Heyy ini dia part selanjutnya. Semoga kalian suka.
Sebelum baca boleh ngga bintangnya diklik dulu, hehe 😅. Terimakasih.Oke, Happy Reading guys
Hope you like it 😘
.
.
.
.
."Ada apa dengan mu? Sepertinya kau tidak bersemangat hari ini"
Clara bingung sedari tadi Adsila tidak menampakan wajah cerianya. Adsila bahkan hanya memberikan senyuman tipis untuknya. Yang ia tahu, sepupunya sudah menghubungi Adsila. Apa Adsila tidak suka dengan Kevin. Atau apa?
"Tidak apa"
Hanya itu kata yang diberikan Adsila. Ia sedang tidak ingin bicara banyak hari ini. Sikap dingin Alvaro tadi pagi mampu membuatnya kehilangan semangatnya.
"Apa karena Kevin? Ia menjengkelkan? Kau tidak suka dengannya?"
Clara memainkan ponselnya yaa hitung hitung menghilangkan kejenuhannya. Sudah hampir 2 jam lebih mereka hanya duduk di taman kampus. Adsila tidak ingin diajak kemanapun. Kekantin saja tidak. Padahal Clara sudah sangat lapar. Dan ini sudah lewat jam makan siangnya.
"Bukan. Kevin baik. Aku menyukainya" Jawab Adsila tanpa berekspresi.
"Lalu apa yang membuatmu murung?"
"Alvaro"
Clara menatap Adsila dan mengrenyitkan keningnya. Jarang sekali ia mendengar Alvaro menjadi penyebab Adsila murung. Bahkan tidak pernah.
"Ada apa dengannya?" Clara kembali memainkan ponselnya.
"Entahlah. Pagi tadi ia bersikap dingin padaku"
Kejadian tadi pagi kembali berputar di otak Adsila. Bagaimana Alvaro yang secara tidak langsung mengusirnya. Bagaimana Alvaro yang bersikap dingin padanya. Semua itu terulang."Ku harap kau segera bertemu dengan Kevin"
Adsila menatap Clara yang sedang duduk dan memainkan ponsel disampingnya."Kenapa?" Adsila menaikan sebelah alisnya. Kenapa tiba tiba Clara menyuruhnya agar cepat bertemu dengan Kevin.
"Kau tahu? Kevin itu mudah untuk membuat seseorang tersenyum dan tertawa karena kekonyolannya"
"Dia pria yang menyenangkan" Lanjut Clara.
Adsila tahu kenapa Clara tiba tiba bercerita soal Kevin, agar ia tidak terlarut dalam kesedihannya karena Alvaro. Dan, sepertinya menarik. Adsila pun mendengarkan Clara yang mulai bercerita soal Kevin.
Memang Clara pernah menceritakan soal Kevin sebelumnya. Tapi tidak pernah sedetail ini. Dan ini terdengar menyenangkan.
🍁
Kevin meminum habis orange juice nya setelah hampir seharian menemani wanita menyebalkan yang sedang duduk dihadapannya. Sambil menikmati makanan yang ia pesan tadi. Terlihat sekali kesenangan dan kemenangan diwajah wanita itu. Bagaimana tidak seharian ini ia berbelanja barang barang yang ia inginkan dengan uang Kevin.
Bukan soal uang yang Kevin permasalahkan. Tapi menghabiskan waktunya yang padat dengan wanita ini sungguh membuatnya jengah. Megan terlihat sangat menikmati makanannya. Berbelanja seharian cukup menguras tenaganya.
Kevin mengangkat tangannya dan menjentikan jemarinya. Membuat pelayan restoran itu datang menghampirinya. Dan memberikan sebuah nota kecil berisi jumlah harga yang harus ia bayar.
Kevin mengeluarkan dompet tebalnya, menaruh beberapa lembar uang kertas di nota itu. Eh tumben sekali Kevin menyimpan uang tunai. Biasanya ia selalu menggubakan ATMnya.
"Jarang sekali kau menyimpan uang tunai" Celetuk Megan sambil memakan steaknya yang tersisa sedikit.
"Ini kembalian belanjaanmu. Tadi kusempatkan untuk mengambil tunai." Ucap Kevin seraya menaruh kembali dompetnya didalam jas hitamnya. Sementara pelayan tadi telah pergi entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Prince
RomanceKevin sangat mencintai gadis itu. Adsila adalah cinta pertama untuk Kevin. Begitupun sebaliknya. Meski Adsila bukanlah kekasih pertama untuk Kevin. Sampai akhirnya perasaan cinta itu berubah menjadi benci. Adsila mengkhianatinya dengan seseorang. Da...