Bagian 8 [Pacar?]

898 112 7
                                    

Bagian 8

Saat istirahat aku diam di kelas bersama Jaebum. Kami menceritakan banyak hal, sampai membicarakan bentuk hidung siapa yang paling bagus hahaha kami benar-benar membicarakan hal yang tidak penting. Sampai pada akhirnya aku berbicara masalah yang seharusnya dibicarakan di telfon.

"maaf semalam tidak jadi menghubungimu, aku sampai di rumah malam sekali saat akan menghubungimu aku takut kau sudah tidur."

"aku sudah bilang tidak perlu meminta maaf."

"apa yang ingin kau katakan padaku?"

"Jaebum-ssi aku benar-benar takut, sebenarnya apa aku ini benar memilih berteman denganmu atau sebenarnya aku ini salah memilih berteman denganmu" ucapku perlahan.

"maksudmu?"

"aku dibicarakan teman satu sekolah karena mencoba mendekatimu"

"Seulgi-ssi bukan dirimu yang mendekati, memang kita dekat karena aku yang pertama ingin mengenalmu."

"iya aku tau itu, terus masalah tadi pagi ketika orang-orang mengatakan bahwa kau berpacaran dengan Jiyeon. Mereka seolah-olah sengaja mengeraskan suaranya agar aku mendengar dan merasa bersalah"

"jangan dengarkan mereka, yang jelas kau dan aku tau apa yang terjadi sebenarnya. Jangan mudah terhasut obrolan mereka, sebaiknya kau percaya saja padaku. Hm?"

"iya aku percaya padamu, aku hanya takut Jaebum-ssi"

"jika ada yang berani macam-macam padamu, bilang saja padaku aku akan berusaha melindungimu."

"gomawo" ucapku karena merasa benar-benar tenang mendengar ucapan Jaebum.

Sebenarnya yang aku takutkan adalah ketika kau benar-benar memiliki pacar dan mulai menjauh dariku, bagaimana jika aku merindukanmu?

---

Pagi itu aku bergegas ke sekolah tanpa mengecek handphoneku terlebih dahulu. Aku tidak sadar jika ada pesan masuk kepadaku. Aku datang ke kelas dan melihat seluruh siswa sibuk membereskan berkas-berkas.

"apa yang sedang kalian lakukan?" tanyaku pada salah satu teman sekelasku.

"kita diminta untuk mengumpulkan ijazah JHS oleh wali kelas kita" jawabnya.

"apa? Ijazah? Ayeon-ah kau membawa ijazah?" tanyaku kepada teman satu bangku ku.

"aku bawa, kau tidak membawanya? Wali kelas bilang hari ini wajib mengumpulkan untuk pendataan"

Aku bingung lalu aku segera mengecek handphoneku. Aku melihat ada pesan pemberitahuan dari Jaebum semalam. Aku benar-benar tidak membuka handphoneku. Aku bingung, jika aku menghubungi orang rumah tidak akan ada yang mengantarnya ayahku kerja dan ibuku tidak bisa berkendara. Apa yang harus aku lakukan?

"kau kenapa?" tanya Jaebum yang melihat aku kebingungan.

"aku tidak membawa ijazah"

"rumahmu dimana? Jauh dari sekolah?"

"lumayan jika berjalan kaki agak jauh"

"jika memakai motor?"

"paling hanya 5 menit"

"yaudah yu aku antar ke rumah"

"kau punya motor?"

"Mina-ssi kau bawa motor? Boleh aku pinjam?" tanya Jaebum tiba-tiba kepada teman sekelasku. Aku lihat Mina memberikan kunci motornya. Dia sampai meminjam motor pada teman hanya untuk mengantarku. Dan kakinya belum sembuh total dari cidera, tidak apa-apa jika ia mengantarku? Aku benar-benar tidak tau harus bagaimana menyikapinya.

HIM | JB × Seulgi [Complete] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang