"Kalian akan di jodohkan"
"Apa !!" pekik Harris terkejut ia sangat-sangat terkejut.
"Tidak usah seperti itu Harris, lagian kalian saling mengenal bukan ? berarti itu tidak sulit kan ?" seru papa intan sambil mengedipkan matanya, seperti ada rencana sesuatu.
Harris pun terdiam ia melirik Intan meminta menjelaskan padanya namun Intan bersikap biasa saja.
'Apa Intan menerima perjodohan ini ?' batin Harris bertanya-tanya.
"Ibu, apa aku dan Intan boleh ngobrol berdua ?" tanya Harris kepada sang ibu yaitu Rita.
"Ya... Silahkan kalian mengobrol berdua untuk semangkin dekat" sahut Rita dengan seutas senyumannya.
Harris pun dengan segera menarik Intan dan membawa gadis itu ke halaman belakang Rumahnya.
Dan saat mereka telah berada di halaman belakang rumah Harris.
"Ini maksudnya apa Intan jelaskan kenapa kamu terlihat santai apa kamu menerima perjodohan ini ?" tanya Harris langsung pada intinya.
"Kebiasaan ya, kamu tuh kalo ngomong pasti langsung To the poin pake basa-basi dulu kek" Intap tetap menunjukkan sikap santai nya dan tidak langsung menjawab pertanyaan Harris hingga membuat Harris sedikit kesal.
"Oke neng Intan tolong di jawab" kesal Harris dan melipat kedua tangannya di bawah dada dan membalakangi Intan.
Intan pun berputar agar menghadap pada Harris.
"Jadi gini aku tau kisah cintamu menyedihkan dan kamu minta bantuanku nah ini adalah bantuanku" ujar Intan dengan gaya santainya."To the poin neng intan !!"
"Haha oke bang Harris jadi perjodohan ini hanyalah Re-ka-ya-sa, kita tidak benar dijodohkan ini hanya akal-akalanku meminta kedua orang tuaku untuk memerankan kisah cintamu yg seperti FTV ini, apa bang Harris tau ? Perjodohan pura-pura ini bisa sangat membantumu bang" jelas Intan tapi Harris masih belum sepenuhnya mengerti.
"Gimana caranya ?" tanya Harris penasaran.
Intan pun menjelaskan setiap inci rencananya agar Harris mengerti dan setelah Intan bicara panjang lebar menjelaskan rencananya yg hanya di beri angguk-anggukan dari Harris saja Harris pun mengerti dan mereka bersiap menjalankan rencananya.
"Bagus neng intan kamu memang cerdik seperti kodok" canda Harris diselingi tawanya saat Intan selesai menjelaskan rencananya padanya.
"Dimana-mana yg cerdik itu kancil kali, bukan kodok eeiiww..."
"Iya kah ? Kirain kodok"
=========Lania
"Harris apa kabar ya ? Udah lama kita gak telfonan lagi" sejujurnya Lania ingin keluar dan menemui Harris karna ia sangat sangatlah rindu pada Harris."Pengen nelfon tapi, aku belum beli kartu baru, gara-gara papa kartuku di patah-patahin jadi aku gak bisa nelfon Harris, mau keluar rumah pun susah... Banget" lanjutnya, lania mengeluh atas insiden sim cardnya yg di patah-patah oleh papanya.
Sebenarnya ia lelah dengan kisah cintanya ia selalu berharap kisah cintanya itu sangatlah berkesan seperti Romeo and Juliet yg pernah ia lihat di TV.
Tapi nyatanya kisah cintanya tidak sebagus dan seberkesan yg ia inginkan, pertama kali ia mengerti akan cinta dan berharap cinta bisa meluluhkan kekerasan ego kedua orang tuanya namun hingga saat ini orang tuanya masih sangat sulit untuk di luluhkan.
Bahkan ia selalu berfikir, sudah lama orang tuanya mengenal orang tua Harris namun yg ia bingung kenapa mereka musuhan sebenarnya masalah apa yg membuat mereka sebenci satu sama lain.
Lania sebagai anak sangat ingin memecahkan permusuhan di antara orangtuanya dan juga orang tua Harris segala cara ia dan Harris lakukan tapi sampai saat ini rasa benci di kedua pihak masih memporak-porandakan hati masing-masing.
Jiwa mereka dipenuhi dengan kerasnya ego mereka sendiri dan juga gengsi untuk meminta maaf satu sama lain maka dari itu masalah yg entah bagaimana awalnya hingga saat ini tidak kunjung berakhir.
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan bila kita berusaha Insyaallah masalah sebesar apa pun kita pasti bisa menyelesaikannya yg terpenting adalah kita tetap Tawakkal dan Istiqomah dan meminta perlindungan pada-Nya agar kita selalu di jalan yg benar.
Tuhan sudah mempunyai rencana untuk kita dan kita tidak akan bisa menghindar, jalan tuhan memanglah terkadang menyulitkan tapi itu sebagai tanda bahwa tuhan kita sayang pada kita dan memberi kita cobaan karnya-Nya sedang menguci kemampuan dan kesabaran kita.
Jangan pernah mengeluh dengan apa yg di berikan tuhan pada kita karna dengan kita mengeluh itu sebuah tanda bahwa kita tidak Mensyukuri nikmat-Nya yg di berikan kepada kita.
Saat Lania tengah membayangkan adanya Harris di sebelahnya tiba-tiba papanya memanggil.
"Lania...!! Lania...!!" Teriak Renaldi dari luar kamar Lania.
Sungguh Lania sangat malas menyaut tapi ia tidak ingin di bilang anak Durhaka.
"Iya pa" sahut Lania malas.
"Cepat turun"
"Nanti"
"Sekarang !!" Ucap Renaldi tegas.
"Ck..." decak Lania kesal dan akhirnya Lania pun menurut.
Dengan malas dan berjalan gontai Lania menghampiri papanya.
"Ada apa pa ?" Tanya Lania pada papanya.
"Ayo makan !! Kata mama kamu, kamu belum makan dari kemarin" ajak Renaldi dan Lania pun menggeleng.
"Gak mau !!"
"Lania Sayang ayo dong makan nanti kamu sakit" ujar Maisa Adelia mamanya Lania.
"Biarin aja !!" Sahut lania datar.
"Pa..." panggil maisa kepada Renaldi dan menatap duaminya mungkin ia minta bantuan untuk membujuk Lania agar ia mau makan.
"Lania ayo cepat makan sebelum kesabaran papa habis Lania !!" Gertak Renaldi, Maisa pun membelakkan matanya yg ia maksud adalah Renaldi bicara lembut kepada Lania agar ia mau makan bukanya malah di gertak seperti ini.
"Memangnya kalau kesabaran papa habis papa mau apa ? Mau mukul Lania gitu ? Oh silakan !!" Tantang Lania yg membuat Renaldi menahan amarahnya yg telah mencapai ubun-ubun.
**********
Vote and komen jangan lupa.Dan jangan lupa baca story terbaru gue judulnya INDIGO jangan lupa vote and komennya ya.
