I

25 4 0
                                    

"Gimana progress move on lo sama si Andre?" Tanya Luna tiba-tiba pada Siena yang sedang menyalin tugas Bahasa.

Siena melirik sekilas ke arah Luna dan kembali terfokus pada barisan huruf di dalam buku. "Bahas dia mulu ah, udah move on nih gue."

"Lo yakin gamau pacaran atau incer cowok? Eh, banyak juga kan yang suka sama lo? Lumayan tuh buat gandengan pas nanti prom night." Tutur Luna panjang lebar membuat Siena geleng-geleng kepala.

"Yakin. Lagian gue udah capek hati deh sama cowok apa lagi yang terakhir ini, lagi sayang-sayangnya gue Lun, lah di tinggalin." Curhat Siena sambil kembali mengingat dimana ia merasa di sia-siakan perasaannya.

Siena sudah muak dengan ucapan para lelaki yang selalu meyakini wanitanya bahwa,

"Iya, aku gak akan tinggalin kamu kok,"

"Cuma kamu yang ada di hati aku."

"Jangan... a sampai z."

Huh, omong kosong. Siena merasa di bodohi oleh Andre yang ternyata hanya memainkan perasaannya. Bagaimana tidak? Pada awalnya perjuangan Andre sangat keras, jika di jadikan diagram garis, maka garis itu akan naik dengan signifikan. Namun setelah beberapa bulan mendapatkan hati Siena, garisnya mulai turun dan berbanding terbalik dengan Siena. Ketika gadis itu mulai menunjukkan rasa sayang dan pedulinya, Andre dengan tidak tahu diri malah pergi menjauh perlahan.

Jika ingat itu, Siena jadi merasa lucu. Mau saja di tipu dengan ucapan manis lelaki.

Bunyi bel istirahat terdengar nyaring di seluruh penjuru SMA Taruna. Membuat murid heboh untuk berlomba siapa cepat masuk kantin dan dapat tempat duduk. Begitu pula Siena dan Luna yang langsung beranjak keluar kelas.

"Siena! Luna!" Panggil Elle dari depan pintu kelasnya.

Elle adalah salah satu teman dekat Siena dari mulai kelas sepuluh. Dulu mereka bertiga satu kelompok mos dan pastinya sekelas saat kelas sepuluh. Tapi untuk tahun berikutnya mereka semua berpencar, dan tahun terakhir hanya Siena dan Luna yang bersama di kelas 12 IPS 2, sedangkan Elle berada di 12 IPS 3.

"Hai Elle!" Jawab Siena dan Luna kompak.

"Eh, gue denger denger nih ya." Ucap Elle yang sepertinya jiwa gosipnya akan keluar.

"Apatuh?" Tanya Siena penasaran, diikuti anggukan Luna yang tidak sabar.

Dari raut wajahnya Elle terlihat seperti menerawang dan berfikir dan mulai berkata, "iya, gue denger denger lo berdua dengerin gue."

Krik

Krik

"Ah apaansi. Jayus banget lo." Sungut Luna sambil menabok pelan pundak Elle.

"Coba tolong ya, udah kelas dua belas otaknya di reparasi." Ucap Siena sambil menepuk puncak kepala Elle. Cantik sih, tapi rada idiot temannya ini.

Elle hanya terkekeh melihat kedua temannya yang kelihatan kesal karena kejayusannya. Tapi tanpa Elle juga mereka akan rindu, walaupun tidak seberat rindu Milea pada Dilan.

Mereka bertiga sampai di kantin dan langsung mengambil posisi duduk di depan kios batagor. Karena memang disitu yang masih kosong dan sepertinya juga habis di tinggali orang yang makan.

"Lo mau pesan apa?" Tanya Siena pada Luna dan Elle. Hari ini hari rabu, maka jadwal Siena menjadi pramuniaga ala-ala mereka.

"Gue mau batagor sama jus jeruk." Sebut Luna.

"Kalo gue, kasih sayang doi boleh?" Kali ini ucapan Elle langsung di hadiahi sendok melayang dari Siena dan tatapan sengit dari Luna

"Iya ampun, gue siomay sama air mineral aja. Terimakasih Athayya Siena."

