11 - future?

412 99 6
                                    

Me,
Your future.

Tiga kata yang mengganggu kerja otak, jantung dan seluruh aliran darah yona.













"Yeri geulis, pulang sama siapa?" kata mark dengan wajah mesem-mesem. Yona geleng-geleng kepala melihat satu temannya itu.

(*geuliscantik)

"Sama sohye."

"Naik apa?"

"Naik angkot. Kayak biasa."

"Naik motor lebih cepet loh." kata mark.

"Kita kan gak bawa motor." ucap yeri.

"Yeeee..kan aa mark bawa." mark menaik-naikkan alis.

"Terus?"

"Ya nggak terus neng, nabrak ntar atit atuh." yeri tertawa.

"Kalo mau pulang bareng bilang aja mark." kata yeri.

"Nah itu tau hehe."

"Terus, sohye gimana?"

"Kan ada akang ujin" mark menoleh ke arah woojin. "Woy sul!" woojin menoleh setelah mempause game nya.

"Apaan?" tanya woojin.

"Anterin nih sohye balik" kata mark.

"Kok gua?" tanya woojin bingung.

"Halah udah sekalian ngegas motor, ngegas yang dibonceng juga." mark menaik-naikkan alis ya dengan senyum penuh arti.

"Oke, balik yuk" mark hendak merangkul yeri. "Weh..weh..tangan kontrol tod!" teriak hyunjin. Mark hanya mesem-mesem.

"Eh, kan hyunjin mau ngumpul anak osis, lah si yoyon balik ma sapa?" tanya woojin. Ngomong-ngomong, bobrok begini, hyunjin sebenarnya anak osis, jabatannya humas. Walaupun pekerjaannya gaib. Tak pernah terlihat.

"Halah..keun we si kehed mah sorangan" kata mark. 
(*keun we si kehed mah soranganbiarin ajalah si sialan mah sendirian)

"Sorangan ge moal aya nu nyulik. Da euweuh nu napsu ka nu kieu mah." kata hyunjin. *(sendiri juga gak ada yang nyulikga ada yang nafsu sama yang kayak gini mah)

ketiga lelaki itu tertawa terbahak-bahak berbanding terbalik dengan yona yang geram.

Raut wajah yona sudah kesal ingin rasanya membanting meja ke wajah teman-temannya.

"Gandeng sia kehed." umpat yona.
(*berisik lo sialan)

"Bodo amat. Gua juga mau pulang bareng eunbin. Hih.." yona langsung berjalan keluar kelasnya dengan kaki dihentak-hentak.

Ditengah jalan menuju kelas eunbin, ia menemukan sosok yang langsung mengubah ekspresi kesal dan mood jeleknya menjadi seperti indahnya pelangi yang berwarna warni. Yona tersenyum. Ia lalu mengamati di balik batang pohon. Lelaki itu baru saja berjalan menuju motor nya yang terparkir. Tapi begitu donghan tiba, ternyata dia tak sendiri, ada yang mengekori, jelas itu kyulkyung. Yona memutar bola matanya, mencibir.

Yona tak begitu mengetahui apa yang mereka bicarakan tapi yang jelas raut wajah kyulkyung terlihat murung. Apa ini pertanda baik? Yona tersenyum yakin.

Replay 2014 • Kim DonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang