My Perfect Prince | Chapter 7

48 3 10
                                    

Holaaaa
Jangan lupa bintang kecil dipojok itu diklik yaa hehe
Teengkyuuuuu 😘

Happy Reading ....
.
.
.
.
.
.
.
.
*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*

"Hey, Adsila"

My god,

Mulut Adsila membulat sempurna ketika Kevin menyapanya, bahkan menyebutkan namanya. Senyuman lelaki itu, ya tuhan Adsila benar benar tidak kuat melihatnya. Kenapa lelaki itu terlihat lebih tampan daripada di majalah bisnis yang sering Adsila baca. Kevin semakin dekat dengan dengannya. Adsila terus mencengkram kedua tangannya sendiri.

"Kau kemana saja bodoh. Jam berapa ini?" Clara langsung menoyor kepala Kevin dengan susah payah. Mengingat jika tinggi badan Kevin jauh diatasnya.

"Ada meeting tidak penting dan tidak kuharapkan tapi terpaksa kuurus tadi" Ucapnya santai seraya memasukkan tangannya kedalam saku celananya.

Ya tuhan, itu semakin membuat Adsila meleleh. Bisakah Kevin membuat dirinya biasa saja? Jangan terlalu menawan seperti ini. Sementara Clara hanya mengerutkan keningnya. Tanda bahwa ia tidak mengerti apa yang Kevin bicarakan. Kakaknya yang satu ini memang agak aneh. Namun tetap, menawan.

"Terserahlah. Aku harus pergi. Steven sudah menjemputku"

"Apa?!" Adsila tiba-tiba terbangun dari lamunannya soal Kevin ketika Clara mengatakan bahwa ia akan pergi. Tidak tidak! Clara tidak boleh pergi. Apa jadinya nanti jika ia hanya berduaan dengan Kevin? Bertiga saja mampu membuat jantung Adsila berdegup dengan kencang. Apalagi jika mereka hanya berdua?

"Kukira kau akan ikut. Lagipula kau tidak bilang jika kau akan pergi dengan Steve hari ini"

"Maafkan aku Adsila, aku lupa memberitahumu hari ini aku ada janji dengan Steve. Have fun, dear!"
Setelah membelai pipi Adsila dan melempar senyuman berarti kepada Adsila dan Kevin, Clara langsung berlari menghampiri Steven yang telah menunggunya dengan motor besarnya.
Pelukkan hangat. Itulah yang Clara berikan setelah tiga hari tidak bertemu.

Dan nyatanya, Kevin dan Adsila melihat tingkah laku Clara barusan yang membuat Kevin menggelengkan kepalanya. Sementara Adsila mengeluh panjang, namun tak terdengar oleh Kevin. Ketika Clara dan Steven sudah benar benar pergi ia memutar pandangannya ke arah Adsila. Yang dilihatnya sedang meremas jemarinya sendiri. Kevin tersenyum. Ia tahu gadis didepannya sedang gugup. Lalu, bagaimana caranya agar ia tidak gugup lagi? Ah, nanti juga ia terbiasa dengan Kevin. Yup! Itu harus


So, what we gonna do

🍁

"Jadi bagaimana dengan kuliahmu?" Kevin membuka pembicaraan, setelah cukup lama keheningan menyelimuti mereka yang tengah berada didalam mobil.

Adsila yang tadinya sedang asik memandang ke luar jendela seraya memutar mutar handphone-nya langsung memutar arah pandangnya ke Kevin yang sedang fokus menyetir. Sstt, tiba tiba saja rasa gugup Adsila memudar dengan sendirinya. Syukurlah

"Berjalan baik" Adsila tersenyum. Sayang Kevin tidak melihatnya. Ia malah melihat ketika Adsila menundukkan kepalanya. Tangannya masih setia memutar mutar handphone-nya.

"Jangan terus diputar, nanti dia bisa pusing" Adsila yang bingung dengan perkataan Kevin langsung menatapnya dengan wajah bingungnya.

My Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang