"Seandainya aku bisa melihat imu sekali saja. Aku rela kehilangan segala nya. Setidaknya aku bisa melihat mu di mimpi ku. Dan mencintai lagi. Hanya kita berdua."
Untitled 2014 - G Dragon
Guru perempuan dengan buku tebal di tangan nya itu masuk diikuti murid perempuan di belakang nya. Semua perhatian murid langsung terarahkan kedepan.
Andre menyenggol siku Kavin berkali kali agar ia bangun. Namun tetap saja Kavin tidak mau bangun, ia malah menghempaskan tangan Andre dengan kasar, masih dengan wajah yang ia telungkupkan ke atas meja.
"Terserah lo Vin." Gerutu Andre kesal.
"Pagi murid murid, selamat datang di kelas baru dan angkatan yang baru juga ya. Sebelum itu ibu mau kalian semua berdiri di tempat masing masing." Pinta Guru bernama Ade itu sambil memasangkan kacamata warna merah.
Semua murid langsung berdiri mengikuti interupsi Bu Ade. Sebelum berdiri, beberapa orang langsung memasukkan baju mereka ke dalam celana sebelum tertangkap basah oleh Bu Ade.
Mata Bu Ade menatap keseluruh murid nya. Mata nya berhenti tepat pada murid perempuan di depan nya yang sepertinya sedang tertidur.
"Ada yang tau dia kenapa?" Tanya Bu Ade kepada murid kelas nya, namun tidak ada yang menyahut sama sekali.
"Dia sakit bu." Ucap salah satu perempuan yang berdiri tepat di samping Bu Ade. Murid baru di sekolah serta kelas ini.
"Sakit?" Ulang Bu Ade tidak yakin.
"Iya bu. Tadi saya yang lihat dia hampir jatuh pas di aula." Lanjut perempuan yang bernama Amel tersebut. Ia adalah perempuan yang menangkap Reina saat jatuh tadi.
Bu Ade tidak percaya begitu saja, ia berjalan ke meja Reina dan mengguncang baju Reina pelan. Perempuan itu terkejut setengah mati, ia langsung terbangun begitu saja dengan muka yang baru bangun tidur.
"Kamu sakit nak?" Tanya Bu Ade ramah. Pundak tangan nya menyentuh dahi Reina, namun ia tidak merasakan panas atau apapun di sana.
"Enggak bu." Jawab Reina apa adanya.
Bu Ade kini menatap Amel dengan tatapan tidak percaya. Amel yang di tatap seperti itu tidak bisa berkata apa apa. Ia merutuki kenapa juga Reina menjawab pertanyaan Bu Ade dengan jujur.
"Jadi kamu tidur di hari pertama sekolah?" Sinis Bu Ade menatap tajam Reina.
Kali ini Reina juga merutuki jawaban nya tadi. Ia hanya bisa menunduk menatap kedua jarinya yang kini bergetar pelan.
"Bahkan kamu masih sempat sempatnya dengerin lagu di saat saya marahin kamu!" Reina merutuki kembali dirinya, ia lupa untuk mencabut earphone dari telinga nya, walau lagu di ponsel nya sudah mati.
Bu Ade hanya bisa menggeleng gelengkan kepala nya. Lalu setelah itu Bu Ade berjalan mengecek satu satu kedisipilan berseragam di dalam kelasnya.
Mata Bu Ade hampir saja ingin keluar saat ia melihat satu murid lagi yang sedang tidur dengan posisi earphone di telinga nya.Brak!!!
Tangan Bu Ade memukul keras meja laki laki tersebut. Kavin terperanjat kaget dan langsung bangun. Bukan hanya Kavin, Andre dan satu kelas pun ikut kaget karena Bu Ade memukul meja dengan sangat tiba tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Clouds, Rain
Teen Fiction[UPDATE SETIAP RABU] Seperti sesudah hujan tanpa matahari, kau datang membawakan basah dan pergi begitu saja membiarkan bekas ini kering dengan sendiri nya. Walau tidak ada matahari, namun ia akan datang juga seberapa lama pun itu.