II

22 4 0
                                    

Suara bisik-bisik dari para murid yang berada di parkiran membuat cowok tinggi itu memutar mata. Dia merasa seperti tersangka pembunuhan yang harus di adili.

"Woy Renzza!" Satu tepukan di bahu Renzza membuatnya menoleh ke belakang. Di dapati Galih yang sedang nyengir lebar.

"Ngapain lo nyengir gitu?" Tanya Renzza penasaran dengan kelakuan temannya, pasti ada maunya.

Galih sedikit terkekeh, "ehehe, nebeng dong,"

Tuhkan benar, sudah hafal betul dengan gelagat Galih yang nyengir seperti kuda ini pasti ada maunya. Untung saja giginya putih bersih seperti model pasta gigi.

"Tadi lo berangkat naik apa emang?" Kini Renzza mengeluarkan kunci mobilnya dan membuka kunci.

"Tadi gua di anter bokap, motor gua lagi sakit."

Renzza mendengus, untung saja rumah Galih bersebelahan dengan rumahnya jadi ia tidak perlu buang-buang bensin hanya demi cecunguk ini.

"Yaudah masuk," titah Renzza yang memperbolehkan Galih untuk pulang bareng.

"Nah gitu, jadi temen berguna dikit." Celetuk Galih sambil terkekeh dan langsung berlari menuju kursi penumpang depan. Sedangkan Renzza hanya misuh-misuh tidak jelas.

Selama perjalanan kebisingan di dalam mobil di dominasi oleh suara sember Galih yang mengikuti nada lagu milik Justin Bieber.

"When it comes to you

There's no crime

Lets take both of our souls

And intertwine, when it comes to you

Don't be-"

"Berisik banget sih lo ah!" Omel Renzza yang mengintrupsi karokean dadakan Galih.

Galih yang kena omel Renzza bukannya memilih diam tapi malah memperbesar suaranya dan megikuti nada beat nya juga. Tentu saja hal itu membuat Renzza pecah konsen menyetir.

Diambilnya dua lembar tisu yang berada di dashboard mobil, kemudian ia gumpal menjadi satu. Saat Galih lengah karena asik bernyanyi Renzza segera menyumpal mulut Galih dengan tisu tersebut.

"Hampft- anjing lo! Ntar gua mati gimana? Gaada takut takutnya lo ye sama gue." Galih melemparkan gumpalan tisu tersebut ke arah Renzza yang menahan tawanya karena ekspresi Galih.

"Emang punya temen kayak punya musibah ya begini," lanjut Galih nyerocos.

"Eh Gal," panggil Renzza. Namun Galih sepertinya pundung karena enggan menjawab panggilan Renzza.

"Yaelah gitu doang ngambek. Lembek lo! Pantes aja jomblo." Ledek Renzza yang membuat Galih makin kesal.

"Apaansi anjing. Lo juga jomblo." Sungut Galih tidak mau kalah. Enak saja Renzza bilang dia jomblo, Galih itu hanya sedang ingin sendiri dulu untuk sekarang, karena memang tidak ada yang tertarik juga padanya.

"Lo kenal Siena gak?" Tanya Renzza langsung tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan yang sudah memasuki komplek perumahannya.

"Kenal, eh, cuma tau doang deh. Kenapa emang? Ohh, udah ada mangsa nih ceritanya?" Tebak Galih sambil menoel dahi Renzza yang langung di tepis oleh temannya itu.

"Geli anjir. Nggak, nanya aja gue." Jawab Renzza membelokkan mobilnya ke dalam halaman rumahnya dengan senyum tercetak jelas di wajahnya.

Galih yang melihat temannya senyum seperti itu bergidik dan merapatkan badannya ke pintu mobil. "Ih, sikopat."

•-•-•-•

Sore ini Siena habiskan dengan bermalas-malasan di kamar. Eh tapi memang biasanya juga ia seperti ini sih, seragamnya masih menempel di tubuhnya tapi sudah berguling kesana kemari di atas kasur karena baper oleh cerita di wattpad.

"Aduh, aturan sama cowok itu aja! Atau enggak gue aja deh sama dia," celoteh Siena yang tidak ada habisnya mengomentari tokoh fiksi dalam salah satu cerita wattpad.

"Siena mandi!" Teriak suara mamanya dari bawah. Padahal masih jam setengah lima, tapi sudah di suruh mandi.

"Iya bentaar maaa," balas Siena yang masih asik menatap layar ponselnya. Lagi di chapter baper-bapernya, sayang kan kalau ditinggalin.

Saat sedang fokus membaca satu notif kembali masuk di handphonenya, membuat Siena menggerutu.

"Ganggu orang lagi baper aja sih!" Siena membuka notifikasi instagramnya. Satu pesan masuk di direct messages oleh orang bernama Renzza.

(Arenzzanvld)
Anak SMA Taruna ya?

"Dih tau tau'an, siapa dah."

(Sienathayya)
Iya, lo siapa?

Dan seketika itu langsung di read oleh Renzza. Buset gercep bener ini orang.

(Arenzzanvld)
Gue orang

"Yee, nenek nenek yang kejengkang di depan sekolah juga tau kalo lo orang." Siena jadi misuh-misuh karena jawaban ngeselin orang itu.

Baru saja Siena ingin mengetik balasan, suara menggelegar milik mamanya terdengar kembali dan kali ini lebih mengancam karena mamanya berada di ambang pintu kamarnya.

"SIENA HAPE MULU! MANDI ATAU HAPENYA MAMA BUANG!" Bentak mamanya yang masih memegang kenop pintu.

"Iya, iya mah. Ini Siena mau mandi. Itu tadi ada pemberitahuan latihan nari," cengir Siena sambil beranjak dari kasur dan berlari menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan memakai pakaiannya, Siena segera mengambil handphonenya yang berada di atas kasur. Namun sayang, batrainya habis dan mati. Jadi ia mengisi daya baterainya dan kemudian ia mengingat bahwa ia belum solat.

Siena segera mengambil wudu dan melaksanakan solat ashar karena satu jam lagi sudah masuk maghrib. Biarpun pemalas seperti ini tapi Siena selalu ingat kewajibannya, ya walaupun agak sedikit ngaret.

Setelah selesai solat dan melipat kembali mukenanya ia menyalakan handphonenya yang tadi mati. Saat menyala, seketika notifikasinya penuh dengan chat grup temannya dan juga dm instagram.

Siena langsung membuka instagram nya dan melihat isi dm dari Renzza yang tadi belum sempat di balas Siena dan sekarang cowok itu sudah dm lagi.

(Arenzzanvld)
Kenalan sama lo boleh?

(Sienathayya)
Kenapa?

Sama sekali bukan jawaban dari pertanyaan Renzza. Siena malas dengan orang asing seperti ini, tapi entah mengapa sepertiga jiwanya merasa bahagia jika berkenalan dengan stranger.

Lima menit Siena menunggu, belum ada balasan juga dari Renzza.

"Elah lama," keluh Siena dan menaruh handphonenya di sebelahnya.

"Lah kok gua jadi nungguin?"

SierenzzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang