Steven masuk ke kamar Clara. Gadis itu masih tidur nyenyak dengan selimut yang melilit di tubuh mungilnya.
Gadisku makin cantik saat tertidur pulas seperti ini. Aku sangat berharap bisa memiliki mu sayang.
Tangan kekar Steven mengelus rambut Clara, membelainya membuat Clara terusik. "Bangun baby kamu gak sekolah?" Titah Steven lembut.
"Aduh bik Narsih aku masih ngantuk jam berapa sih?"
Steven terkekeh geli respon yang tidak ingin Steven harapkan."Jam enam baby, ayo bangun buka matamu liat apa suaraku mirip dengan pembantu mu itu?" Tanya Steven duduk di sebelah Clara.
"Omg... Om Steven! Ngapain kesini!" Clara terkejut dan langsung bangun dari tidurnya.
"Baby, sepertinya kamu masih merasa berada di rumahmu? Kamu lupa tentang semalam?"
Clara melihat sekeliling kamar dan di sudah sadar berada di mana dia sekarang.
Kamar ini, kenapa gue bisa lupa kalau gue tinggal di rumahnya om Steven sekarang."Maaf om, aku belum terbiasa."
"No problem baby, lama-lama pasti kamu nanti terbiasa."
Clara menyadari ada orang selain dia dan Steven. 5 orang pelayan berdiri menunduk di belakang Steven.
"Mereka ngapain di sini om?" Tunjuk Clara kepada para pelayan.
"Oh iya, mereka yang akan menyiapkan apapun keperluan kamu baby, selama kamu berada di rumah apapun permintaan mu mintalah pada mereka."
"Om minta mereka jadi asisten pribadi Clara?" Clara menunjuk dirinya sendiri. "Kayak princess di kerajaan mereka punya pelayan sendiri."
Steven mengacak rambut Clara gemas, "kamu boleh menganggap seperti itu. Karna kamu memang princess, princess di istanaku."
Para pelayan itu takjub melihat perlakuan Steven kepada Clara begitu perhatian dan romantis. Iri bisa di bilang, mereka ingin jua berada di posisi Clara mendapatkan perlakuan dari sang pangeran sekelas Steven.
"Aduh om, pagi-pagi udah jualan aja sih, Clara malu kalau kayak gini." Rengeknya kepada Steven.
"Jualan maksud kamu?" Steven tidak mengerti dengan apa yang di katakan Clara.
"Iya jualan, jualan gombal."
Steven tertawa lagi-lagi mengacak rambut Clara gemas. "Kamu bisa saja, Sekarang cepatlah mandi aku tunggu di bawah untuk sarapan."
Steven meninggalkan kamar Clara dia sendiri juga butuh bersiap-siap untuk ke kantor sekalian mengantarkan Clara sekolah sepertinya akan menjadi kebiasaan baru Steven.
Aku gak tahu harus bagaimana sekarang. Aku harus bersyukur atau malah sedih. Semuanya terjadi begitu cepat. Jujur aku bahagia tidak harus susah payah cari uang buat hutang papa. Tapi aku juga sedih papa sakit untuk saat ini aku gak bisa bareng-bareng sama papa.
Aku makin bingung dengan perlakuan om Steven padaku, suka, siapa yang tidak suka di perlakukan seperti seorang putri. Bangun tidur, mandi sampai seragam mereka yang menyiapkan para pelayan yang di sediakan om Steven untukku. Dan tidak tanggung-tanggung 5 orang hanya untuk melayani aku. Luar biasa bukan? Aku sudah menolaknya tapi para pelayan itu tetap saja ngotot. Yaudah lah nikmati saja.
Clara sudah cantik dengan seragam sekolahnya. Segera menyusul Steven yang sudah menunggu di meja makan.
"Pagi om!" Sapa Clara ceria keluar dari lift dengan senyum sumringah.
Steven yang sedang sibuk dengan tabletnya langsung beralih menatap Clara. Tentunya dengan senyum yang tak kalah manis.
"Pagi princess ayo sarapan, kamu mau sarapan apa?" Tawar Steven kepada Clara yang sudah duduk di depan sisi kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweety Baby
RomanceClara Vanessa Indrajaya 16 tahun harus menerima kenyataan bahwa sang ayah bangkrut dan jatuh sakit. Demi menyelamatkan sang ayah Clara harus menerima tawaran Steven Christopher Aldian. Apakah Clara menerima atau menolak? Mature (21+)