PROLOG

3.6K 172 9
                                    

Main Cast :
Im Jaebum
Kang Seulgi

Cast:
Bae Joohyun
Oh Sehun
Kim Jongin
Park Jinyoung
Mark
Suho
etc.

Ding...dong...ding...dong
Aku mendengar suara jam di ruang tengah rumahku menandakan sudah pagi.. Aku harus segera bangun untuk siap pergi ke sekolah baruku.. Aku membuka mataku perlahan, aku terbangun, tubuhku aku buat untuk duduk di tepian tempat tidurku. Ku ulangi hari ini aku harus bergegas pergi ke sekolah, aku tidak boleh telat ini hari pertama aku masuk ke sekolah baruku. Ya sekolah baru, aku akan memasuki SHS, bisa dibilang aku sekarang sedang memasuki masa paling rame dalam sekolah, itupun aku tahu dari kaka ku dulu katanya masa SHS adalah masa yang paling menyenangkan..

Aku sekarang sudah bersiap di meja makan untuk sarapan. Aku melihat ibuku sedang menyiapkan roti isi selai kacang kesukaanku.

"kamu harus mulai serius belajar dari sekarang, beberapa tahun lagi kamu akan tes di perguruan tinggi" ucapnya.

"aku selalu serius dalam belajar bu, memangnya ibu mengira aku selama ini tidak serius dalam belajar? Kan ibu tahu sendiri aku mendapat peringkat berapa kemarin" ucapku sambil mengunyah roti isi selai kacang yang sudah disiapkan ibu.

Ibu hanya membalas dengan senyuman saja, bukan maksudku untuk sombong tapi aku memang mendapat peringkat kedua di kelasku saat masih kelas 3 di JHS, memang tidak peringkat 1 tapi aku pikir peringkat ke 2 tidak buruk.

Akhirnya aku sampai di depan gerbang sekolahku, setelah tadi di antar oleh ayahku. Udara pagi yang sejuk menusuk kulit hingga tulangku, kebetulan ini memang sedang musim dingin untung saja aku membawa jaket. Aku menyusuri lorong sekolah sampai akhirnya aku melihat banyak siswa baru berkumpul di lapang. Haa~ benar-benar sedang dingin seperti ini kami harus berkumpul di tengah lapang, asal kalian tahu saja aku punya alergi pada suhu dingin kulitku akan mulai gatal jika aku terlaku kedinginan.

Saat itu sedang pembagian kelas, aku bingung jika tidak ada teman yang aku kenal di dalam kelasku. Benar saja! Saat namaku dipanggil aku tidak melihat siapapun yang aku kenal. Ketika aku akan berjalan menuju kelasku, tiba-tiba ada yang menepuk bahuku.

"Kang Seulgi"

"Omo joohyun-ah"

"kau berada di kelas 1-9?" tanyanya padaku dengan ekspresi antusiasnya.

"iya, kau juga di kelas itu?" tanyaku balik.

"yes! Ayo duduk denganku!" ajaknya lalu ia melingkarkan lengannya di lenganku.

Saat aku memilih tempat duduk aku melihat ada orang yang tidak asing. Aku memilih duduk di depannya.
"Sehun-ah! Ternyata kau di kelas ini?" sapaku pada teman satu geng. Haha iya geng, sebetulnya bukan geng yang kalian pikirkan, aku dan dia pernah satu kelompok belajar bersama. Karena seringnya ada tugas kelompok saat itu jadi kami sering bermain bersama, karena kami saat itu masih muda dan memang kekanak-kanakan jadi kami namai bahwa kami ini geng haha. Itu ceritaku sedikit tentang Oh Sehun teman satu gengku.

"Seulgi-ya, kenapa kau tidak bilang bahwa kau masuk kelas ini" tanyanya sambil melakukan highfive kepadaku.

"aku tidak melihatmu, bagaimana mungkin aku bilang padamu.. Ah akhirnya aku bertemu dengan teman yang ku kenal lagi"

Tunggu saat aku akan duduk ada seorang laki-laki yang duduk dibelakang Sehun. Dia tersenyum kepadaku, tentu saja aku membalas senyumannya! Bisa di bilang laki-laki itu termasuk ke tipeku haha. Aku yakin pipiku memerah karena tadi dia senyum padaku.

"kamu kenapa?" tanya joohyun saat aku akan duduk. Aku hanya menggelengkan kepalaku pertanda aku tidak apa-apa.

"pipi mu memerah, apa ada yang membuatmu tersipu?" tanyanya lagi. Aku tetap menggelengkan kepalaku sambil memegang pipiku.

Sial! Bagaimana jika teman laki-laki yang duduk di belakang Sehun melihat pipiku memerah. Aku menyebutnya laki-laki dibelakang Sehun karena belum mengetahui namanya. Setelah itu, ada guru memasuki kelas kami dan katanya beliau adalah wali kelas kami. Oh iya, aku sudah mengetahui nama laki-laki yang membuat pipiku merah, dia bernama Kim Jongin aku tau karena dia menjadi ketua kelas di kelas kami. Jangan tanya apa kami berkenalan atau tidak, tentu saja tidak! Mana mungkin aku berani berkenalan dengannya, tunggu saja kami kan sekelas tentu saja nanti kami pasti akan berkenalan.
--

HIM | JB × Seulgi [Complete] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang