18 - dekat

534 105 29
                                    

Yona membulatkan matanya lebar-lebar ketika ia lihat salah satu dari dua cowok yang mencegat mereka menarik kerah baju Donghan. Yona sudah turun dari jok motor tapi tak tahu harus berbuat apa. Ia hanya menggigit jarinya, ngeri.

Yona hampir berteriak ketika melihat cowok itu sudah melayangkan pukulan ke Donghan. Karena itu dia kayaknya benar harus telpon, telpon siapa aja deh. Tapi waktu cewek itu mengutak-atik ponselnya dengan tangan gemetar, kayaknya dua cowok itu tahu, dan cowok yang menghajar Donghan menyuruh temannya untuk menghampiri Yona. Donghan langsung bangkit dan menghantam cowok yang menghajarnya sampai adu fisik terjadi.

"Arek naon maneh? Jangan coba-coba nelpon polisi!" cowok itu mencengkram tangan Yona. Yona yang kaget itu, merasa jantungnya hampir lepas.

"Ah enggak..aku mah mau nelpon kucing aku udah makan apa belum." jawab Yona santai. Cowok itu tersenyum miring, dia pikir stres kali cewek ini. Lalu setelahnya tangan Yona ditarik ke belakang sampai ponselnya terjatuh. Dia berteriak dan memberontak tapi cowok itu makin menyeretnya. Donghan langsung menghampiri mereka saat berhasil menjatuhkan lawannya. Tapi bertepatan dengan itu, deru mesin motor nyaring terdengar. Yona gak tahu harus berkata apa lagi karena bertambah lagi 3 orang cowok yang datang. Dan dalam sekejap mereka menarik lalu mengeroyok Donghan.

Yona menangis sambil memberontak. Tapi rasanya seperti gak berdaya ketika melihat orang yang dia sayangi juga tak berdaya. Yona ingin sekali membunuh cowok-cowok yang berani menghajar Donghan itu.

Dalam timing yang pas, seorang cowok datang menghampiri 4 orang yang mengeroyok Donghan lalu menghajarnya satu persatu. Dan Yona yakin kalau cowok itu Jungkook.

Lalu secara tiba-tiba cowok yang mengunci tangan Yona sudah jatuh tersungkur. Yona menoleh melihat pelakunya. Adegannya seperti slow motion ketika ia berbalik. Cowok yang menolongnya itu memakai hoodie dan masker hitam. Tapi Yona merasa jantungnya berdegup kencang. Lalu ketika cowok-cowok yang lain mau membalas si cowok berhoodie itu, dia dengan cepat berlari menarik Yona sampai ke jalan besar yang ramai.

Yona melepas tangannya yang dicengkram cowok itu. "Kenapa narik aku kesini? Aku mau balik ke kak Dongh–" belum sempat Yona berbalik, cowok itu udah menahannya lalu menggeleng yang berarti melarang Yona untuk kembali. Gak tahu kenapa Yona terpaku menatap mata cowok itu. Juga kenapa jantungnya masih berdegup kencang? Apa efek sehabis lari? Entah. Tapi seolah dia semakin membeku waktu mendengar suara cowok itu meski dibalik maskernya.

"Kamu pulang aja. Donghan gak kenapa-napa kok."

Yona hampir mau membuka hoodie yang cowok itu pakai tapi cowok itu menahannya.

"Aku mau balik ke kak Donghan." Yona berhasil melepaskan diri dan berlari meninggalkan cowok itu, ke tempat tadi dimana perkelahian terjadi. Cowok itu jelas mengejarnya.

Bertepatan dengan datangnya Yona, ternyata jumlah orang makin banyak, mereka saling baku hantam, waktu Yona meihat Donghan terduduk di jalan, dia buru-buru menghampirinya. "Kak Donghan!!" teriaknya lalu dengan cepat merengkuh tubuhnya dan menariknya keluar dari area itu ke tempat yang lebih aman.

Di kursi depan swalayan yang cukup ramai, Yona membawa obat luka yang baru dibelinya. Membukanya dan mengobati luka-luka yang ada di sekujur tubuh Donghan. Sampai ia ngeri sendiri lihatnya. Donghan nya sendiri gak berontak atau protes sedikitpun ketika Yona mengobatinya. Hanya sesekali meringis dan bergumam gak jelas.

"Mereka siapa sih kak?" tanya Yona dengan suara tinggi, kesal.

Donghan menggeleng. "Man 2 kali."

Man 2 itu sekolah Madrasah (setara SMA) 2 yang letaknya gak jauh juga dari SMAN 1. Sekolah ini yang jadi musuh nya SMAN 1 ketika terjadi perkelahian kemarin.

Replay 2014 • Kim DonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang