5. Sudah Terbiasa

1.3K 66 8
                                    

Pertemuan kita di suatu hari
Menitikkan ukhuwah yang sejati
Bersyukurku kehadap illahi
Di atas jalinan yang suci...
~Nasyid Doa Perpisahan~
🍃🍃🍃

Hari-hari yang kulewati bersama adik-adik TPQ terasa begitu cepat, begitu singkat.
Hingga suatu hari...
Saat itu libur kenaikan kelas akan segera tiba. Seharusnya aku senang karena itu tandanya aku akan bisa banyak menghabiskan waktu di rumah. Apalagi dengan hasil rapor yang cukup membanggakan orang tuaku. Ya, alhamdulillaah aku mendapatkan nilai yang cukup memuaskan, dan juga meraih peringkat 1 di kelas.

Di sore hari, saat aku bersiap-siap untuk mengajar adik-adik. Tiba-tiba aku merasa seperti... akan ada yang kurang.
Aku baru ingat bahwa, mulai hari ini para pengajar itu... Kak Hanif dan Kak Fikri, tidak bisa mengajar lagi karena mereka perpulangan.
Sekilas aku merasa tak bersemangat, namun aku teringat senyuman adik-adik dan juga betapa semangatnya mereka dalam mengaji.
Baiklah, bismillaah... Luruskan niatmu nayya. (Aku mengintro diriku sendiri)
Akhirnya aku pun berangkat...

Sesampainya di TPQ, seperti biasa aku selalu mengingatkan adik-adik siapa yang belum piket. Ternyata tidak ada yang belum piket, aku terkagum.
Karena semua sudah siap, jadi pelajaran kali ini akan kubuka...
Adik-adik pun kami bagi menjadi 3, ruang A untuk yang sudah Alquran. Ruang B untuk yang iqro' jilid 3-6. Dan ruang C untuk yang iqro' jilid 1-2 serta yang masih kecil.
Biasanya ruang A diisi oleh Kak Hanif, dan ruang C oleh Pak Mus. Sedangkan ruang B oleh aku dan Kak Fikri. Maklum saja, karena murid ruang B adalah yang terbanyak. Jadi butuh 2 pengajar paling tidak. Dan Mbak-mbak pengajar yang lain biasa mendampingi dan mengkondisikan adik-adik agar tidak ramai. Mereka sudah membagi tugas ke ruang A, B, dan C.
Namun kini, Mas Fikri dan Mas Hanif telah kembali ke kampung halamannya. (Mereka juga liburan guys😀)

Dengan diawali membaca alfatihah dan doa menuntut ilmu, kami memulai kegiatan sore hari ini.
Aku pun menulis beberapa materi di papan tulis, selepas itu adik-adik menulis di bukunya.
Saat menunggu mereka selesai mencatat, aku kembali memikirkan sesuatu...
Ya, aku teringat dengan Mas Fikri... Biasanya dia yang menemaniku mengajar di ruang ini. Ya Allah, aku merindukannya...
Tunggu, benarkah aku telah merindukannya?
Rindu? Ohh sungguh, kukira aku takkan pernah mengenal kata-kata ini lagi.
Tapi, mengapa aku merindukannya?
Atau jangan-jangan... Aku sudah mulai ada rasa dengannya?
Tidak tidak... Aku rasa, aku telah nyaman dengannya😓
Ya, aku sudah terbiasa dengannya... Maksudku, aku sudah terbiasa mengajar dengannya.

...

Rindu...
Kata yang penuh tanda tanya bagiku...
~Nayya~
🍃🍃🍃

Assalaamu'alaikum😊
Hai haii... Author datang lagi...
Maaf ya updatenya lama😓
Hehee, gimana nih kabarnya?
Weekend ini mau liburan kemana?
Kalo author mah di rumah aja deh😂😂
Gimana ceritanya? Apakah seru?
Atau kurang asiik😩
Hehee, maaf ya kalau pendek dan ada typo😅
Okedeh, tunggu chapter selanjutnya yaa...
Jngn lupa vote dan coment😇

See you💕💕💕

-isi waktumu dengan AlQuran-

 Aku Bukan Anak PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang