13. Di Balik Kisah, Tersembunyi Cerita

11.4K 492 44
                                    

"Anne!" teriak Ferly seraya mengguncang tubuhku.

"Tuan ikhlaskan saja," kata suara lain yang tak kutahu siapa.

"Tidak, Dok. Sekian lama saya kehilangan istri saya dan saya menemukannya seperti ini," kata Ferly dengan nada sendu.

Perlahan-lahan aku menggerakkan jariku dan suara khas LKD berbunyi. Semua nyawaku kini telah terkumpul kembali. Aku membuka mataku dengan perlahan. Kulihat raut wajah Ferly yang memucat.

"Puji Tuhan," kata sang dokter seraya menepuk bahu Ferly pelan.

Ferly mendekat ke arahku dengan raut wajah bahagia.

"An, maafkan aku. Aku tidak bisa selalu bersamamu," lirihnya dengan nada pilu.

***

Aku menatap Ferly yang tampak serius melukis. Dirinya tengah melukisku sekarang. Sebenarnya dirinya ingin menyanyikan satu lagu untukku, tetapi itu tak mungkin dilakukannya karena akan menganggu pasien lain. Walau tak diragukan suara Ferly begitu indah.

"Fer, orang lagi sakit kok ya dilukis," kataku dengan menggelengkan kepalaku.

Ferly hanya terkekeh.

"Aku hanya ingin memberikan hadiah untukmu dengan suatu yang bisa aku buat dari kedua tanganku sebagai terima kasihku untukmu," ucapnya seraya meletakkan kuas di bangku. Kemudian, ia beranjak ke arahku dengan memutar kursi rodaku perlahan.

"Lihat, Sayang. Semoga kamu suka," ungkap Ferly begitu ceria.

Aku hanya mengangguk seraya menunjukkan kedua ibu jariku. Tak usah diragukan lagi kalau Ferly memang memiliki darah seni yang kental. Tangannya memang piawai menciptakan karya yang indah.

"Fer, aku tak percaya. Kalau ternyata kita sudah menikah begitu lama dan terpisah begitu lama. Rasanya seperti baru kemarin kita mengena," sahutku mengingat beberapa tahun yang lalu saat aku bertemu dengannya.

Ferly mengusap-usap kepalaku lembut.

"Maafkan, aku. Seharusnya aku menepati janjiku untuk pulang tepat waktu. Jika kecelakaan itu tidak terjadi, maka aku tidak melupakanmu," lirihnya dengan tatapan bersalah.

Aku merasa kasihan pada Ferly. Dirinya tidak bersalah. Itu memang takdir Tuhan yang mengambil ingatannya tentangku. Namun, Sang Pencipta tidak mungkin menguji umatnya diluar batas kemampuan. Buktinya Tuhan mempertemukanku lagi dengan Ferly.

"Itu bukan salahmu, Fer. Aku tahu. Jangan seperti ini. Tolong," pintaku dengan nada lembut.

Ferly memejamkan mata sejenak.

"Jika aku tidak kembali ke Indonesia, tak mungkin kecelakaan itu terjadi. Seharusnya aku tak kembali waktu itu sehingga aku tetap bersamamu. Aku mengingatmu kembali tetapi saat aku kembali ke London. Kamu sudah pergi. Bertahun-tahun aku mencarimu, An. Satu bulan yang lalu orang suruhanku mengatakan kalau kamu jatuh dan kritis. Hatiku benar-benar terasa hancur, An. Kamu cintaku selamanya," tuturnya dengan raut wajah yang begitu sedih.

Aku pikir saat aku jatuh dari pendakian. Tuhan akan mengambil nyawaku dan akan mempertemukanku dengan Ferly di surga. Setahuku dari sahabatku katanya Ferly kecelakaan beberapa tahun yang lalu dan telah tiada. Kala itu aku benar-benar hancur. Cuma Ferly yang menyayangi dan mencintaiku serta mengerti apa yang aku mau.

Meski begitu aku berterima kasih kepada Tuhan karena telah memberiku kesempatan kembali bersama suamiku. Suami yang aku cintai.

"Fer yang penting kita bersama sekarang. Kita jadikan masa lalu sebagai pelajaran," terangku dengan nada serius.

Ferly mengangguk dan tersenyum.

"Fer, aku tak menyangka kalau aku koma selama 6 Minggu. Dalam komaku, aku bermimpi buruk sekali. Aku bertemu denganmu, tetapi kamu membenciku. Rasanya itu seperti nyata. Aku takut sekali--"

Ferly meletakkan telunjuknya di depan bibirku dengan tatapan lekat.

"Tidak mungkin aku membencimu. Kesalahanku hanya pernah melupakanmu, tetapi begitu aku mengingatmu. Aku selalu mencarimu. Tidak mungkin aku bisa membencimu. Kamu perempuan paling baik yang pernah aku temui," terang Ferly tulusa seraya menggenggam kedua tanganku.

Ferly mengulurkan tangannya kepadaku yang membuatku mengernyit. Lelaki itu mengedipkan matanya sebagai kode agar aku mau menerima uluran tangan itu. Perlahan aku berdiri, meski terasa sakit. Suamiku ini langsung menggendongku. Kemudian, mendudukkanku di bangku taman rumah sakit yang tak jauh dari kami.

"Dengarkan baik-baik ya, An," bisik Ferly di telingaku.

Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat kubernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini

Ferly menyanyikan penggalan lagu ternyata seraya menyelipkan rambutku ke sela-sela telingaku agar tak menutupi telingaku. Dapat kudengar suara serak khasnya yang begitu mempesona. Akhirnya, aku mendengar dirinya menyanyi lagi. Namun, terpaksa harus berbisik-bisik seperti ini.

Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya Tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu

Ferly memelukku dari samping. Aku dapat mencium aroma mints yang menguar dari tubuhnya dan dapat kudengar debaran jantungnya yang tak beraturan itu.

Semua yang jadi bukti
Tersimpan di dalam palung hati
Semua yang jadi bukti
Tersimpan di dalam palung hati

Ferly mengakhiri lagunya seraya mengambil tanganku dan menaruhnya di dadanya.

"Semoga kita selalu bisa bersama baik di dunia maupun di surga," harapnya dengan nada serius.

Aku hanya tersenyum.

Tamat..

Shadow= Bayangan
Memory = Ingatan

Maksudnya mimpi. Cerita dari awal sampai

Shadow Memory (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang