Abelard segera kembali dengan cepat. Tanpa membuang waktu lagi mereka segera menghilang...
Swissh..
Mereka tiba di depan Ruang pembakaran, ekspreksi rumit terpapar diwajah mereka. Setelah beberapa saat Altha melangkah keruang pembakaran dengan teguh.
Panas...membakar..
Sensasi yang begitu menyakitkan ketika mereka memasuki ruangan itu, dengan hati-hati Altha meletakkan tubuh Casia ditempat berbentuk persegi panjang. Perlahan sebuah cahaya keluar dari tangan Altha, seluruh tubuh Casia diselimuti kekuatan roh milik Altha.
Ssshhh...
Suara mendesis memenuhi seluruh ruangan, tubuh Casia mulai menghangat. Altha mulai terengah-engah, butiran keringat mulai mengalir dari wajah sempurna itu.
Abelard, Ailard, Adelard dan Adrien menatap Altha.
"Lord.."
"Tidak perlu, ini akan segera berakhir."
Mereka berempat diam.
Setelah beberapa saat kulit Casia yang sebelumnya pucat kini sudah memerah, Altha tidak lagi mengeluarkan kekuatan rohnya. Dengan cepat ia memeluk Casia dan membawanya keluar diikuti 4pemuda itu.
"Aku akan membawa Casia kekamarku, kalian berjaga-jaga diluar."
"Ya Lord!."
Altha segera pergi tanpa mengatakan sesuatu.
Disisi lain...
"Bagaimana keadaanmu Dertha?"
"Sedikit lebih, apa ada hal penting yang membuat ayah kemari?"
"Ayah hanya ingin mengunjungimu," ucap Curtis.
Dertha menggeleng.
"Ayah sudah kemari 5 dalam sehari, jika ada hal penting katakan saja ayah."
Curtis tersenyum.
"Ayah memang tidak bisa menyembunyikan sesuatu darimu."
Dertha diam.
"Apakah kau pernah bertemu dengan anak cantik berpakaian laki-laki?", tanya Curtis.
Dertha mengangguk.
"Apa kau tahu siapa anak itu?"
"Tidak, dia hanya menolongku saat aku jatuh dalam kolam."
"Anak itu adalah putri dari Lord Altha," ucap Curtis.
Dertha yang semenjak tadi tenang, kini menunjukkan ekspreksi terkejut pada wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altha
Fantasy" Seperti angin yang semua tahu, selalu ada tapi tak terlihat, kau tak bisa menggapai atau menggenggamnya, selalu tak masuk akal ketika datang dan tak ada jejak ketika pergi."