Part 6

7 4 0
                                    


"Memangnya kalau kesabaran papa habis papa mau apa ? Mau mukul Lania gitu ? Oh silakan !!" Tantang Lania yg membuat Renaldi menahan amarahnya yg telah mencapai ubun-ubun.

"Cukup Lania, pa sudah..." maisa pun melerai sebelum amarah keduanya semangkin menjadi.

"Ayolah sayang... Please... Ayo makan" bujuk maisa sekali lagi.

Lania pun menghembuskan nafasnya "huft... Baiklah" akhirnya ia pun duduk bergabung dengan kedua orang tuanya di meja makan.

Makan pun di penuhi dengan keheningan hanya dentuman piring dan sendok yang berirama.

====Harris
Rencana akan berjalan hanya Harris, Intan dan kedua orang tua Intan lah yang mengetahui rencana ini dan Harris berharap rencana mereka ini BERHASIL!!

Tapi jujur saja hingga saat ini Harris masih tidak yakin bahwa rencana mereka akan berhasil tapi walau begitu ia harus mencoba lagi pula ada yang membantunya Harris tidak sendirian.

Saat ini Harris tengah duduk di kamarnya dimalam ini Ia merasakan sesuatu Aku merindukanmu Laniaku.

"Huft..." Harris pun menghela nafas bukan karena Ia sesak nafas tapi karena ia merasa kenapa cinta itu sesulit ini ?

Kenapa cinta harus dipenuhi dengan cobaan dan masalah ? Jujur saja ia lelah kenapa harus seperti ini ? Hanya ingin bersatu dengan Lanianya Harris harus menyusun rencana, sungguh! Ini sulit.

"Lania... Kira-kira kamu lagi apa ya" Harris pun menerawang, bayangan-bayangan saat ia bersama Lania memenuhi otaknya.

"Aku sangat merindukanmu, Lania..." Lirihnya kemudian memejamkan matanya hingga sebuah suara berasal dari kaca jendela kamarnya membuatnya membuka matanya.

"Siapa yang iseng melempar jendela kamarku malam-malam begini sih ?" ia kesal baru saja ia ingin tidur tapi diluar malah ada yang sengaja melempar jendela kamarnya.

Harris pun bangkit dan membuka jendela kamarnya ia penasaran siapa yang iseng malam-malam begini.

"Awas aja bakal aku depak tuh orang karna berani mengganggu singa yang baru hendak tidur" gerutunya dan membuka jendela kamarnya kemudian...

"Gak jadi di depak deh kalau bidadari yang ganggu" gumam Harris pelan sembari menatapnya.

Harris pun melompat keluar dari jendela dan menghampirinya. "Lania... Ngapain kamu kesini ? Ini udah malam loh" Ya! Bidadari itu adalah Lanianya.

"Tau kali kalau ini malam siapa bilang ini siang" ucapnya dengan masih berdiri di tempat.

Harris pun mendekatinya dan tiba-tiba bidadarinya itu memeluknya. "Aku kangen kamu..." gumamnya dan Harris pun membalas pelukannya dengan erat.

"Juga! Aku juga baru aja bilang gitu eh kamunya nongol" Harris pun tersenyum
"Kamu diem-diem kemari mau ketemu aku ? Kamu gak takut ketahuan ?" tanya Harris dan melepaskan pelukannya.

"Aku gak peduli!!"

Harris pun memegang kedua pundak Lania dan menatapnya "jangan gitu Lania... Ini tuh bahaya, kita bisa semangkin dipisahin kalau sampai ketahuan kita ketemu diem-diem gini" ucap Harris lembut.

Lania pun menggeleng dan kembali memeluk Harris. "Oke, tapi aku udah hati-hati kok dan... Aku sebentar aja kemari tadi alasan mau beli obat"

"Obat ?" Harris pun melepas pelukan Lania. "Kamu sakit ?" tanya nya khawatir.

"Gak kok"sahut Lania dengan sedikit terkekeh "aku cuma sakit bulanan, maklum cewek. ngertikan ?"

"Oh... Itu" Harris pun manggut-manggut.

Lania pun tersenyum "Yaudah, aku pulang ya ?"

"Kamu sendiri ? Jarak rumah kita jauh loh, kamu naik apa ?"

Lania pun tersenyum dan sedikit terkekeh "terbang, tadi minjem baling-baling bambunya Doraemon" sahut Lania dan tertawa.