Dengan begitu Siena langsung berjalan menuju kios siomay dan batagor yang memang menjadi satu tempat dan satu penjual. Setelah memesan Siena ingin membeli snack kecil terlebih dahulu untuk ngemil di kelas, jangan di tiru ya gengs.

Saat tangannya hendak membayar snacknya, sebuah tangan terjulur mendahului Siena.

"Biar saya aja bu yang bayar. Satuin sama punya saya." Kata cowok yang sudah berdiri di depan Siena.

Siena hanya terpaku dengan wajah datar memandang Vino yang mengambil kembaliannya.

"Makasih." Dan Siena langsung berbalik menuju mejanya berada. Namun sayang, cekalan tangan Vino membuatnya berhenti dan kembali berbalik menghadap cowok tersebut.

"Jangan jutek dong sama gue." Pinta Vino tanpa melepas pegangan tangannya.

Padahal Siena sendiri biasa saja, dan memang pembawaannya agak sedikit cuek atau jutek bahkan ada yang bilang bahwa Siena sombong. Mereka saja belum mengenal Siena lebih dalam.

"Enggak, gue biasa aja. Lo kali terlalu gimana gitu sama gue." Elak Siena sambil melepaskan tangannya dari cekalan tangan Vino.

"Udah ya, gue mau makan dulu. Daah Vino." Siena berlalu dari Vino yang masih berdiri dan entah mau apa lagi, dia tidak peduli.

Sesampainya di meja makan, Siena di sambut dengan gerutuan Elle. "Lama banget sih lo? Nih sampe pesenan lo udah dateng tapi yang mesenin belom dateng."

"Tadi gua di tahan Vino dulu." Ungkap Siena yang mulai mengaduk batagornya.

"Yang anak bahasa itu? Yang gak jelas buat merjuangin elu?" Tanya Luna dengan muka penuh harap keyakinan dan di jawab anggukkan oleh Siena.

"Udahlah Sien, buka aja hati lo lagi buat dia. Siapa tau cocok."

"Ah apaan Le, dia aja perjuangannya setengah-setengah gitu. Gak banget," jawab Luna dengan muka meremehkan.

"Loh kan siapa tahu sekarang perjuangan Vino full," Elle masih bersikukuh dengan pandangannya, bahwa Vino kali ini akan berjuang dengan sungguh.

"Ya tapikan-" belum selesai Luna menanggapi, Siena sudah berkata lebih dahulu.

"Kenapa jadi kalian yang ribet deh, gue juga kan gamau pacaran dulu." Sentak Siena yang pusing dengan ocehan temannya masalah Vino dan perjuangan cinta. Memangnya belum jaman penjajahan yang berjuang sampai merdeka.

Dulu memang Vino sempat mengejar untuk memenangkan hati Siena, namun Vino memilih untuk berhenti dahulu entah apa alasannya hingga akhirnya hati Siena jatuh ke Andre.

"Ohiya gengs, udah denger berita belum?" Elle kembali menguarkan jiwa ibu-ibu gosipnya.

"Ini awas gak penting kayak tadi ya, gua sumpel mulut lo pake jeruk nipis." Ancam Siena pada Elle yang sekarang wajahnya mengecut karena ucapan Siena.

Elle menyilangkan sendok garpunya di atas piring dan melanjutkan gosipnya. "Ish, tapi serius kali ini. Gue denger ada anak baru. Cowok, dia masuk kelas 12 IPA 1."

"Oh, gue udah tau." Celetuk Luna yang kemudian meminum es jeruknya.

Siena mengerutkan alisnya, jadi hanya dia yang tidak tahu berita apapun diantara teman yang lainnya.

"Kok gue gatau apa-apa sih?" Kesal Siena sambil mencebikkan bibirnya. Baru ia ingin menanyakan kelanjutan siapa nama anak baru tersebut satu notifikasi muncul di layar hanphonenya.

A Renzza novaldo (arenzzanvld) started following you.

SierenzzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang