Yang namanya cinta tuh gak bisa paksaain. Gimana pun cinta harus dilandasi dengan ketertarikan satu sama lain. Kalaupun hanya ada satu orang yang berjuang diantaranya, itu percuma aja, hubungannya gak bakalan bahagia.
"Lagian lo mau aja diajak sama dia,kalo gue jadi lo sih,gue ogah!"
Fanie yang baru saja selesai menceritakan kejadian yang ia alami tadi,langsung mendapat omelan dari Regitha,sahabatnya yang paling cerewet.
"Lagian dia bilangnya penting banget,yaudah gue ikut,trus katanya juga demi temennya." Ucap Fanie watados
"Ya tapi akhirnya dia cuma nanya nama lo doang kan?! Abis itu udah ga nanya nanya lagi! Bego tuh jangan dipelihara Puy! Gua aja bego tapi ngga sembuh-sembuh," Omel Regitha
"Kok lo marah banget sih ke gue? Intinya kan gue juga ga tau kalau dia cuma nanya nama gue doang. Siapa tau temennya naksir kali ama gue. Bisa aja kan?" Kata Fanie mengada ngada.
"Ge er lo tingkat Dewa ya lama lama. Gue maklumin deh,orang lo belom pernah ngerasain pacaran, ya wajar deh." ucap Regitha yang diikuti gelak tawa oleh teman temannya, kecuali Fanie. Ia hanya cemberut mendengar perkataan sahabatnya barusan.
"Kurbel bege!" celetuk Cynthia sambil menertawakan Fanie.
"Iiihhh jahat ya lo semua sama gue! Kan kemungkinan bisa jadi yeuu,"
"Udah udah udah. Jangan ketawa terus,perut gua sakit! Balik yok,udah mau malem nih,gua belom mandi." ajak Adelia yang diangguki oleh ke-Empat temannya.
KRING...KRING...
Bel jam pelajaran ketiga disekolah SMA Dharma Bakti berbunyi, yang membuat murid-murid sudah mulai bermalas malasan. Apalagi untuk kelas XI IPS 3 harus kuat hati dan kuat otak menghadapi guru Matematika yang jadwalnya mereka belajar 3 jam Matematika. Cukup menguras otak dan hati jika yang mengajar mereka saja tidak henti hentinya berteriak.
"Dev,lu ngerti?" tanya Revano dengan nada seperti orang yang baru bangun tidur.
Revan memang sering tidur saat jam pelajaran berlangsung. Tapi ia lebih sering tidur saat jam pelajaran Bu Yuli-alias guru Matematika yang menjengkelkan.
"Kali ini nggak banyak yang gue ngerti deh Van. Pusing pala gua denger celotehannya!" ucap Devan yang ingin mengambil Handphone nya disaku kemeja sekolahnya.
"Ah gimana sih,biasanya lu ngerti!"
"Lah,kenapa emangnya? Trus kenapa lu gak ngerti?! Hayo? Mau jawab apa lo?! " ucap Devan memutar balikan fakta.
"Y...ya...yaa..a..anuu... Itu..ya-kan--" ucapan Revan terpotong oleh Davin
"Ape? Hah?!"
"Ya... Ya kan lu tau gua kaga pinter Matematika." ucap Revan membela diri.
"Bukan Matematika aja,semua pelajaran lu mah dongo. Hahaha sory sory Van," Ejek Devan
"Sialan lo!" Ucap Revan tak terima
"Becanda sih ilah,baper banget lo!" ucap Davin"Heleh ket--" ucapan Revan terhenti oleh perkataan Bu Yuli yang tiba-tiba berteriak.
"HEH NGERTI GAK KALIAN?"
"Ngerti Bu..." ucap anak-anak yang selalu mereka jawab seperti itu agar guru itu tidak berlama lama menjelaskan materi yang memusingkan itu,apalagi menjelaskannya selalu berteriak teriak.
"COBA...KALO NGERTI KALIAN KERJAIN SOAL YANG SAYA KASIH!"
perintahnya tegas."Sekretaris mana ini heh?!" Lanjutnya memanggil sekretaris.
![](https://img.wattpad.com/cover/135529303-288-k69792.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devanie
Teen FictionSiapa yang percaya jika seseorang yang terkenal dengan kepintarannya,kesopanannya,kebaikannya,keramahannya,kebijakannya,dan juga ketampanannya disekolah,ternyata seorang "Bad Boy" diluar sekolah?... Devan Alvaro Domani. Seorang lelaki yang gemar nge...