"Haha... Kamu nih orang nanya serius pun" Harris pun tertawa dan cemberut.

"Iya deh... Aku naik motor tadi"

"Aku anter pulang ya ?" tawar Harris.

"IYa, terus nanti pulang kamu tinggal nama:D"

Harris pun cemberut "maaf ya aku gak bisa anter kamu pulang"

"Gak papa yaudah, Assalamualaikum...":)

"Waalaikum salam..."

Setelah Lania pulang Harris pun kembali masuk lewat jendela seperti semula dan kembali menutup jendela kamarnya kemudian...

"Ekhem..." dehem seseorang di belakang Harris.

Mendengar deheman tersebut harris pun membelalakkan matanya dan berbalik.

"Kamu ngapain masuk lewat jendela ? Hayooo habis dari mana ?" Tanya seseorang tersebut.

"Kakak, sejak kapan disini ?" Tanya Harris mengabaikan pertanyaan seseorang tadi yang tak lain adalah kakaknya yang bernama Hayati.

Hayati pun bersedekap "barusan... tadi pas kakak masuk kakak liat kamu masuk dari jendela memangnya kamu habis dari mana dan... kenapa masuknya lewat jendela kamar kamu ? kayak nih rumah gak punya pintu aja"

"Kepo amat sih, orang aku tadi cuma penasaran kayak ada suara-suara di situ jadi ya aku liat dan kenapa lewat jendela karna biar deket gak dadak muter" bohong Harris dengan santai sambil menunjuk ke arah luar jendela.

Hayati pun segera memeriksanya "emangnya suara apa ?" Tanyanya penasaran sembari membuka jendela kamar Harris dan mengedarkan pandangannya keluar jendela.
"Perasaan gak ada apa-apanya" lanjutnya dan berbalik menatap Harris.

"Ck... kan tadi, sekarang sih udah gak ada orang cuma suara kodok digigit kucing ternyata" bohong Harris lagi amat santai. Ini nih ciri-ciri orang jago bohong, ya gini mesti di contoh nih buat bohong biar jago:D

Hayati pun menatap Harris aneh "ih... kodok digigit kucing euw... jorok amat tuh kucing" Hayati pun bergidik membayangkan betapa joroknya tuh KuGiDok Kucing Gigit koDok.

"Nah itu makanya" sambung Harris sembari terkekeh 'nih kakak gampang amat ditipu:D' ejeknya dalam hati.

"Yaudah..." Hayati pun kembali menutup jendela kamar Harris. "Kamu cepat tidur besok sekolah entar telat tak slending anu-mu kalau sampe telat besok, liat aja!" ancamnya dengan terkekeh geli.

"Apaan sih, anu-anu..."kesal Harris.

"Udah sana tidur" Hayati pun menendang bokong Harris hingga ia terjungkal ke tempat tidurnya dengan posisi kepala dibawah gelundung jadi telentang.

Dan Hayati pun segera ngibrit kembali ke kamarnya. "Awas ya kak nanti tak tendang tuh anunya suamimu" teriak Harris dengan kesal.

"Baru balik sehari udah ngajak perang pake bawa-bawa -anu- lagi" Harris pun cemberut dan bangkit untuk mengunci pintu kamarnya kemudian kembali berbaring di tempat tidurnya.

                             ***
Lania pun membuka pintu rumahnya perlahan dan masuk juga secara perlahan dan berlalu ke kamarnya namun...

"Beli obat kok lama...?" tanya maisa selaku mama Lania.

"Tadi di apotek deket sini obatnya habis ma... jadi aku beli di apotek yang agak jauh disana" jawab Lania santai untuk menutupi kebohongannya agar mamanya tidak curiga. Wah... wah... gak Harris gak Lania-nya sama-sama jago bohong wah... huebat! Nyok tepuks tangan:b

"Oh yaudah... kamu tidur gih, udah malam" sahut maisa.

Lania pun mengangguk kemudian berlalu kekamarnya.

________________________
Ternyata buat cerita itu rada syulit gemana getoh:v

Eh ya lupa nih aku bukan bang Rama loh nih aku pacarnya sekarang nih akun ada dua author tapi aku sekali-kali aja dah syulit buat cerita pyusing deh ah ni kepalah:D

Lebay yah:V akoh mah geto olangnya:b

Hehehe:D dadah bye... ;*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apa Kau TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang