10. Hadiah?

935 32 0
                                    

Jangan gegabah dalam mengartikan sebuah rasa
Jangan terburu-buru menamakan bahwa itu cinta
Bisa jadi hanya sekadar kagum, suka, ataupun nafsu belaka
~Nayya~

🍃🍃🍃

Aku akan menutup lembaran masalaluku, dan kubuka lembaran baru.
Seiring waktu, aku semakin dekat dengan Kak Fikri. Mungkin aku telah move on dari Azam. Namun dari awal, aku sangat takut... Aku takut diri ini menjadi lemah karena sebuah rasa, dan melupakan prinsipku begitu saja. Berbulan-bulan aku membangun kembali benteng yang kokoh. Aku menegakkan prinsipku untuk tidak mudah dekat dengan lelaki apalagi ada rasa dengannya. Namun, mungkin benteng pertahanan itu...kini telah roboh. Semenjak kehadirannya, aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku meski aku telah berusaha. Entah setan apa yang telah mempengaruhiku, dan mungkin itu adalah hawa nafsuku.
Aku memang tidak ada hubungan apapun dengan Kak Fikri. Namun entah mengapa...rasanya di lubuk hati yg paling dalam aku khawatir.
Aku khawatir cinta kepada makhluk yg melebihi cintaku pada Allah. Sungguh aku tak ingin itu terjadi. Bagaimana mungkin diri ini menomor duakan Sang Maha Pemilik dan Pemberi Cinta?


...

Waktu terus berjalan... Aku mengisi hari-hariku di sekolah dan tpa. Beruntung sekolahku tidak fullday school. Jadi sepulang sekolah aku dapat istirahat sejenak dan mempersiapkan materi untuk mengajar tpa. Terkadang aku tidak bisa langsung pulang saat bel pulang berbunyi. Karena aku sedari SMP hingga sekarang SMA mengikuti organisasi Rohis. Setidaknya meskipun aku tidak bersekolah di pesantren, aku dapat mendapatkan tambahan pengalaman dan ilmu keagamaan di rohis. Aku pun faham akan kewajibanku untuk berdakwah, begitu pula menjaga sikap dan perilaku.
Waktuku terasa padat, terkadang aku telat mengajar karena kegiatan organisasi/ekskul yang ku ikuti. Namun tak masalah, meskipun sejujurnya diri ini lelah...jika ini demi dakwah dan dilakukan karena Allah, insyaallah menjadi berkah.

...

Mengenai hubunganku dengan Kak Fikri, aku hanya berkomunikasi dengannya saat di tpq.. Itupun seperlunya saja. Karena dalam hubungan antara lelaki dan perempuan dalam syari'at islam sudah ada koridor tersendiri. Sudah ada aturan-aturan yang ditetapkan Allah dan rasul-Nya. Dan juga saat Kak Fikri perpulangan atau liburan, kami berkomunikasi lewat ponsel.

...

Suatu pagi, saat liburan pondok sudah berakhir. Kak Fikri kembali ke pesantren, bersama kakaknya tentu. Namun aku mendapat sebuah pesan di ponselku, disitu tertera nama Kak Fikri. Aku pun membukanya, isinya yaitu...

Alhamdulillaah sudah sampai pondok jam 10 dengan selamat.
Di depan rumahmu, dekat pintu
Aku taruh disitu
Semoga suka:)

Alhamdulillaah dia sudah sampai, tapi...
Deg... Apa maksud pesan selanjutnya. Apa dia menaruh sesuatu di sana? Tanyaku dalam hati. Karena aku penasaran, aku tidak membalas pesannya dan langsung menuju teras depan rumah.

Ternyata...

Terkadang untuk membahagiakan seseorang,
Tidak perlu dengan memberi hadiah yg wah dan mewah
Cukup kejutan-kejutan kecil
Namun dengan tulus kita memberikannya

🍃🍃🍃

Assalaamu'alaikum😊
Jumpa lagiii...
Maafin author ya, Cerita tetep lanjut kok...
Simak terus yaa... Maaf lama bngt updatenyaa
Semoga suka,
See you next chapter💕💕💕

Alhamdulillaah hari senin😇

 Aku Bukan Anak PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang