Mereka berlari dengan cepat menuju kamar Casia. Ketika mereka hampir sampai mereka merasakan udara es yang begitu dingin keluar dari kamar Casia.
Altha semakin panik, ia mendobrak pintu dengan keras. Hampir seluruh kamar Casia hampir menjadi es itu Pandangan pertama yang mereka temui, disemua benda-benda yang membeku tampak sosok kecil berlutut dilantai. Tubuhnya gemetar dan mengeluarkan aura es yang begitu kuat, tanpa menunggu Altha segera mendekati Casia.
Mata Casia yang setengah terbuka bisa melihat bayangan Altha dan 4pemuda berpakaian hitam mendekat.
"Ayah..kakak.."
Tubuh Casia hampir ambruk, namun sebelum itu Altha sudah memeluk tubuh mungil Casia yang sedingin es.
"Aku tidak tahu jika, akibatnya menjadi begitu parah. Sekarang baik dalam maupun luar tubuh Casia hampir membeku,"ucap Altha.
4pemuda itu terkejut dan panik mendengar perkataan Altha.
"Abellard, cepat siapkan ruang pembakaran!", perintah Altha.
"Tapi Lord, bukankah itu akan membahayakan nyawa Casia kapan saja?"
Altha mendengus marah, "Aku tahu itu!, cepat jika kau tidak cepat maka hanya menunggu hitungan jari tubuh Casia akan membeku."
"Baik Lord!"
Pemuda bernama Abellard itu segera menghilang seperti angin. Altha menatap wajah mungil Casia yang sangat pucat, hatinya tidak bisa tidak terluka ketika melihatnya..
3pemuda yang berada disisi Altha juga mengalami kesedihan yang sama.
"Lord, bukankah tubuh Casia akan terbakar jika memasuki ruang pembakaran?", ucap Ailard.
"Itu jika Casia dalam keadaan normal, tapi sekarang tubuhnya hampir membeku sepenuhnya..meski banyak resiko jika kita memasukkan Casia kedalam ruang pembakaran karena medan suhu, aku akan tetap didekatnya. Menggunakan kekuatanku untuk menstabilkan suhu..jadi kalian tidak perlu khawatir," ucap Altha.
Ailard, Achillard dan Adelard hanya bisa diam..melihat Lord mereka dan wajah adik mereka yang sangat pucat.
'Casia' orang pertama yang menganggap mereka seperti makhluk hidup lainnya bahkan menyebut mereka KAKAK!, tapi sekarang bahkan mereka belum bisa membuatnya bahagia dan hanya bisa melihatnya dalam diam...
Tangan mereka bertiga mengepal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altha
Fantasy" Seperti angin yang semua tahu, selalu ada tapi tak terlihat, kau tak bisa menggapai atau menggenggamnya, selalu tak masuk akal ketika datang dan tak ada jejak ketika pergi."