IV

9 1 0
                                    

Bau buku baru menyeruak saat Siena memasuki toko buku. Senyumnya merekah karena akhirnya ia bisa mencium harumnya bau buku baru yang membuatnya sampai bergidik.

Hari minggu ini Siena manfaatkan untuk me time, karena seminggu lalu ujian-ujian percobaan membuat otaknya butuh kembali disegarkan.

Siena berjalan menghampiri rak buku yang berisi novel. Matanya berbinar saat melihat salah satu novel yang memang sedang ia incar selama ini. Dia membolak balikan buku dan membaca sinopsisnya sebentar, setelah itu membawa buku tersebut ke arah kasir.

Setelah membayar Siena kembali berjalan ke lantai atas. Kali ini tujuannya adalah bioskop. Tidak peduli jika ia harus menonton sendiri, lagi pula tidak ada yang salah.

"Berapa tiket?" Tanya penjaga kasir bioskop saat Siena menyebutkan apa yang ia ingin tonton.

"Satu," jawab Siena sambil mengeluarkan dompetnya.

Tanpa Siena sadari mba-mba itu mengernyitkan dahinya. "Serius satu?"

Siena mengangguk dan mengeluarkan uang lima puluh ribuan. "Iya mba, satu." Ucap Siena meyakinkan.

"Ohh, iya. Satu tiket." Dengan begitu Siena mengambil satu tiket darinya dan kemudian berjalan kemana studionya berada.

Ia mendudukan dirinya di atas bangku panjang yang empuk sambil melihat sekelilingnya. Bioskop di hari libur seperti ini memang selalu ramai, untung saja saat ia datang antrian tidak terlalu panjang seperti sekarang.

Siena tidak tahu bahwa sedari tadi ada seseorang yang memperhatikannya. Sebenarnya orang itu sangat ingin menyapa Siena tapi ia urungkan niatnya karena Siena belum pernah bertatap muka dengannya.

Suara interkom mulai memberitahu bahwa studio dimana filmnya akan di mulai sudah bisa di masuki. Siena segera menutup novelnya yang baru sempat ia buka asal kemudian berjalan memasuki ruangan besar yang cukup terang untuk sekarang.

Siena sengaja memilih bangku tengah hampir di bawah karena tadi ia lihat tidak banyak yang duduk di row yang ia pilih.

Setelah menempatkan dirinya agar nyaman handphone di sakunya bergetar.

(Arenzzanvld)
Hai, jangan lupa makan

Tanpa disadari Siena menyunggingkan senyumannya. Ini adalah hari ke lima setelah ia pertama kali mendapatkan dm dari Renzza. Sebenarnya tidak ada yang spesial, tapi hatinya memang tidak bisa berbohong bahwa sepertinya ia mulai tertarik.

(Sienathayya)
Iya. Lo juga

Setelah itu Siena memasukkan handphonenya kembali kedalam sling bagnya karena lampu sudah mulai redup dan itu berarti film akan segera di mulai.

Dari tempatnya dia bisa melihat ada dua orang yang baru masuk. Yang satu adalah anak kecil perempuan berusia lima tahun yang sepertinya kelihatan bahagia karena ini adalah film kartun, dan cowok di belakangnya yang sepertinya kakaknya sepantaran dengan Siena terlihat menampakkan wajah datarnya.

Anak kecil tadi berbelok di row yang sama dengan Siena kemudian duduk di sebelah Siena dengan semangat berlebihan sehingga bangku Siena ikut bergetar karenanya sedangkan kakaknya duduk di sebelah adiknya.

Selama berlangsungnya film entah kenapa mata Siena selalu melirik pada cowok tersebut. Ada sesuatu yang membuat Siena melirikkan matanya terutama saat cowok itu terlihat mengetikkan sesuatu di layar handphonenya dan tidak lama handphone Siena ikut bergetar, namun ia hilangkan pikiran tersebut.

Setelah film yang ternyata tidak semenarik orang yang berada di dekat Siena selesai, gadis itu langsung berdiri dan berjalan mengikuti si cowok dan adik kecilnya.

Siena langsung menuju toilet karena sudah tidak tahan lagi. Dengan buru-buru ia berjalan cepat sebelum toilet penuh dengan pengunjung. Belum sempat ia masuk ke salah satu bilik seseorang menarik bajunya pelan.

"Ka aku boleh duluan gak? Kebelet." Siena mengernyit heran, sepertinya anak kecil ini sudah di tarik kakaknya untuk keluar, kenapa masih di sini.

Anak itu kembali menarik baju Siena membuat si empunya baju mengangguk. "Yaudah duluan aja."

Siena melihat orang yang baru keluar dari bilik di sebelahnya dan segera ia masuk kesana untuk menuntaskan hajatnya yang sempat tertunda.

Gadis itu menuju wastafel untuk mencuci tangan setelah selesai dengan urusannya dan kemudian memulas kembali bibirnya dengan lip tint tipis-tipis kemudian merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan karena bersender pada bangku bioskop.

Langkah Siena terhenti saat suara gedoran pintu dan minta tolong terdengar. Ia kembali masuk kedalam toilet yang sudah lumayan sepi.

"Tolong, aku gabisa buka pintunya," ucap suara yang berada dari salah satu bilik toilet.

Siena masih ingat suara ini adalah suara anak kecil yang tadi. Siena berdiri termangu di depan pintunya hingga gedoran dan suara isak tangis mulai terdengar lagi.

"Tunggu sebentar ya, aku panggilin mas-masnya dulu. Kamu jangan nangis." Siena langsung berjalan cepat keluar toilet dan berbelok. Sayangnya dia tidak melihat bahwa ada orang disana dan berakhir bertubrukan.

"Aduh! Maaf," ucap Siena sambil mengelus dahinya.

Sedangkan yang di tabrak justru hanya diam mematung dengan ekspresi terkejut.

"Eh, hallo." tegur Siena sambil menjentikkan jarinya. Cowok ini aneh melihat Siena seperti melihat hantu di tengah hari bolong.

Sedetik kemudian cowok itu mengerjapkan matanya. Tidak menyangka bahwa dia akan benar-benar berada di dekat Siena.

"Siena..." lirihnya.

Siena yang hendak berbalik berhenti dan menatap cowok tadi dengan pandangan kaget. Bagaimana dia bisa tahu namanya.

"Hah? Lo tau nama gue?" Tanya Siena masih dengan tampang terkejutnya. Masalahnya Siena tidak pernah sama sekali melihatnya.

"Gu-gue..." ucapnya terbata. Dan saat hendak berbicara kembali suara teriakan anak kecil menginterupsi dan detik itu juga keduanya sama-sama menampakkan wajah panik.

Siena yang melihat mas-mas bioskop segera menarik tangannya jan menjelaskan bahwa ada anak kecil yang terkunci dari dalam di toilet. Sedangkan cowok tersebut sudah menghilang masuk kedalam toilet wanita.

Siena menepuk dahinya, ia baru ingat bahwa cowok itu adalah kakaknya si anak kecil yang terjebak di dalam sana.

Gadis itu berjalan ke arah bangku dan duduk di sana. Entah mengapa ia malah menunggui seseorang yang tidak dia kenal. Tapi dia harus menunggu, karena rasa penasaran gara-gara cowok itu menyebut namanya.

"Kok dia tau nama gua sih? Perasaan gua belom terkenal di instagram."

🌷🌷🌷

Hayo siapa itu?
Tinggalkan jejak boleh? Hehe
Salam terhangat dari ibunya renzza dan siena

SierenzzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang