannya dari dalam hatinya berhasil sampai pada Orion sehingga Orion mendengarnya?

"Kau baik-baik saja?"

Pertanyaan dari wanita itu telah mengembalikan kesadaran Sagita dari lamunan panjangnya.

"Iya ... aku baik-baik saja ... terima kasih atas bantuanmu."

"Orion sedang mencari makanan, sebentar lagi dia akan kembali."

Wanita itu sangat baik dan ramah, berkat perkataan wanita itu Orion berhenti membentak Sagita. Sagita semakin penasaran ingin mengetahui hubungan wanita itu dengan Orion. Tapi ketakutan Sagita untuk mendengar kenyataan yang mungkin saja akan menyakiti hatinya, membuat Sagita mengurungkan niatnya untuk menanyakan hal itu pada wanita itu.

"Kau pasti bertanya-tanya aku ini siapa, benar kan?"

Sagita membuka matanya dengan sangat lebar, dia tidak menyangka wanita itu bisa depan tepat membaca isi hatinya.

"Tidak perlu terkejut begitu, hanya dengan melihat wajahmu aku tahu kau penasaran ingin mengetahui hubunganku dengan Orion. Aku akan memperkenalkan diriku padamu, namaku Livia ... aku dan Orion ... kami sedang berpacaran."

Sebenarnya Sagita sudah menduga hal itu, tapi Sagita sama sekali tidak menyangka rasa sakit hatinya akan begitu besar seperti ini.

"Se ... sejak kapan kalian berpacaran?"

"Sudah lama ... sejak kami masih duduk di bangku SMA."

Mendengar pengakuan wanita itu yang baru Sagita ketahui bernama Livia, membuat Sagita sangat takjub. Mereka mampu mempertahankan hubungan mereka selama itu. Sudah dapat dipastikan Sagita tidak memiliki ruang di antara mereka berdua. Sagita sangat menyadari seharusnya dia tidak pernah hadir di tengah-tengah mereka. Sebagai sesama wanita, Sagita bisa memahami perasaan Livia saat ini. Livia yang sudah lama berpacaran dengan Orion pasti merasakan rasa sakit yang jauh lebih besar dibandingkan rasa sakit yang dirasakan oleh Sagita. Sagita juga menyadari bahwa rasa sakitnya ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Livia. Andai Sagita tahu sejak awal bahwa Orion sudah memiliki kekasih, Sagita pasti akan langsung menolak perjodohan itu.

"Maafkan aku ..."

"Kenapa kau meminta maaf Sagita?"

"Hatimu pasti sakit sekali karena melihat Orion menikah denganku."

"Iya ... pada awalnya aku memang merasa sakit hati, tapi aku tahu Orion tidak mungkin mengkhianatiku. Aku tahu dia sangat mencintaiku, jadi tidak mungkin dia tertarik pada wanita lain. Sejak dulu aku selalu mempercayainya. Lagipula pernikahan kalian itu hanya sebuah kesepakatan bukan?"

Sagita sangat terkejut mendengar ucapan Livia itu, rupanya Orion telah menceritakan semuanya pada Livia. Bukankah Orion sendiri yang menyuruh mereka untuk merahasiakan hal ini dari orang lain? Tapi kenapa dia mengingkari ucapannya sendiri dan menceritakan hal ini pada Livia? Meskipun Sagita sangat kesal pada Orion, tapi dia bisa mengerti alasan Orion menceritakan hal ini pada Livia. Jika Sagita ada di posisi Orion, Sagita yakin dia pun akan melakukan hal yang sama. Rasa kesal itu pun hilang begitu saja setelah Sagita menyadari hal itu.

It's OK, I'm Remember (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang