Stelliferous

13.7K 1.8K 122
                                    


"Berhati-hatilah, banyak hal-hal aneh di sini," Julio Harding mengingatkan ketiganya saat mereka mulai mendekati hutan Dunkelheit.

Hutan Dunkelheit tampak tenang dan rimbun. Meskipun dia tidak menggoda, hutan itu tetaplah mengerikan. Fakta Zeus menyimpan jasad Lucifer dan sang putri di sana membuat Julio yakin penjagaan itu tidak luntur. Mungkin berkurang banyak semenjak kekalahan Asmodeus, tetapi Julio yakin di dalamnya sungguh berbahaya. Entah jenis apa yang dia berikan untuk menjaga makam sang musuh bebuyutannya.

"Hutan legenda ini, orangtuaku menceritakan apa yang sering mereka alami dengan hutan ini," Adam Glandwin melihat pepohonan besar di sekitarnya. Penuh lumut tebal yang menempel di dinding-dinding pohon. Semak-semak belukar yang semakin tinggi, akar-akar pohon besar merambat di sana sini. "Aku masih kecil waktu itu, yang kuingat pohon-pohon ini bergerak seperti menarik-narikku untuk masuk," sambungnya.

"Kau beruntung tidak masuk ke dalamnya. Karena sekali kau masuk, kau tidak akan bisa keluar."

Kata-kata Julio Harding terdengar mengerikan di telinga Adam Glandwin. Dulu hutan ini memang menakutkan. Konon kabarnya banyak perjanjian dengan para setan serta iblis di sini. Kiera Cartwright mengeratkan pegangan pada tali kudanya. Dia melihat sekeliling, berjaga-jaga seperti kata Julio.

"Hawa di sini masih sama. Banyak arwah terperangkap di sini," ucap Harry sambil memerhatikan hutan Dunkelheit yang sudah berada di depan mereka. "Mereka tidak tenang dan ingin keluar."

Julio berhenti dan menoleh ke arah Harry Hawthrone yang menatapnya dengan heran. Adam serta Kiera juga menghentikan langkah kakinya.

"Kau bisa merasakannya?"

"Ya, sangat jelas," jawabnya dengan yakin. "Memangnya kenapa? Kalian tidak merasakannya?" ia menoleh ke arah Adam dan Kiera, keduanya menggeleng cepat.

"Oh ayolah, jangan bercanda!" ucapnya mulai terdengar takut.

"Di mana kau tinggal selama ini, Harry?" tanya Julio dengan serius.

"Saya berpindah-pindah, dan yang paling lama di sekitaran Nestue," jawabnya sambil mengingat-ingat. "Tapi sebelum itu saya di Noipsam, entah berapa lama tepatnya saya tidak tahu."

"Noipsam, negeri para Pemburu Arwah."

"Pemburu Arwah?" tanya Adam serta Kiera bersamaan. Harry menuntut penjelasan lebih dari matanya.

"Akan kujelaskan sambil berjalan," katanya kembali menjalankan kuda.

"Seingatku Noipsam adalah negeri yang cukup indah. Banyak kincir angin di sana dan juga padang pasir. Apakah ini ada hubungannya dengan penyihir di Mazahs?"

"Noipsam tidak seindah yang kau tahu, Harry. Orang-orang di Noipsam ada yang lahir dari persilangan. Setengah manusia dan setengah cambions. Mereka memburu arwah untuk dijadikan kekuatan agar bisa hidup abadi. Cambions, sebutan untuk orang-orang yang mempunyai darah setengah iblis. Mereka rata-rata hidup berkelompok di suatu desa dan biasanya hidup seperti layaknya manusia normal, tetapi pada malam hari mereka memburu arwah untuk dijadikan kekuatan mereka. Saat manusia mati, mereka bersuka cita di balik kesedihan palsu. Mereka akan memburu arwahnya tanpa kenal ampun. Mereka biasanya berteman dekat dengan beberapa manusia dan mewariskan kekuatan itu untuk menariknya menjadi pengikut mereka. Dan di sana kau punya teman seorang cambions tanpa kausadari. Jadi tidak heran mengapa kau bisa merasakan mereka."

Penjelasan Julio Harding hampir tidak masuk akal bagi Harry Hawthrone, tapi ingin menyangkal rasanya sulit. Negeri mereka saja penuh dengan tipu muslihat, tidak mengherankan negeri seberang juga punya hal seperti itu. Seingat Harry ia tidak punya teman dekat di Noipsam, tapi pernah ada anak seumurannya dulu berteman main dengan Harry dan kedua orangtuanya sangat baik pada Harry. Mungkin saja mereka, pikir Harry. Adam Glandwin serta Kiera Cartwright tampak bersyukur tidak pernah bertemu atau berteman dengan bangsa seperti itu. Apa jadinya jika mereka semua bisa, maka dia tidak akan dianggap spesial di sini.

METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang