#4

120 4 0
                                    

Rasa kantuk sudah menjalar sedari tadi ditubuh Fanie. Tapi ia tidak ada niatan untuk pulang sedikitpun. Bahkan teman²nya pun sudah pulang. Ia sekarang sendirian di club itu,tanpa ditemani teman²nya. Dan
Sudah berapa botol Rose wine yang ia habiskan untuk malam itu. Telfon dari mamanya pun ia Riject . Dan ia sempat memberi SMS pada mamanya yang bertuliskan.

"Mah,aku hari ini nginep dirumah Cynthia. Abis kerja kelompok. Gapapa kan? Soalnya besok hasil kerja kelompoknya ga bisa dibawa Cynthia sendirian. Lagian Mama Papa nya Cynthia lagi pergi. Kan kasian sendirian di rumah. Ok bye Ma!"

Ia berbohong pada mamanya. Hari ini ia memang tidak memberi tahu pada mamanya kalau hari ini ia pergi ke club. Dan urusan baju ganti saat tadi ke club,Fanie sudah membawanya dari rumah,dan menggantinya di rumah Cynthia.

Saat Fanie ingin menelpon Nadia,tiba tiba saja ada seorang lelaki paruh baya menghampirinya. Sepertinya,laki² itu tengah mabuk berat. Ya.. Sudah ketahuan dari caranya berjalan menghampiri Fanie. Lalu Fanie langsung menjauh dari lelaki yang mendekatinya. Tapi,laki² itu malah semakin mendekati Fanie yang kini sudah berada di pojok sofa.

"Hey cantik,jangan menjauh dong. Sini deket aku aja." ucapnya ingin menata rambut Fanie yg sedikit menutupi matanya namun,sudah ditepis oleh Fanie terlebih dahulu.

Berusaha untuk menjauh dari laki² itu,tapi hasilnya. Nihil. Laki laki itu malah terus mengejar Fanie. Fanie yang berlari ketakutan pun tak sengaja menabrak seorang lelaki yang ternyata adalah teman dari lelaki yang sedari tadi mengejarnya.

"Hey!! Jangan lepaskan dia! Dia akan menjadi permainanku malam ini!" kata lelaki itu pada temannya.
"Jegat dia!" lanjutnya.

Mendengar kata "permainanku malam ini" membuat Fanie semakin ketakutan. Ia bertanya tanya sendiri dalam hati apa yang dimaksud permainannya malam ini? Ia terus berfikir apa yang dimaksud omongan tadi. Sampai² ia berfikir malam ini ia akan diperkosa oleh laki² itu. Bayangan itu kini terikat dikepala Fanie.

Ia semakin ketakutan saat didepannya adalah gang sempit yang gelap. Mau tak mau Fanie memasuki gang itu. Dan... Ternyata gang itu buntu. Ia terjebak sekarang. Dua laki laki yang mengejarnya tadi sudah berada dihadapan Fanie. Dengan senyum Smirk nya laki laki itu berjalan mendekati Fanie.

Keringat pun bercucuran di tubuh Fanie. Saat itu Fanie sedang berfikir keras,bagaimana caranya agar ia bisa keluar dari masalahnya sekarang. Dan tak selang beberapa menit,Fanie langsung menelfon salah satu temannya,entah siapa. Tapi,saat telefon itu sudah tersambung,laki laki itu mematikan sambungan telfon Fanie dan mendekatkan wajahnya pada leher Fanie.

Pagi hari yang sedikit mendung,dan udara yang sejuk,ditambah angin yang sepoi sepoi membuat suasana dikelas XI IPS 3 menjadi terlena untuk tidur. Tapi,ada yang kurang dikelas ini. Dua orang wanita itu entah kemana. Ralat- maksudnya Nadia dan Fanie.
"Eh Nadia ama Fanie mana sih? Ga dateng dateng. Apa telat kali yak??" Ucap Cynthia yang ia jawab sendiri tanpa spasi dan koma.

"Auk dah,mungkin telat." balas Adelia asal.
"Tapi,kalo telat ga mungkin dah. Masalahnya ini udah jam delapan. Masa iya gerbang masih dibuka?!" Kata Regitha yang bertanya sekaligus mengintograsi.
"Coba deh Cin,lu chat dia." lanjut Gita lagi. "bentar!" balasnya sambil mengetik sesuatu disana.

Nadia POV'S ON

(tling...tling...) dering Handphone Nadia berbunyi. Ia segera mengambil benda pipih berlambang Apel tersebut dan membuka aplikasi Whatsapp milik nya.

Bacin Pea
Woy,lo kok ga sekolah si Nad? Lu bolos?

Nadia
Ntar aja gua kasih tau.Pulang
Sekolah gua kasih tau. Lo ke
rumah gue abis sekolah brg
temen temen.

DevanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang