VII

5 0 0
                                    

SIERENZZA TUJUH



Bel istirahat menjadi suara yang paling diminati oleh para murid sebelum bel pulang sekolah. Luna langsung menarik Siena menuju kantin karena Siena sama sekali belum memberikan penjelasan tentang Renzza.

Elle sudah menunggu di depan kelas Siena dan Luna. Setelah mereka berdua keluar kelas Elle dengan segera menyajarkan langkahnya.

"Ih kok buru-buru banget sih, santai kali." Elle terlihat bingung dengan Luna yang menarik-narik Siena.

"Tau nih. Dia lagi pms kali." Siena menyambar dengan datar. Sebenarnya dia tahu Luna sangat tidak sabar dengan ceritanya dan Renzza.

Setibanya di kantin yang masih lumayan sepi mereka bertiga segera duduk di depan kios bubur ayam dan pop ice.

"Sekarang jelasin. Jelasin kok lu bisa kenal sama dia?" Cecar Luna yang benar-benar penasaran.

Elle yang tidak mengerti mengernyitkan keningnya. "Penjelasan apa sih? Dia siapa?

"Gue pesen makan dulu kek, pesen minum dulu gitu. Iya nanti gua cerita tapi nanti abis gua makan. Gue laper." Siena langsung berdiri dan memesan bubur ayam juga dengan pop ice rasa taro.

"Kenapa sih?" Bisik Elle yang masih setia menemani Luna yang duduk dengan muka bete.

"Lo tau kan anak baru itu, iya dia tadi nyamperin Siena ke uks." Jelas Luna yang mendapat anggukkan perlahan oleh Elle dan Luna mulai menghitung.

Satu, dua, tiga.

"APA?!" Elle memekik cukup kencang dan seketika tatapan kesal dilayangkan kepadanya yang sama sekali tidak peduli.

"Lemot banget." Cibir Luna sambil berdecak. Untung ia sabar dengan sifat kedua temannya yang absurd itu.

"Ih seriusan lo? Anak baru yang guanteng banget itu kan? Gila, gila." Elle berkata takjub.

"Pake susuk kali ya temen kita itu?" Lanjut Elle yang langsung mendapat geplakan pelan di belakang palanya.

"Sembarang lo kalo ngomong." Bentak Siena.

"Hehe, bercanda."

Siena memutar bola matanya dan mengaduk bubur ayamnya agar tercampur.

"Lagian juga kan udah gua bilang, kalo gue gamau pacaran, gamau ngejar cowok. Capek tau gaksih nangisin hal yang sebenernya gak perlu ditangisin, mikirin orang yang tau-tau gak mikirin kita." Ujar Siena kemudian memasukkan satu sendok bubur kedalam mulutnya.

"Tapi lo bisa kenal Renzza dari mana?" Tanya Luna.

Setelah menelan buburnya Siena menceritakan semua detailnya saat pertama kali Renzza mulai mengirimkan pesan, hingga kejadian semalam saat Renzza mengantarnya pulang sampai depan rumahnya.

"Gila! Ini gila!" Elle berseru sambil tepuk tangan.

"Lo yang gila." Serbu Luna dan Siena bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SierenzzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang