#3

128 8 0
                                    

Dentuman musik yang keras kini menusuk telinga orang² yang berada di club itu. Tapi gerak tubuh mereka tetap saja mengikuti suara dentuman musik itu.

Gadis berambut coklat itu kini sedang duduk di sofa bartender yang sudah ia pesan bersama temannya. Sudah 3 botol vodca yang mereka pesan. Dan sudah 4 botol Rose Wine yang mereka habiskan. Tapi entah kenapa hanya 1 orang yang sudah mabuk diantara 4 temannya. Regitha. Memang dia paling tidak kuat dengan minuman seperti itu. Padahal baru minum 2 gelas saja ia langsung mabuk.

"pulang yuk,udah jam 10 nih" ajak Nadia yang kini mulai mengantuk itu.
"alah kentut lu. Belom juga lama kita disini. Ntar aja lah." balas Adelia menolak ajakan sahabatnya itu.
"gua ngantuk " kata Nadia sambil menguap.

"eh guys,joget yuk kesitu!" ajak Fanie sambil menunjuk tempat dekat meja DJ .
"Trushhh gue gimana nihh hhh" kata Regitha yang setengah sadar,karena pengaruh alkohol.

"udah ikut aja ayok. Gapapa Kelezz. Ga bakal diculil ko lo." kata Cynthia meyakinkan Githa yg kini mencoba menyadarkan dirinya sendiri.

"ayok ah lama bgt lu pada!" Fanie langsung menarik tangan Cynthia dan diikuti ke tiga temannya dari belakang.

Dentuman musik yang sangat keras,ditambah bau alkohol yang membuat suasana menjadi semakin panas.

Fanie bersama temannya kini berjoget ria disana. Tangan kanan Fanie kini memegang sebotol Rose Wine yang bisa dibilang menjadi minuman kesukaannya saat di Club. Tubuhnya berlenggak lenggok mengikuti alunan musik yang dimainkan. Sesekali ia meminum Rose wine miliknya. Disamping kanannya kini,Cynthia yang sepertinya sudah mabuk berat mengajak Fanie untuk kembali ke sofa. Tapi,Fanie menolak. Ia malah tetap asik berjoget. Ya... Mau tidak mau,Cynthia tetap bersama sahabatnya berjoget mengikuti alunan musik.

Disana,dipojok kiri dekat meja Bartender seorang laki laki yang mengenakan kaos biru dongker yang dipadukan dengan jaket Bomber hijau tua,dan celana Ripped Jeans miliknya. Jambul yang sedikit berantakan,namun terkesan cool yang sedang menatap wanita disana. Wanita yang sedang berjoget ria dengan teman sebayanya. Tatapannya kini menyelidik,seperti sedang mengingat siapa gadis itu. Tapi,lamunannya dibuyarkan ketika temannya memanggilnya.

"Woy Devan!!!" ucap seorang temannya sedikit teriak karena suara musik itu terlalu keras.

"apaan sih?!" balas Dev sewot.
"Ganggu bgt lo!" lanjutnya kini sedikit marah.

"Marah mulu lu njing! Gua dari tadi manggil lu. Lu malah begong aja. Lagi mikir apaan sih lu? Hah??" tanya sahabatnya sekaligus sepupunya--Davin.
"Nggak kok!" balas Dev cuek,tapi matanya tak lepas dari gadis yang sedari tadi dekat meja DJ itu.
Namun,Davin mengikuti arah pandang Devan,yang sedang memandang gadis itu.

"ohhh jadi itu toh. Lo mau jadiin cewek itu target lo selanjutnya nih?" celetuk Davin,dengan nada sedikit menggoda.

"Ga jelas lo! Apaan si! Kenal juga ngga gue." kata Davin jengkel
"yelah biasanya juga lo deketin setiap cewek trus lo minta nomernya. Masa yg ini nggak sih? Aneh lo! Kayaknya sih dia udah biasa Clubbing deh dari caranya joget² gitu." celetuk Davin apa adanya.

Tapi,tatapan Devan tak bergerak sedikit pun ke arah lain. Dia justru melihat setiap gerak gerik perempuan itu. Kini,perempuan itu sedang duduk seusai berjoget tadi. Gadis itu sedang berbincang bincang pada sahabatnya,sambil memegang sepuntung rokok ditangan kanannya yang hendak ia nyalakan.

Devan sedikit terkejut akan hal itu. Padahal Dev seperti pernah melihatnya entah di mana Dev lupa. Tapi,untuk apa juga ia memikirkan hal itu,toh,ia juga tidak kenal dengan perempuam itu.

Tapi,didalam benak Dev berkata.
"Dia cantik juga."
"Ah apaan sih gue gajelas bgt!" protesnya dalam hati.

"Gue kyak pernah liat tuh cewe deh bro. Tapi gua lupa dimana." tanya Dev,pada Davin,yang sedang meneguk segelas vodca.

"masa sih?" kata Davin yang sekarang beralih menjadi menatap gadis itu. Ia mengingat ingat siapa perempuan itu. Dan setelah mengingat² dgn jelas,ia berkata pada Dev..
"Kayaknya dia Fanie deh. Stefhanie Andrea yang terkenal Bad Girl di sekolah." ucap Davin sedikit ragu.

"Oohh." ucap Devan singkat sambil mengangguk. Tapi,saat gadis itu tak sengaja menoleh ke arah Devan,Devan justru mengalihkan pandangannya. Takut dia akan lemes pada anak² sekolah lainnya kalau seorang Devan Alvaro Domani bukanlah laki² yang baik.

"balik yok! Udah jam 1 nih!" ajak Dev pada sahabat²nya itu.
"Ayok ah ngantuk berat gue." balas Aldino dgn nada seperti orang mabuk.



Note: Vote and Coment ya Please. Jangan lupa share ke temen² kamu,sahabat,pacar atau...mantan:))
Sekian thank u💙.

DevanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang